Selama ini, jomblo kerap digambarkan sebagai kondisi yang tidak ideal dalam masyarakat. Sementara itu, hidup berpasangan dijadikan sebagai tujuan sejumlah orang.
Namun, menjomblo bukanlah sebuah dosa. Kamu gak perlu berkecil hati kalau ada dalam situasi ini. Inilah fase yang kamu alami ketika menikmati masa jomblo.
Di fase ini, kamu baru saja memulai masa jomblomu. Kamu sedang tidak ingin diganggu oleh siapa pun karena mau menenangkan diri. Namun, tumbuh sikap bahwa kamu bisa melalui ini semua.
Kamu melampiaskan itu dengan cara lebih giat dalam bekerja supaya karier menanjak dan gaji ikut naik. Lainnya lagi, ada yang menggelontorkan sejumlah uang untuk berbelanja atau pergi ke salon demi memperbarui penampilan.
Perlahan tapi pasti, kamu mulai bangkit. Pertemananmu lebih luas daripada sebelumnya. Bahkan, banyak wajah-wajah baru yang menghiasi kehidupanmu.
Di tahap inilah, kamu mulai mengharapkan hadirnya sosok pendamping di lingkungan pertemananmu. Meski peluangnya tidak pasti, namun kamu tetap berusaha.
Suatu saat, kamu mengenal sosok baru. Lewat beberapa obrolan, kalian menemukan sejumlah kecocokan. Wajar saja jika kamu mulai berharap dialah pasanganmu berikutnya.
Sayangnya, hatimu harus patah lagi karena satu dan lain hal. Misalnya, karena statusnya, karena visi-misinya di masa depan tak sesuai denganmu, dan lainnya. Selepas itu, kamu kembali merasa sendiri dan tidak ada lagi tempat bertukar pikiran.
Di tahap ini, kamu mulai lelah mencari pasangan secara gencar-gencaran. Kamu ingin rehat sementara waktu atau menemukan jodoh secara santai sembari beraktivitas sehari-hari saja.
Namun, lain dengan lingkungan di sekitarmu. Dari keluarga hingga teman mulai bertanya-tanya ketika kamu sedang ingin relaks sedikit. Malahan, mereka yang pontang-panting mencarikan sosok yang tepat untukmu.
Setelah melalui masa rehat, kamu merenung dan menyadari sesuatu. Kamu sadar kalau tidak ada sosok yang benar-benar sesempurna kriteriamu.
Di fase inilah, kamu mungkin akan mencoba menurunkan kriteria. Lebih tepatnya, membuka peluang untuk menerima dan memeluk perbedaan orang lain.
Selama menjomblo, fokusmu mungkin sedikit lebih berkurang. Akibatnya, kamu bisa fokus pada pekerjaan dan kehidupan sosial. Padahal, sebelumnya kamu kurang bersosialisasi karena kerap menghabiskan waktu dengan mantanmu.
Kini, kamu tak lagi ngotot mencari pasangan. Ada kesadaran kalau jodoh yang tepat akan hadir di kala kamu sudah mematangkan diri. Selain itu, kamu juga mulai menikmati hasil dari karier dan kehidupan sosial yang baik.
Ternyata, ini lebih menyenangkan rasanya ketimbang memaksakan menikah tapi hidup tak bahagia. Benar, bukan?
Kehidupanmu sudah lebih mapan dan semakin membahagiakan. Kamu tidak lagi berharap berlebihan soal cinta. Memang, ajakan kencan dan bertemu orang baru selalu ada. Tawaran dari mak comblang juga kamu ikuti. Tapi, kamu lebih mengalir mengikutinya.
Apa pun hasilnya, lanjut ke pernikahan atau tidak, kamu menerima dengan hati riang. Toh, memaksakan diri akan membawa pada kelelahan sendiri. Kamu benar-benar total dalam menikmati hidup menjomblo.
Itulah fase yang akan kamu lewati ketika menikmati hidup menjomblo. Gak usah sedih ya jika situasinya masih belum mendukungmu untuk bertemu jodoh!