6 Tipe Kekerasan dalam Hubungan Percintaan, Sudah Tahu?

14 Mar 2021, 18:37 WIB

Unsplash.com/Sidney Sims

Kekerasan dalam hubungan merupakan hal yang seringkali kita dengar, atau bahkan terjadi kepada orang-orang terdekat, seperti kerabat atau teman. Umumnya, yang seringkali menjadi korban adalah pihak perempuan, namun tidak menutup kemungkinan laki-laki juga bisa menjadi korbannya.

Jika mendengar kata kekerasan, biasanya yang terlintas di benak kita adalah kekerasan fisik, seperti memukul, menampar dan lainnya yang dapat dilihat secara visual. Namun, sebenarnya ada banyak tipe kekerasan dalam hubungan, tidak hanya kekerasan fisik saja. Apa saja jenisnya? Melansir loveisrespect.org, berikut merupakan 6 tipe kekerasan dalam hubungan percintaan yang perlu kita ketahui :

1.Physical abuse atau kekerasan fisik

Unsplash.com/Diana Polekhina

Physical abuse adalah kekerasan yang melibatkan fisik atau anggota tubuh yang dapat menyebabkan rasa sakit, cacat bahkan kematian. Contoh dari kekerasan fisik yaitu: menampar, menendang, mencekik, mengancam dengan senjata, melempari dengan barang-barang dan menarik atau mendorong secara paksa.

Walaupun kekerasan yang dilakukan tidak menyebabkan rasa sakit, misalnya dengan menarik paksa di tempat umum, namun hal tersebut harus menjadi peringatan, karena sekecil apa pun kekerasan, tetaplah kekerasan yang bisa semakin menjadi-jadi jika tidak segera disudahi.

2.Emotional and verbal abuse atau kekerasan emosi dan verbal

Unsplash.com/Engin Akyurt

Emotional and verbal abuse merupakan kekerasan yang dilakukan dengan tidak menyakiti fisik, namun menyerang emosi korban dengan kata-kata kasar dan merendahkan. Contoh dari kekerasan ini adalah penghinaan, intimidasi, ancaman, tuduhan selingkuh tanpa adanya bukti dan manipulasi atau menimbulkan rasa bersalah dalam diri korban atas tindakan yang tidak pernah dilakukan oleh korban.

3.Sexual abuse atau kekerasan seksual

Unsplash.com/Maddi Bazzocco

Sexual abuse adalah tindak kekerasan seksual berupa pemaksaan yang dilakukan kepada korban untuk berhubungan badan atau pun aktivitas seksual lainnya. Contohnya adalah pemerkosaan, ciuman yang tidak diinginkan dan memaksa untuk tidak menggunakan pengaman atau kondom saat berhubungan.

Jadi, walaupun sudah menjadi pasangan, pacar bahkan suami istri, aktivitas seksual yang dilakukan atas dasar pemaksaan merupakan sebuah bentuk kekerasan.

4.Financial abuse atau kekerasan finansial

Unsplash.com/Akexander Mils

Financial abuse adalah kekerasan yang dilakukan dengan mengatur atau mengawasi keuangan pasangan. Contoh dari bentuk kekerasan ini adalah menggunakan kartu kredit pasangan tanpa izin, melarang pasangan untuk bekerja, menyimpan gaji pasangan dan menyembunyikannya, melarang pasangan untuk membawa kendaraan pribadinya dan memantau pengeluaran pasangan.

5.Digital abuse atau kekerasan digital

Unsplash.com/Yogas Design

Digital abuse adalah suatu bentuk kekerasan emosional atau verbal secara online melalui sosial media. Contoh dari bentuk kekerasan digital adalah dengan meminta password medsos pasangan, mengatur apa yang boleh dan tidak boleh diposting, mengatur pertemanan di medsos, memaksa pasangan untuk mengirim foto atau video yang tidak senonoh, memeriksa pesan di ponsel pasangan dan memasang GPS dengan maksud untuk mengawasi pasangan.

6. Stalking

Unsplash.com/Priscilla Du Preez

Stalking adalah perilaku tidak menyenangkan yang mengakibatkan pasangan merasa terganggu dan tidak nyaman. Contohnya adalah dengan mendatangi rumah atau tempat kerja pasangan tanpa izin.

Selain itu, stalking juga sering terjadi pada pasangan yang sudah putus. Mantan yang belum bisa menerima seringkali mengirim pesan, menelpon berulang kali dan melihat postingan medsos mantan pasangannya. Hal ini juga dikategorikan dalam stalking yang merupakan bentuk kekerasan.

Demikian 6 bentuk kekerasan yang bisa terjadi dalam suatu hubungan percintaan. Jika di sekelilingmu ada yang sedang mengalami hal tersebut, bantuan dia untuk keluar dari hubungan yang tidak sehat. Bila perlu, kamu dapat membawanya ke profesional untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.