Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi relasi pertemanan (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi relasi pertemanan (pexels.com/Ron Lach)

Relasi pertemanan tidak selalu diisi orang-orang inspiratif. Tanpa sadar ada mereka yang menganggap segala sesuatunya kompetisi. Pada akhirnya relasi pertemanan justru terkontaminasi persaingan.

Jika itu kompetisi secara sehat dan saling mendukung tentu tidak masalah. Namun yang terjadi justru bentuk persaingan tidak sehat. Jika dalam relasi pertemananmu muncul lima tanda ini, mulailah untuk waspada.

1. Relasi pertemanan diisi orang-orang yang suka pamer

ilustrasi relasi pertemanan (pexels.com/Antoni shkraba)

Alangkah beruntungnya kamu jika berada dalam lingkup pertemanan orang-orang inspiratif. Namun, lingkup pertemanan tidak selalu demikian. Relasi yang tadinya bersahabat berubah jadi persaingan.

Salah satu tandanya saat relasi pertemanan diisi orang-orang suka pamer. Entah pamer dari segi harta benda maupun pamer status sosial. Antara satu orang dengan yang lainnya saling membanggakan diri masing-masing.

2. Adanya sikap saling menjatuhkan agar dirinya terlihat paling unggul

ilustrasi relasi pertemanan (pexels.com/Cottonbro studio)

Relasi pertemanan yang didominasi persaingan tentu bikin suasana gak nyaman. Kamu tidak bisa tenang dan merasakan ketulusan yang sesungguhnya. Suasana pertemanan justru identik dengan permusuhan.

Salah satu tandanya saat relasi pertemanan didominasi sikap saling menjatuhkan, agar dirinya terlihat paling unggul. Seseorang rela melakukan segala cara untuk menjadi yang paling baik. Tidak terkecuali dengan mengorbankan teman sendiri.

3. Timbul rasa iri jika seseorang memiliki pencapaian membanggakan

ilustrasi relasi pertemanan (pexels.com/Darina Belonogova)

Pencapaian seseorang tidak seharusnya dijadikan titik kebencian. Justru sebaliknya, ini adalah motivasi bagi diri sendiri. Namun, relasi pertemanan yang didominasi persaingan rupanya tidak memiliki budaya tersebut.

Mereka bukannya ikut bangga jika seorang teman memiliki pencapaian. Sebaliknya, timbul rasa iri dan kebencian. Semua orang saling bergosip jika ada yang meraih pencapaian membanggakan. Seolah itu aib yang memalukan.

4. Banyak orang yang ingin menonjolkan pencapaian dirinya secara berlebihan

ilustrasi relasi pertemanan (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Setiap orang dikaruniai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mengembangkan potensi bukan berarti menonjolkan diri secara berlebihan. Apalagi meremehkan orang lain.

Ciri ini bisa dijumpai pada lingkup pertemanan yang terkontaminasi persaingan. Antar individu saling menonjolkan dirinya secara berlebihan. Apalagi sampai turut diwarnai sikap merendahkan antar sesama yang dianggap tidak memiliki prestasi.

5. Menempatkan orang-orang di sekitarnya sebagai pesaing yang harus disingkirkan

ilustrasi relasi pertemanan (pexels.com/Antoni shkraba)

Hampir semua orang pasti mendambakan lingkup pertemanan yang dikelilingi orang-orang tulus dan suportif. Namun, lingkup pertemananmu tanpa sadar justru terkontaminasi persaingan. Tentu saja Ini menimbulkan keretakan.

Apa tandanya jika lingkup pertemanan terkontaminasi persaingan? Masing-masing orang menganggap teman di sekitarnya sebagai pesaing yang harus disingkirkan. Segala cara dilakukan agar yang dianggap sebagai pesaing jatuh gagal.

Sering kali relasi pertemanan berubah jadi arena persaingan. Tentunya ini memiliki dampak negatif tersendiri. Bahkan memicu terjadinya permusuhan. Jika relasi pertemananmu menunjukkan lima tanda di atas, segera waspada. Tingkatkan keakraban dan solidaritas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team