Zaman sudah berubah, tapi di dalam keluarga tugas dapur masih kerap dilekatkan pada istri saja. Ini membuat perempuan terkadang disudutkan oleh pasangannya sendiri, hanya karena kemampuan memasaknya yang kurang.
Jika suami mencela kelemahan istri terkait pekerjaan dapur, tentu ia akan sedih bercampur kesal. Bukan begitu sikap suami yang baik. Berikut lima alasan mengapa seorang suami gak boleh mencela kemampuan pasangan dalam memasak yang pas-pasan.
Hampir bisa dipastikan dulu kamu jatuh cinta padanya bukan karena masakannya. Ada banyak hal lain yang membuatmu tertarik pada dia, mendekatinya, berpacaran, sampai kalian memutuskan menikah.
Sebab utama kamu mencintainya adalah sifat-sifatnya yang baik dan cocok denganmu. Barangkali dia sosok yang paling mampu memahamimu. Ia juga selalu mendukungmu meraih mimpi dan menghadapi berbagai persoalan.
Kehadirannya membawa banyak perubahan positif dalam kehidupanmu. Apakah seluruh alasan kamu mencintainya itu pantas digugurkan hanya oleh kemampuannya memasak yang gak sesuai ekspektasimu? Jangan menukar sekeranjang berlian dengan segenggam batu biasa.
Kenapa sih, menyorot kekurangan pasangan kalau dia juga punya kelebihan yang belum tentu dimiliki orang lain? Salah satu penyebab perempuan kurang ahli memasak biasanya kesibukan bekerja. Pekerjaannya sama sekali tidak berhubungan dengan masak-memasak.
Kamu boleh saja merasa kurang puas dengan masakannya. Akan tetapi, ingat untuk siapa istrimu bekerja? Selain buat diri sendiri, tentu juga demi membantumu menafkahi keluarga.
Jujurlah pada dirimu. Mana yang sekarang lebih kamu butuhkan? Istri yang sangat ahli di dapur atau seseorang yang mau membantumu mencukupi kebutuhan keluarga tanpa pernah mengeluh?
Ada begitu banyak tempat makan dan katering yang bisa dipilih. Kalian juga dapat mencari asisten rumah tangga yang mampu memasak. Jadi, jangan jadikan urusan memasak sebagai masalah besar.
Permasalahan dalam hidup sudah tak terbilang. Kamu gak perlu menambahinya dengan perkara siapa yang memasak di rumah. Ambil jalan keluar paling praktis dan sesuai kocek, tanpa saling menyalahkan.
Bila seorang suami mencela istrinya yang tidak pintar memasak, istri juga bisa berbuat serupa. Yaitu, dengan istri bersikap sinis kala kamu gak bisa memperbaiki setiap kerusakan di rumah, termasuk mesin kendaraan.
Setiap kali kamu harus memanggil tukang atau membawa kendaraan ke bengkel, istri menghinamu. Kira-kira bagaimana perasaanmu? Bersikap adillah pada istrimu seperti halnya kamu ingin diperlakukan olehnya.
Istri yang saat ini belum jago memasak, bukan berarti selamanya tidak akan bisa melakukannya dengan lebih baik. Boleh jadi dia hanya perlu pembiasaan. Kamu gak bisa menuntut istrimu langsung ahli di dapur kalau di rumah orangtuanya ia tak pernah memasak.
Di sana ada ART yang tidak cuma bersih-bersih rumah, melainkan juga menyiapkan makanan setiap hari. Atau, istrimu dulu lama indekos dan di sana tidak ada fasilitas dapur. Maklum saja penyebab kemampuan memasaknya pas-pasan. Kalian bisa belajar bareng di dapur biar tambah seru.
Apa tujuanmu menikah? Jangan sampai kamu mencari istri cuma agar selalu dilayani olehnya, termasuk soal makan. Ini sama saja kamu menempatkan diri seperti anak kecil yang masih harus diasuh penuh oleh orangtua.
Kamu adalah individu dewasa. Jangan manja apalagi cuma soal makanan. Istrimu tidak akan merasa terayomi kalau kamu manja dan selalu menuntut pelayanan penuh darinya.
Untuk bertahan hidup, semua makhluk hidup butuh makan. Namun, urusan manusia bukan cuma makan. Kurangi fokusmu terhadap persoalan perut.
Jangan jadikan ketidakmampuan istri memasak dengan lezat sebagai masalah besar dalam perkawinan kalian. Dengan begitu, kalian bisa lebih fokus pada hal-hal lain yang lebih penting. Seperti mendidik anak dan mewujudkan tujuan pernikahan.
Bersikaplah yang lembut dan toleran terhadap istri. Gak usah menuntutnya harus pandai memasak. Masih banyak sekali hal positif dari dirinya yang harus dihargai dan disyukuri asal kamu tidak menutup mata.