Berdasarkan psikologi, seseorang bisa saja sedang selingkuh namun tidak menyadarinya. Micro-cheating adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan usaha terkecil untuk tidak setia pada pasangan baik dilakukan secara emosi maupun fisik.
Micro-cheating disebut juga selingkuh tapi hanya sedikit dan seringkali tanpa disadari. Istilah ini muncul seiring dengan perkembangan teknologi dan media sosial. Inilah beberapa contoh micro-cheating di medsos.
Memberi 'like' atau 'love' atau reaction apapun di medsos terhadap seseorang yang dikagumi selain pasangan kita sendiri bisa jadi merupakan tanda micro-cheating, terlebih jika pasanganmu biasanya jarang bermain medsos. Sebenarnya wajar-wajar saja untuk menyukai orang lain selain pasangan sendiri, namun kalau kamu tidak ingin rasa suka itu merusak hubungan yang sudah terjalin lebih baik perasaan suka itu disimpan saja.
Kepo merupakan hal wajar dan positif namun tidak kepada mantan. Facebook, Twitter dan Instagram tidak memiliki fitur untuk menunjukkan siapa-siapa saja yang telah kepo terhadap profilmu. Hal ini bisa menjadi celah yang bagus bagi orang-orang yang susah move-on dari mantan untuk terus stalking mantannya tersebut.
Sebenarnya tergantung pada konteksnya, jika pasanganmu menggunakan emoji hati atau bunga dan semacamnya untuk memberikan ucapan selamat atas pertunangan, pernikahan atau kelulusan maka hal itu wajar-wajar saja untuk dilakukan. Atau saat pasanganmu memberi emoji 'love' saat membicarakan tentang bayi, wajar saja jika mengirim emoji hati.
Namun kamu harus waspada jika pasanganmu mulai ketahuan mengirim emoji hati atau sejenisnya di luar konteks-konteks kewajaran tersebut kepada orang lain, bisa jadi dia sedang melakukan micro-cheating. Atau saat kamu tiba-tiba mendapat kiriman bungan dan hati dari orang lain, segeralah jauh-jauh dari orang tersebut jika ingin hubunganmu terhindar dari micro-cheating yang menjurus ke selingkuh betulan.
Tidak mau memutus tali silaturahmi biasanya menjadi kedok bagi seseorang yang masih menyimpan kontak mantan atau pujaan dengan nama samaran, Jika kamu melakukan hal ini, lebih baik komunikasikan dengan pasangan. Kamu akan merasa lebih nyaman jika sudah membicarakannya dengan kekasih hingga tidak perlu lagi menyimpan nama si mantan dengan nama alias. Eits, tapi kemungkinan pasanganmu akan men-delete kontak tersebut!
Menyimpan nama pujaanmu dengan nama gender lain juga termasuk micro-cheating, seperti mengganti kontak Sinta menjadi Bambang misalnya. Walaupun hal ini semata-mata dilakukan agar pacarmu tak cemburu, lebih baik jangan dilakukan.
Kalau kamu sudah punya pasangan sehidup semati, maka tidak ada gunanya menonton film begituan. Bukan berarti kamu yang masih jomblo juga bebas menontonnya ya. Lebih baik kamu jauh-jauh dari menonton film biru.
Batasan micro-cheating sebenarnya dikembalikan lagi pada kesepakatan bersama pasangan. Selain tergantung pada kesepakatan, bisa juga tergantung pada seberapa serius hubungan yang telah kamu dan pasangan jalani.
Dalam beberapa kasus, ada pasangan yang menganggap batasan-batasan itu adalah pelanggaran terhadap hak-haknya. Daripada muncul pertengkaran hebat yang tidak berujung, lebih baik sudahi saja hubunganmu dengan pasangan jika tidak juga ditemukan kata sepakat.
Jadi, sebenarnya yang kamu dan pasanganmu butuhkan adalah komunikasi dan transparansi. Jika kamu dan pasanganmu saling jujur, apalagi bagi pasangan sehidup semati, maka yang namanya micro-cheating itu kemungkinan besar tidak akan terjadi. Atau, kamu dan pasanganmu malah semakin toleran dengan micro-cheating! Oops.
Pernahkah kamu atau pasanganmu melakukan micro-cheating?