Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Sebab Pasangan Malas Menemanimu Berbelanja

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berbelanja ditemani pasangan memang lebih menyenangkan. Dia bisa bantu membawakan belanjaanmu, kasih pendapat, serta mengingatkanmu jika ada barang yang terlupakan. Berbelanja bareng pasangan juga membantu kalian lebih terbuka tentang keuangan serta saling memahami kebutuhan bersama.

Tapi jika kamu senang ditemani suami atau istri saat berbelanja, bagaimana dengannya? Apakah dia juga suka melakukannya atau sebetulnya hanya terpaksa? Kalau boleh jujur dan dirimu janji gak bakal marah, ia mungkin lebih gembira bila kamu pergi sendiri saja.

Dirimu dapat mengetahui perasaannya yang sesungguhnya dari raut wajahnya setiap diajak berbelanja. Ia tampak kurang antusias dan selama di tempat perbelanjaan selalu berusaha menjaga jarak darimu. Bila dia sudah gak tahan, ia mendesakmu buat segera pulang atau tiba-tiba menghilang sampai kamu mencari-carinya. Berikut enam alasan yang bikin pasangan malas menemanimu berbelanja.

1. Terlalu lama memilih produk

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Vitor Gusmão Shimabukuro)

Untuk memutuskan membeli satu produk saja, kamu lama sekali dalam memilihnya. Bahkan dirimu dapat merasa tidak puas dengan satu toko lalu pindah ke toko-toko lainnya. Nanti ujung-ujungnya dirimu kembali ke toko pertama. Misalnya, saat kamu hendak membeli pakaian.

Namun, kebiasaan berlama-lama dalam memilih juga bisa berlaku untuk jenis belanjaan lain termasuk makanan dan minuman. Maksudmu memang baik, yaitu lebih cermat dalam membaca komposisi serta kandungan nutrisi dalam setiap produk serupa. Hanya saja, ini terlalu makan waktu. 

Apabila buat memutuskan 1 produk yang masuk keranjang saja dirimu membutuhkan waktu 3 menit, 10 produk sudah menghabiskan waktu setengah jam. Belum waktu mengantre di kasir dan kalau-kalau ternyata masih ada belanjaan yang kurang. Kamu mesti kembali lagi ke toko serta menambah panjang waktu belanja.

2. Menawar harga terlalu sengit bikin dia gak enak pada penjualnya

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Rossella Fasoli)

Tawar-menawar harga memang diperbolehkan, khususnya jika kamu berbelanja di pasar tradisional. Akan tetapi, tetap perhatikan batas kesopanan dalam meminta potongan harga. Jangan bikin pasangan yang menemanimu sampai malu walaupun dirimu tetap percaya diri.

Menawar harga secara berlebihan mengesankan kamu terlalu pelit dan tega pada penjualnya. Seolah-olah pedagang gak boleh pulang dengan membawa keuntungan buat menyambung hidup bersama keluarga. Pasanganmu juga bisa kena getahnya, yaitu dianggap sama kikirnya denganmu.

Tawarlah harga secukupnya saja. Tanyakan apakah harganya masih bisa turun atau tidak? Biasanya pedagang akan langsung menyebutkan harga setelah didiskon. Sampai di sini, kesempatanmu menawar harga tinggal sekali lagi.

Apabila penjual gak mau kembali menurunkan harga, pilihanmu hanya membelinya atau pergi. Jangan terus menawar hingga kalian seperti tengah berdebat sengit. Kasihan pasanganmu yang menunggu sampai merasa kehilangan wajah saking malunya dengan aksimu.

3. Ada pedagang yang lebih dekat, tapi kamu pilih yang jauh

ilustrasi di pasar (pexels.com/Pragyan Bezbaruah)

Ketika berbelanja sambil mengajak orang lain, kamu harus punya alasan yang sangat kuat jika ingin melewatkan beberapa pedagang yang lebih dekat. Misalnya, selisih harganya jauh atau kualitas produknya benar-benar berbeda. Apabila nyaris gak ada perbedaan yang berarti, belilah dari penjual yang terdekat.

Ini mencegah pasanganmu bad mood  karena mesti mengikuti atau mengantarmu ke lapak yang lebih jauh. Kamu mungkin gak keberatan untuk cara belanja yang lebih ribet begini demi alasan kecil. Namun, pasanganmu amat berbeda. Dia lebih suka berbelanja secara simpel di pedagang yang paling dekat.

