Punya pasangan yang keras kepala bukanlah ancaman terbesar dalam hubungan kalian. Ia hanya tipe orang yang berpegang terlalu kuat pada keyakinannya. Dia tidak berselingkuh atau melakukan kekerasan fisik dan psikis terhadapmu.
Kalau kamu telanjur menikah dengan orang yang keras kepala, jangan jadikan perpisahan sebagai jalan keluar. Sekalipun menghadapinya bikin kamu capek, masih ada banyak cara untuk membuat hubungan kalian lebih santai. Lakukan kelima tips ini dan cobalah lebih cuek.
Orang yang keras kepala tetap akan seperti ini di depan siapa pun. Hanya karena kamu suami atau istrinya, bukan berarti ia bakal patuh sekali padamu. Kadang malah sifat keras kepalanya lebih parah di hadapanmu.
Penyebabnya, dia tak lagi merasa sungkan padamu. Berbeda bila ia bersama orang lain, dia mesti lebih menahan sifat aslinya. Seandainya pun kamu mampu mengurangi sifat keras kepalanya, sifat itu tidak hilang sepenuhnya.
Status sebagai suami istri tidak serta-merta membuat seluruh urusannya menjadi urusanmu juga. Hal-hal menyangkut pekerjaannya misalnya, masih dapat dimasukkan ranah pribadinya. Begitu pula permasalahan di keluarga besarnya.
Saat ia menunjukkan sifaf keras kepalanya terkait hal tersebut, kamu gak perlu berusaha kuat buat mengubahnya. Selain percuma, dia malah bisa merasa dirimu terlalu ikut campur. Jangan sampai ia menganggapmu sok tahu dan menjadi kesal.
Nah, apabila sifat keras kepalanya mulai gak pandang bulu hingga ke urusan kalian berdua, waktunya menegur. Contohnya, ia keras kepala tentang pendidikan anak atau rencana keuangan keluarga. Sikapnya ini memang gak boleh dibiarkan.
Bila kamu diam saja, lama-lama ia cenderung semena-mena padamu. Kamu gak punya lagi hak bersuara dalam keluarga. Oleh sebab itu, lekas ingatkan dia bahwa dalam hal ini dirimu punya hak buat ikut campur.
Orang yang keras kepala bukannya tidak pernah bingung. Terkadang ia juga benar-benar tak tahu tentang apa yang harus dilakukannya. Pun punya sifat keras kepala gak sama dengan terlalu gengsi meminta saran pada orang lain.
Jadi, tunggu saja pasangan menanyakan pendapatmu. Jika ia telah bertanya, berarti dia sangat siap mendengarkan serta mempertimbangkan apa pun saranmu. Apabila masukanmu menjawab permasalahannya, tentu dia akan mengikuti tanpa mendebat.
Sifat keras kepala pasangan bisa dikategorikan sudah melewati batas bila dia mengabaikan bahaya yang ada di depan mata. Nasihatmu sama sekali tidak digubrisnya. Mengingat besarnya risiko dari tindakan yang akan dia ambil, gak ada salahnya kamu mencari bantuan orang lain.
Tentu orangnya tak boleh sembarangan. Dia harus sosok yang amat berpengaruh dalam kehidupan pasangan. Misalnya, saudara yang paling dekat dengannya atau mertuamu. Pasangan mungkin lebih bisa menurut pada mereka.
Sifat keras kepala pasangan tidak muncul tiba-tiba. Sejak kalian berpacaran pun kamu pasti telah mengetahuinya. Maka setelah menikah, dirimu hanya perlu terus menyesuaikan diri dengannya. Biasanya sifat keras kepala ini akan menurun seiring dengan meningkatnya rasa percayanya padamu.