Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan bertengkar (freepik.com/gpointstudio)
ilustrasi pasangan bertengkar (freepik.com/gpointstudio)

Intinya sih...

  • Standar ganda dalam hubungan romantis seringkali menciptakan ketidakseimbangan dan ketidakadilan.
  • Ketidakseimbangan terjadi dalam kebebasan bersosialisasi, komunikasi, tanggung jawab finansial, pengaturan waktu, dan pengambilan keputusan.
  • Keseimbangan, saling menghormati, dan komitmen dari kedua belah pihak diperlukan untuk menciptakan hubungan yang sehat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hubungan romantis sering kali diwarnai dengan berbagai dinamika yang unik. Dalam menjalani hubungan, setiap individu memiliki harapan dan prinsip yang berbeda-beda. Namun, tidak jarang terjadi ketidakseimbangan dalam penerapan aturan dan ekspektasi. Hal ini dikenal sebagai standar ganda, yaitu ketika seseorang menetapkan aturan tertentu untuk pasangannya, tetapi dirinya sendiri tidak menerapkan hal yang sama.

Fenomena ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari kebebasan bersosialisasi hingga tanggung jawab dalam hubungan. Jika dibiarkan, standar ganda dapat menimbulkan ketidakadilan dan merusak keseimbangan hubungan. Berikut adalah tujuh standar ganda yang sering terjadi dalam hubungan romantis.

Supaya kamu dapat menghargai pasanganmu, yuk simak ketujuh standar ganda yang sering terjadi dalam hubungan romantis berikut ini. Cekidot!

1. Kebebasan bersosialisasi

ilustrasi pasangan bertengkar (freepik.com/stockking)

Dalam hubungan, salah satu pihak mungkin merasa berhak untuk bergaul dengan banyak orang tanpa batasan, tetapi membatasi ruang gerak pasangannya. Misalnya, seseorang bisa merasa nyaman bertemu dengan teman-teman lawan jenisnya, tetapi menjadi marah ketika pasangannya melakukan hal yang sama. Hal ini mencerminkan ketidakseimbangan yang dapat menimbulkan perasaan tidak adil dalam hubungan.

Ketika kebebasan bersosialisasi hanya berlaku untuk satu pihak, hubungan dapat terasa menekan dan menimbulkan ketidakpuasan emosional. Pasangan yang terus-menerus dikekang akan merasa kurang dihargai dan kehilangan kepercayaan diri dalam hubungan. Hubungan yang sehat seharusnya didasarkan pada kepercayaan dan rasa hormat terhadap ruang pribadi masing-masing.

2. Ekspektasi dalam mengungkapkan perasaan

ilustrasi pasangan bertengkar (freepik.com/shurkin_son)

Salah satu pihak dalam hubungan mungkin mengharapkan pasangannya untuk selalu terbuka dan ekspresif dalam mengungkapkan perasaan. Namun, ketika dirinya sendiri enggan untuk berbicara secara terbuka, standar ganda mulai terlihat. Sikap ini menunjukkan bahwa seseorang ingin menerima validasi emosional tanpa memberikan hal yang sama kepada pasangannya.

Hubungan yang sehat membutuhkan keseimbangan dalam komunikasi. Jika hanya satu pihak yang diharapkan untuk selalu memahami dan menyesuaikan diri, maka hubungan tersebut akan terasa berat sebelah. Setiap individu memiliki cara tersendiri dalam mengekspresikan perasaan, dan hal ini seharusnya dihargai oleh kedua belah pihak. Jika ingin pasangan lebih terbuka, maka diperlukan usaha untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi keduanya.

3. Tanggung jawab dalam menjalin hubungan

ilustrasi pasangan bertengkar (freepik.com/freepik)

Beberapa orang cenderung menuntut pasangannya untuk berusaha lebih keras dalam mempertahankan hubungan. Mereka mengharapkan perhatian, pengertian, dan usaha maksimal dari pasangan, tetapi tidak memberikan hal yang sama. Sikap ini menandakan bahwa tanggung jawab dalam menjalin hubungan dibebankan hanya kepada satu pihak, sementara pihak lainnya merasa berhak untuk menerima tanpa perlu berkontribusi.

Jika hanya satu pihak yang selalu berusaha menjaga keharmonisan, maka hubungan akan menjadi tidak seimbang. Ketimpangan ini bisa menimbulkan kelelahan emosional dan membuat salah satu pihak merasa tidak dihargai. Hubungan yang harmonis seharusnya melibatkan kerja sama dari kedua belah pihak. Setiap individu memiliki tanggung jawab yang sama dalam menciptakan hubungan yang sehat dan bahagia.