Lain kali saja dirimu berjalan sampai ke lapak terjauh, seperti ketika pasangan gak ikut. Atau, dia lagi semangat jalan-jalan. Bila tampaknya ia terburu-buru atau sedang kurang fit, biarkan pedagang terdekat yang memperoleh rezeki melalui belanjaanmu. Kalau penjualnya berjajar sih, mungkin dia masih santai. Tapi bila berjarak lumayan jauh, ia menjadi malas.

4. Segala hal dibeli

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Gustavo Fring)

Pasanganmu cukup selektif ketika berbelanja apa pun. Sementara itu, kamu cenderung jorjoran dalam berbelanja. Dirimu selalu berprinsip kalau-kalau nanti suatu produk dibutuhkan. Akibatnya, keranjang belanja penuh dalam waktu singkat.

Dia sampai geleng-geleng kepala. Perlu usaha ekstra untuknya menahanmu dari membeli setiap produk yang ada di toko. Jika ia tidak mengawasimu, uang yang harus dibayarkan menjadi banyak sekali. Padahal, apa pun yang dibeli secara berlebihan pasti menjadi tak terpakai.

Termasuk bahan makanan yang hanya bakal rusak kalau tidak segera dimasak. Daripada pasanganmu senewen, mulailah berbelanja dengan membawa daftar kebutuhan. Juga batasi uang tunai atau saldo kartu debet dan limit kartu kredit yang kalian bawa agar mau tak mau dirimu menahan diri dari dorongan membeli produk yang gak urgen.

5. Sedikit-sedikit tanya pendapatnya

ilustrasi memilih pakaian (pexels.com/MART PRODUCTION)

Tentu pasangan cukup senang kalau dimintai pendapat olehmu. Itu artinya, penilaiannya dianggap penting dan dapat memengaruhi keputusanmu. Akan tetapi, terlampau sering ditanya pendapat juga bisa membuatnya sebal. Termasuk ketika kamu berbelanja.

Itu mengesankan dirimu sebenarnya gak yakin dengan apa yang hendak dibeli. Boleh jadi sesungguhnya kamu tak perlu membeli apa pun dan kalian menjadi jauh lebih hemat. Dia juga tidak mau bila nanti tahu-tahu disalahkan setelah kalian sampai di rumah dan dirimu kurang puas dengan pilihannya.

Pasangan pun bisa merasa malu ketika diskusi panjang lebar kalian didengarkan oleh orang-orang di sekitar. Selama barang yang akan dibeli gak terlalu mahal dan akan kamu pakai sendiri, jatuhkan pilihan sesuai keinginanmu saja. Begitu juga untuk kebutuhan harian. Ambil saja produk yang telah biasa kalian beli.

6. Terlalu lama mengobrol dengan penjual atau pelayan

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Ron Lach)

Mungkin kamu hanya bermaksud lebih ramah pada pedagang yang sudah menjadi langgananmu. Atau, dirimu berharap bakal memperoleh potongan harga setelah bercakap-cakap lama dengannya. Akan tetapi, pasanganmu rupanya justru terganggu. Selain bikin waktu berbelanja lebih lama, dia juga merasa gak enak pada pembeli yang lain.

Dengan kamu terus mengajak pedagang berbincang, pelayanan pada pembeli lainnya bisa terganggu. Juga tergantung dari isi percakapan kalian. Mungkin tak jarang saat dirimu berbelanja di warung tetangga ujung-ujungnya justru membicarakan tetangga yang lain alias bergosip.

Kalau penjualnya lawan jenismu, pasangan sedikit banyak bakal merasa cemburu. Dirimu seolah-olah genit sekali. Pasangan ada di dekatmu saja, kamu tidak peka dan lebih menjaga sikap. Apalagi ketika ia tidak menemanimu berbelanja. Jika pasanganmu kurang suka mengobrol ke sana kemari, segera bayar belanjaanmu dan pulang.

Siapa pun orang yang menemanimu berbelanja, kamu memang harus memperhatikan karakter serta keperluan-keperluannya. Jangan bikin pasangan yang beda gaya denganmu saat berbelanja serta memiliki banyak kesibukan kehabisan kesabaran ketika mendampingimu. Jika perlu dirimu saja yang menjadi juru belanja keluarga apabila pasangan malas menemanimu berbelanja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us