7 Sinyal Hubungan LDR Mulai Gak Sehat, Sadari Sebelum Terlambat!

Kunci utama hubungan LDR adalah kepercayaan dan komitmen. Hilangnya dua komponen tersebut menjadi tanda, kamu dan dia gak cukup bekal bertahan lama dalam hubungan ini. Apalagi sering timbul rasa curiga yang berlebihan. Gak jarang komitmen yang pernah dibangun bersama perlahan runtuh.

Frekuensi bertemu dan bertatap muka yang relatif berkurang, seolah membuatnya ragu dengan kesetiaanmu. Hingga sering mengintrograsi kegiatan harianmu dengan tuduhan yang bermacam-macam. Akhirnya kamu pun sadar, ternyata hubungan ini cukup rapuh dan membuatmu tersiksa jika dilanjutkan. Ketika masih ada rasa percaya, dia tak akan menaruh curiga kemana dan dengan siapa kamu bersama. Karena dia yakin, kamu mampu menjaga diri dan perasaannya dari jauh. 

Perbedaan waktu memang menjadi penghalang kalian untuk berkomunikasi ketika sama-sama sibuk. Hindari menciptakan jarak dalam jarak. Jika komunikasi mulai jarang, apalagi kamu gak lagi menjadi prioritas untuk apa masih menunggu. Sia-sia saja bukan?

Saat dia memiliki waktu luang yang memungkinkan kalian bertemu, dia justru memilih menemui teman-temannya. Setiap kali didesak untuk sejenak memberi waktu untukmu malah, dia banyak beralasan. Beberapa kali pesan darimu diabaikan selama berminggu-minggu. Jika kondisi pasangan sedang kesulitan mendapatkan koneksi, tak masalah. Namun, jika kondisinya hanya berbeda kota denganmu saja, patut dipertanyakan. Apakah dia masih menganggapmu ada atau tidak?

Kamu merasa hubungan ini gak berjalan baik-baik saja, meskipun tanpa masalah. Kamu merasa dia mulai menjaga jarak. Kebiasaan mengucapkan salam/sapaan manis berangsur hilang. Awalnya aneh, namun kamu justru menjadikannya biasa. Pada satu titik, tiba-tiba dia meminta break sebagai renungan. Break yang terlalu lama dan gak terarah kemana, patut kamu jadikan sinyal jika hubungan LDR ini mulai menghadapi kejenuhan.

Biasanya tiap pasangan sepakat melakukan break dalam rentang waktu yang pasti. Kemudian membicarakan kelanjutan hubungannya. Jika dia merasa tenang-tenang saja, pikirkan apakah hubungan LDR ini masih sanggup dilanjutkan? 

Siapapun pasti gak suka dibohongi dengan hal sekecil apapun. Terbentangnya jarak antara kamu dengan pasangan menjadi ujian agar selalu bersikap dan berkata jujur tanpa menutupi. Mungkin kamu tak pernah sadar jika sedang dibohongi. Tak lama, kebohongannya pun terbongkar sampai membuatmu tak mampu mempercayainya lagi.

Umumnya dalam hubungan harus ada sikap terbuka. Sangat penting menyampaikan apa yang sedang mengganjal di hati, entah perasaan sedih, kehilangan, bahagia dsb. Setiap ada masalah kamu atau dia selalu sharing untuk mendapatkan solusi. Lambat laun, ia tak pernah membagi masalahnya denganmu dan mampu mengatasinya sendiri. Intensitas komunikasi yang terjalin menjadi kaku dan monoton. Selalu saja ada hal yang disembunyikan. 

Kemana muara hubungan ini, seharusnya sejak awal menjalin hubungan LDR sudah ada kesepakatan menyelaraskan visi misi. Jika dia tampak egois dengan memikirkan kepentingan dirinya sendiri, membuat keputusan sepihak, atau cenderung mengabaikan hubungan kalian, lepaskan saja.

Idealnya, tiap pasangan yang sepakat dengan konsekuensi dalam hubungan ini, tentunya sudah mempunyai pandangan untuk masa depan nanti. Apakah menuju keseriusan atau sekadar bermain-main saja. Jangan bertahan dengan seseorang yang hanya memikirkan masa depannya sendiri. Jangan pula bertahan dengan seseorang yang hanya ingin kamu menemaninya berjuang menggapai mimpinya. Sedangkan dia tidak pernah berlaku sebaliknya padamu. 

Sifat manusia tergolong dinamis. Seiring berjalannya waktu, kamu pun harus mampu menerima segala perubahan dalam diri seseorang. Di fase awal LDR, dia masih sering memberikan perhatian manis. Bahkan betul-betul menjaga hubungan ini agar tetap baik-baik saja. Terpisahnya jarak antara kamu dan pasangan memang membuatmu tak mengetahui lingkaran pertemanan pasanganmu.

Pahamilah jika dia mulai menunjukkan sikap yang tak biasa. Misal tiba-tiba dia menunjukkan sikap temperamen, sulit berkompromi, banyak melarangmu untuk urusan kecil dsb. Dia yang kerap menceritakan kegiatan apa saja dalam sehari-hari menjadi tiba-tiba tak selera. Ada kesan cuek. Bahkan menganggap tak ada yang istimewa untuk diceritakan.

Tiap hubungan pasti diwarnai dengan pertengkaran. Namun, jika hanya urusan sepele dia mudah terbakar dan membesar-besarkannya, untuk apa terus dipertahankan? Apalagi kalian sulit berdamai dengan keadaan dan enggan mencari solusi bersama. Sebab kualitas suatu hubungan terlihat dari bagaimana kamu dan pasangan menghadapi masalah dengan kepala dingin dan tanpa menciptakan drama.

Kadang dia juga menuntut kesempurnaan darimu. Selalu berharap kamu mampu menjadi seperti apa yang dia minta. Padahal sebelumnya ia menerima segala kekuranganmu. Untuk apa bersama dengan seseorang yang selalu banyak menuntut? Apakah kamu tetap nyaman?

Terlepas dari hubungan LDR atau tidak, tolok ukur yang harus dipegang setiap pasangan bukan kuantitas lamanya hubungan tapi kualitas hubungan tersebut.