Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Orang Merasa Puas setelah Pamer Kemesraan, Pembuktian?

ilustrasi pasangan (pexels.com/Elizabeth Zernetska)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Elizabeth Zernetska)

Kita mungkin sudah bosan menyaksikan aksi pamer kemesraan yang dilakukan di media sosial maupun kehidupan sehari-hari. Apa yang dilakukan pasangan kekasih di depan orang banyak atau unggahan mereka di medsos terasa sudah berlebihan. Ini ditandai dengan pengabaian etika serta seringnya aksi pamer kemesraan terjadi.

Namun, orang yang melakukannya mungkin sama sekali tidak peduli. Bukannya berniat untuk mengurangi kebiasaan pamer kemesraan, mereka malah tambah gencar melakukannya. Ada kepuasan besar yang dirasakan dan bersumber dari enam hal berikut.

1. Sangat bangga dengan pasangannya dan status mereka

ilustrasi pasangan (pexels.com/August de Richelieu)
ilustrasi pasangan (pexels.com/August de Richelieu)

Jika seseorang tidak bangga dengan pasangannya, kecenderungannya adalah menyembunyikannya. Bahkan dia sengaja tampil bak jomlo karena malu kalau ketahuan berpasangan dengannya. Sebaliknya, rasa bangga berlebih pada pasangan dan status hubungan mendorong seseorang buat pamer kemesraan.

Bangga yang dimaksud bisa terkait banyak hal. Seperti merasa pasangan sangat tampan atau cantik, terkenal, kaya, atau mereka telah melalui begitu banyak ujian sebelum akhirnya bersama. Oleh sebab itu, jangan kaget bila pelakor atau pebinor yang memandang perbuatannya sebagai prestasi pun gak malu untuk pamer kemesraan.

2. Membuktikan hubungan mereka baik-baik saja

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)

Terlepas dari sesuai atau tidaknya antara apa yang dipamerkan dengan kondisi aslinya, kemesraan yang diumbar bertujuan buat membuktikan sesuatu. Tak heran jika di tengah badai, sejumlah pasangan kerap mendadak suka pamer kemesraan. Ini dilakukan buat menjawab rumor yang beredar tentang hubungan keduanya.

Makna pembuktian yang kedua adalah tak lebih dari upaya mendukung ekspektasinya sendiri. Contohnya, orang yang menyangkal nasib rumah tangganya yang seperti telur di ujung tanduk. Dia masih sangat ingin perkawinan itu bertahan sehingga mengunggah setiap dokumentasi lama yang menunjukkan kemesraan mereka.

3. Kode agar tak ada yang mengganggu hubungan mereka atau menggodanya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)

Pamer kemesraan juga dapat dibaca sebagai pernyataan seseorang atas kedudukannya dalam kehidupan orang lain. Jika dibahasakan, aksi pamer ini akan terdengar sebagai "Akulah pasangannya." Dengan pernyataan seperti ini, dia berusaha membentengi hubungan mereka dari kehadiran orang ketiga.

Aksi pamer kemesraan juga bisa dilakukan untuk menghentikan godaan yang diterima seseorang dari lawan jenis. Mereka harus tahu bahwa dirinya sudah punya pacar atau suami/istri. Untuk maksud ini, biasanya aksi pamer kemesraan memang efektif buat bikin lawan jenis sungkan.

4. Pembuktian pada mantan pasangan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)

Orang yang diam-diam masih memendam kebencian pada mantannya juga bisa menjadi doyan pamer kemesraan. Dia bakal merasa puas kalau mampu membuat mantannya insecure melihat pasangannya sekarang. Terlebih bila pasangan barunya memiliki sejumlah kualitas diri yang tak ada pada mantannya.

Tentu saja motivasi seperti ini tidak baik. Apa artinya seseorang sudah mempunyai pasangan baru, tetapi pikirannya masih fokus pada mantannya? Pasangan yang sekarang malah dijadikan senjata pembalas dendam.

5. Sekalian menunjukkan kelas sosial dan ekonomi mereka

ilustrasi pasangan (pexels.com/Vlada Karpovich)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Vlada Karpovich)

Aksi mempertontonkan kemesraan tak jarang juga diikuti dengan pamer materi atau kedudukan sosial. Contohnya, memamerkan kehadirannya bersama pasangan di sebuah acara untuk kalangan terbatas. Begitu pula pamer kemesraan dengan latar belakang tempat wisata yang memerlukan biaya besar untuk bisa ke sana.

Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Rasa bangga diperoleh bukan cuma dari sosok pasangan, melainkan juga kelas sosial ekonomi mereka. Dalam berbagai aksi pamer berikutnya, pasti ada simbol-simbol kekayaan serta kelas sosial mereka di masyarakat.

6. Panen pujian

ilustrasi pasangan (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Kampus Production)

Sebesar apa pun semangat seseorang buat pamer kemesraan, perbuatan ini biasanya gak berlanjut kalau minim pujian. Ia sudah berusaha menarik perhatian banyak orang dengan berbagai bentuk kemesraannya bersama pasangan. Akan tetapi, reaksi orang-orang tak sesuai harapan.

Dengan sendirinya, aksi pamer kemesraan pelan-pelan akan berhenti. Namun selama aksi itu mendulang banyak pujian, seseorang bakal terus mengulanginya. Pujianlah yang memberinya kepuasan besar, bukan hubungannya dengan pasangan.

Sebesar apa pun kepuasan yang diperoleh dari memamerkan kemesraan dengan pasangan, itu bukan jaminan atas keberlangsungan hubungan. Bahkan terkadang tak menggambarkan kondisi hubungan yang asli. Jangan terjebak pada kepuasan semu dan mengabaikan kualitas hubungan yang sesungguhnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us