4. Ekspektasi dalam kemandirian finansial

ilustrasi pasangan bertengkar (freepik.com/stockking)

Beberapa pasangan menerapkan standar ganda dalam hal keuangan. Misalnya, salah satu pihak mengharapkan pasangannya untuk mandiri secara finansial, tetapi dirinya sendiri bergantung pada pasangan. Ketika seseorang menuntut pasangannya untuk bekerja keras dan mengatur keuangan dengan baik, tetapi tidak melakukan hal yang sama, maka terjadi ketidakseimbangan dalam hubungan.

Ketika aspek finansial menjadi sumber ketidakadilan, hubungan bisa mengalami ketegangan. Jika seseorang ingin pasangannya bertanggung jawab terhadap kondisi keuangan, maka dirinya juga harus berusaha melakukan hal yang sama. Hubungan yang sehat seharusnya didasarkan pada saling mendukung, baik dalam hal emosional maupun finansial. Komunikasi terbuka mengenai keuangan dapat membantu pasangan untuk menghindari kesalahpahaman dan ketegangan dalam hubungan.

5. Standar dalam mengatur waktu

ilustrasi pasangan bertengkar (freepik.com/cookie_studio)

Dalam beberapa hubungan, salah satu pihak mungkin merasa bebas mengatur waktunya sendiri tanpa mempertimbangkan pasangannya. Namun, ketika pasangannya melakukan hal yang sama, ia justru merasa diabaikan. Standar ganda ini sering kali membuat salah satu pihak merasa bahwa kebutuhannya lebih penting daripada kebutuhan pasangannya.

Mengatur waktu dalam hubungan harus dilakukan dengan adil. Jika seseorang mengharapkan pasangannya untuk selalu meluangkan waktu, maka dirinya juga harus memberikan perhatian yang sama. Menghormati waktu satu sama lain akan menciptakan keseimbangan dan rasa saling menghargai dalam hubungan. Ketika pasangan merasa diprioritaskan, hubungan akan menjadi lebih harmonis dan saling mendukung.

6. Peran dalam pengambilan keputusan

ilustrasi pasangan bertengkar (freepik.com/freepik)

Dalam beberapa hubungan, pengambilan keputusan sering kali menjadi area di mana standar ganda muncul. Salah satu pihak mungkin merasa berhak untuk membuat keputusan besar tanpa berkonsultasi dengan pasangannya. Namun, ketika pasangannya ingin memiliki suara dalam keputusan yang diambil, ia justru merasa tidak dihargai.

Ketidakseimbangan dalam pengambilan keputusan dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam hubungan. Jika seseorang menginginkan kebebasan dalam menentukan sesuatu, maka pasangannya juga harus diberikan hak yang sama. Pengambilan keputusan yang sehat seharusnya melibatkan komunikasi terbuka dan kesepakatan bersama. Dengan begitu, hubungan dapat berjalan lebih adil dan saling menghormati.

7. Ekspektasi dalam kesetiaan

ilustrasi pasangan bertengkar (freepik.com/Drazen Zigic)

Kesetiaan adalah salah satu aspek terpenting dalam hubungan. Namun, ada kalanya salah satu pihak merasa berhak untuk mendapatkan kesetiaan penuh dari pasangannya, tetapi dirinya sendiri tidak melakukan hal yang sama. Standar ganda ini sering kali muncul dalam bentuk toleransi terhadap perilaku sendiri yang tidak setia, sementara pasangan dilarang melakukan hal serupa.

Ketidakadilan dalam kesetiaan dapat merusak kepercayaan dalam hubungan. Jika seseorang menginginkan pasangan untuk setia, maka dirinya juga harus menunjukkan komitmen yang sama. Hubungan yang sehat membutuhkan keseimbangan dalam kesetiaan dan kepercayaan. Dengan adanya keterbukaan dan komitmen dari kedua belah pihak, hubungan dapat berjalan dengan lebih harmonis dan saling mendukung.

Setiap hubungan romantis memiliki tantangan tersendiri, dan standar ganda adalah salah satu hal yang sering muncul tanpa disadari. Untuk menciptakan hubungan yang sehat, kedua belah pihak perlu berusaha untuk menerapkan aturan yang adil dan menghormati satu sama lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRifai