Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Sebab Pasangan Marah saat Disuruh, Salah Cara Bicara?

ilustrasi pasangan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Sebagai pasangan suami istri atau kekasih tentu sudah seharusnya kalian saling membantu. Jangan sampai kamu atau dia sebenarnya dapat saling menolong, tapi sampai harus memanggil orang lain untuk melakukannya. Apalagi dalam kehidupan berumah tangga, sepasang suami istri mesti benar-benar kompak di tengah banyaknya tugas domestik.

Namun, pernahkah ketika dirimu menyuruh pasangan buat melakukan sesuatu justru berbuah reaksi yang tidak menyenangkan darinya? Misalnya, raut wajahnya langsung cemberut atau bahkan ucapannya pedas serta dengan nada tinggi. Kenapa responsnya seperti ini?

Apakah dia betul-betul tak peduli dengan kesulitanmu atau malah dirimu yang melakukan kesalahan? Pasangan boleh jadi sebenarnya senang membantumu melakukan apa saja. Akan tetapi jika caramu menyuruhnya seperti di bawah ini, wajar bila pasangan marah saat disuruh dan sama sekali tidak mau mengerjakannya.

1. Kamu terlalu banyak menyuruhnya dari pagi sampai malam

ilustrasi pasangan (pexels.com/Vitaly Gariev)

Walaupun hubungan kalian telah begitu dekat bukan berarti kamu bebas sering-sering memerintah pasangan. Bagaimanapun juga, disuruh-suruh bukanlah hal yang menyenangkan. Kesannya ada pihak yang berkedudukan lebih tinggi daripada pihak lain. Jangankan pasangan yang disuruh olehmu.

Dahulu saja dirimu mungkin kerap kesal bila diperintah oleh orangtua. Padahal, mereka generasi di atasmu. Sementara kamu dan pasangan sebaya. Lebih jarang menyuruhnya lebih baik. Kalaupun dirimu harus memintanya melakukan beberapa hal, jangan terus-menerus dari pagi sampai malam. Di hari libur saja dia bakal merasa capek, lebih-lebih di hari kerja.

2. Tidak disertai kata tolong dan terima kasih

ilustrasi pasangan (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Kedekatan memang sering kali mengurangi sopan santun di antara dua orang. Masing-masing sudah terbiasa berinteraksi sehingga tak terlalu memerlukan basa-basi. Namun, dalam kaitannya dengan kamu meminta pasangan buat melakukan sesuatu, usahakan tetap pakai kata tolong.

Kata tersebut yang ditempatkan di awal kalimat memberitahunya bahwa dirimu benar-benar membutuhkan bantuan. Lalu akhiri dengan terima kasih begitu ia beranjak atau selesai melakukan sesuatu untukmu. Kata tolong serta terima kasih membuat pasangan merasa lebih dihargai. Ia pun merasa lebih ringan dalam melakukan tugas.

3. Dirimu gantian disuruh gak pernah mau

ilustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Pasangan bisa sebal apabila kamu cuma suka menyuruhnya, tetapi gak pernah mau ketika disuruh balik. Padahal, saat itu dia sangat membutuhkan bantuanmu. Namun, jawabanmu sering tidak menyenangkan. Seperti kamu menyebutnya manja atau lakukan sendiri saja.

Biar ia tak jengkel, dirimu juga mesti berbuat sama dengannya. Saat pasangan memintamu melakukan sesuatu untuknya, kamu pun mesti gerak cepat. Jangan pasang muka masam, ya. Bila dirimu tidak suka diperintah olehnya, kamu kudu adil dengan mengerjakan semuanya sendiri.

4. Kamu sebenarnya bisa melakukan sendiri

ilustrasi pasangan (pexels.com/Vitaly Gariev)

Pasangan akan menilai permintaan tolongmu. Apakah sesuatu memang tidak dapat dilakukan sendiri olehmu atau kamu cuma malas dan terlalu mengandalkannya? Ketika kalian baru menikah, sikap manjamu mungkin tak membuatnya keberatan. Akan tetapi, lama-kelamaan dia bakal capek.

Seolah-olah ia harus terus meladenimu buat berbagai hal. Bila pun dirimu ingin menciptakan kebersamaan dengan pasangan melalui aktivitas bersama, minta dia menemanimu. Artinya, kamu pun mesti tetap turun tangan melakukan sesuatu bareng pasangan. Bukan hanya dia yang repot.

5. Senang memerintah sekaligus mencela

ilustrasi pasangan (pexels.com/Eren Li)

Kebiasaanmu menyuruh saja telah bikin pasangan lelah. Apalagi bila ditambah dengan hobi mencela apa yang dilakukannya. Kamu seakan-akan tidak pernah puas dengan hasil kerjanya. Bahkan hal-hal sepele pun dipersoalkan. Contohnya, dirimu menyuruh pasangan buat bikin kopi.

Ia baru memasukkan gula di akhir setelah kopi diseduh dengan air panas. Kamu mencelanya dan berkata seharusnya kopi dan gula dimasukkan dulu baru dituang air panas. Begitu pun ketika dia hanya memberikan secangkir kopi tanpa tatakannya. Dirimu kembali tidak berkenan. Ketimbang ia salah terus di matamu, mending dirimu membuatnya sendiri.

6. Gak lihat-lihat dulu situasinya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Blue Bird)

Sama seperti saat kamu hendak meminta tolong pada siapa pun, menyuruh pasangan juga gak bisa asal-asalan. Perhatikan dulu dia sedang repot, lelah, seru menikmati sesuatu, atau cukup luang. Kalau pasangan sedang sama bahkan lebih repot daripada dirimu, hindari menambah bebannya. 

Tunggu saja sampai kerepotannya berakhir kalau kamu tetap ingin minta tolong. Namun bila kerepotanmu berakhir duluan, kerjakan sendiri saja. Demikian juga hindari langsung menyuruh-nyuruh pasangan ketika ia baru pulang kerja. Biarkan dia mandi, makan malam, dan melepas lelah sejenak.

Bahkan meski tampaknya ia hanya menonton hiburan, dirimu mesti menghargainya. Jangan mengganggunya ketika tayangan sedang seru-serunya. Terlebih kalau dia cuma bisa menikmati hiburan itu sekali seminggu. Tunggu keseruannya berakhir baru kamu memintanya melakukan sesuatu.

7. Harus seketika itu juga dilaksanakan

ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Contoh instruksi yang mesti dilakukan pasangan seketika itu juga adalah kamu lupa belum mematikan kompor. Ketika dirimu mengingatnya, kamu sedang keramas. Kompor yang tak kunjung dimatikan tentu amat berbahaya. Tepat untukmu segera berteriak memanggil pasangan dan menyuruhnya buat mematikan kompor.

Namun, tugas lain yang tidak terlalu mendesak perlu disikapi dengan lebih santai. Gak usah memburu-buru pasangan seakan-akan jika perintahmu tak dilaksanakan sekarang juga bakal berbahaya. Percaya saja ia akan tetap melakukannya nanti dengan pertimbangannya sendiri. Suasana hatinya niscaya memburuk jika dipaksa melaksanakan perintahmu sesegera mungkin.

Sebagai pasangan, kalian mesti sama-sama belajar untuk tak sering menyuruh. Begitu pun kalian perlu latihan lebih peka agar tanpa pasangan menyuruh, kamu dan dia sama sigapnya buat saling membantu. Jika pun dirimu terkadang perlu menyuruh pasangan, tetap perhatikan etika biar ia gak sebal. Jangan sampai membuat pasangan marah saat disuruh, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us