Menjadi sosok yang selalu ingin menyenangkan orang lain memang terlihat sebagai sifat yang baik. Banyak orang menganggap perilaku seperti itu sebagai bentuk empati dan kepedulian terhadap perasaan pasangan. Namun, saat kebiasaan tersebut berubah menjadi kebutuhan berlebihan untuk selalu disukai, justru bisa menimbulkan dampak negatif bagi keseimbangan hubungan.
Berhenti menjadi people pleaser bukan berarti menjadi egois, melainkan belajar untuk menempatkan batasan yang sehat dalam hubungan. Dengan mengenali alasan-alasan yang mendorong perubahan ini, seseorang dapat mulai membangun hubungan yang saling menghormati dan berlandaskan keseimbangan emosional yang sehat.
Berikut ketujuh alasan penting mengapa harus berhenti menjadi people pleaser dalam hubungan. Simak sampai akhir, yuk!