Belum pernah pacaran sampai usia dua puluhan saja sudah sering dianggap aneh. Apalagi kalau tetap melajang di usia yang lebih matang, seperti tiga puluh tahun ke atas. Sudah pasti makin banyak orang yang berkomentar miring.
Gak mudah memang menghadapi standar masyarakat tentang usia yang tepat untuk menikah. Terlebih jika kamu perempuan. Namun gak selamanya juga kamu akan kehilangan kepercayaan diri karenanya. Ini buktinya:
Hanya karena kamu sendiri belum ingin terikat dengan seseorang, bukan berarti kamu perlu sewot kalau ada orang pacaran. Kamu tetap santai berada di tengah mereka. Kalaupun sampai merasa terusik, itu murni karena adanya pasangan yang berlebihan dalam bermesraan.
Sejauh masih tahu etika sih, kamu gak masalah. Bahkan diajak jalan bareng teman-temanmu yang membawa pasangan masing-masing pun kamu oke-oke saja. Kamu gak seketika berpikir mereka cuma hendak membuatmu iri.
Kamu malah merasa senang karena itu artinya kamu tetap dihargai dan diakui sebagai teman sekalipun pilihan hidup kalian mungkin berbeda. Misalnya, jika memang kamu memutuskan untuk gak menikah sementara teman-temanmu sangat bersemangat menyegerakan pernikahan.
Bukan malah paling doyan mengompori orang lain biar putus apalagi bercerai. Bahkan jika teman atau saudaramu sedang ada masalah dengan pasangannya, kamu membantunya untuk menenangkan diri agar bisa melihat masalahnya dengan lebih jernih.
Kamu ikut bahagia jika hubungan asmara orang-orang di sekitarmu berjalan baik dan langgeng. Sebaliknya, kamu akan ikut prihatin kalau ada hubungan yang kandas. Dengan sikapmu ini, gak heran kalau kamu sering menjadi tempat curhat teman dan saudara yang lagi galau sama hubungan asmaranya.
Sekalipun beberapa orang mungkin jadi suka banget mengkritik fisik atau penampilanmu setelah kamu awet melajang, kamu gak terlalu memikirkannya. Kamu paham banget status single-mu bukan karena kamu gak menarik, selalu kalah dari pesona orang lain.
Kamu tahu itu cuma soal waktu. Atau memang seperti disebutkan dalam poin sebelumnya, kamu gak ingin terikat dengan seseorang. Sebagai cewek, kamu tetap merasa cantik. Sebagai cowok, kamu merasa gak kalah tampan dari cowok lain.
Status single-mu memang memang melekat pada dirimu ke mana pun kamu pergi. Maka gak jarang, di lingkungan kantor pun ada yang bersikap kurang baik terkait statusmu itu. Akan tetapi, kamu gak lantas seperti kehilangan pijakan.
Kamu tetap sadar bahwa tujuanmu berada di kantor ialah untuk bekerja, apa pun statusmu. Kamu gak lantas kikuk bekerja sama dengan teman yang lawan jenis hanya karena kelamaan menjomlo.
Kamu juga gak pusing memikirkan weekend nanti mau menghabiskan waktu sama siapa. Yang kamu pikirkan hanyalah menyelesaikan tugas-tugasmu sebaik mungkin. Gak heran, kariermu terus berkembang dan kamu menjadi single yang amat berkualitas.
Kalau kamu jadi panik terus asal-asalan dalam mencari pasangan, itu tandanya kepercayaan dirimu sudah menurun drastis. Selain tentu saja malah membahayakan hidupmu sendiri. Berpasangan dengan orang yang gak tepat akan membuat hidupmu sengsara, lho.
Kamu gak mau menurunkan standar untuk calon pasanganmu bukan karena sifatmu yang amat kaku. Namun sejak awal menetapkannya, kamu telah memikirkannya masak-masak. Kamu tahu dirimu layak untuk berpasangan dengan seseorang yang memenuhi standar itu.
Komentar pedas orang tentang status lajangmu memang kadang sangat menyakitkan. Wajar jika kamu merasa tersinggung. Namun itu gak lantas membuatmu ingin terus bersembunyi dari orang-orang.
Kamu tetap menjalani hari-harimu dengan normal. Kalau memang ada orang yang komentarnya selalu keterlaluan, kamu cukup menjauhi orang itu. Bukan semua orang dan malah membuat diri sendiri terkucil.
Sayang banget memang, jika kamu sampai kehilangan kepercayaan diri hanya karena masih melajang ketika kebanyakan temanmu sudah punya pacar bahkan menikah. Kualitas dirimu gak ditentukan oleh statusmu kok. Jadi, gak usah minder lagi, ya!