5 Fase Krisis Kehidupan Pernikahan, Bisa Terjadi Perceraian Kelabu

Atasi krisis ini dengan saling berkomunikasi secara intensif

Salah seorang penulis sekaligus penyair, yaitu Robert Louis Stevenson pernah mengatakan: "Pernikahan adalah satu percakapan panjang yang diselingi perselisihan." Memang, setiap pasangan akan mengalami suatu masa krisis yang tak bisa dihindarkan. Namun, krisis yang terjadi dalam perkawinan akan terlewati jika pasangan berhasil mengatasi krisisnya.

Krisis yang berhasil diatasi oleh pasangan akan mencapai level baru dalam hubungan mereka. Pada akhirnya, mereka menemukan cara mereka sendiri dalam urusan kebahagiaannya satu sama lain. Berikut lima fase krisis kehidupan pernikahan.

1. Fase realisasi: tahun pertama pernikahan

5 Fase Krisis Kehidupan Pernikahan, Bisa Terjadi Perceraian Kelabuilustrasi pasangan (pexels.com/Andre Furtado)

Seorang konselor pernikahan dan keluarga dari Philadelphia, Amerika Serikat yaitu Rita DeMaria mengatakan bahwa tahap pertama dalam pernikahan merupakan tahap realisasi. Di fase ini biasanya akan terjadi setelah masa pernikahan sudah berlangsung selama 6 sampai 12 bulan.

Menurut Rita, pada masa perkawinan ini, keajaiban jatuh cinta menghilang sementara dan pasangan mulai melihat serta memahami kelemahannya sendiri, sekaligus juga kebiasaan mereka yang kurang diinginkan. Cara memperkuat hubungan di tahap ini yaitu dengan melakukan percakapan yang jujur dan terbuka untuk membuat beberapa kompromi. Karena seiring berjalannya waktu, hal ini pasti akan memberikan tekanan yang lebih besar.

2. Fase zona nyaman berbahaya: 3 sampai 4 tahun pernikahan

5 Fase Krisis Kehidupan Pernikahan, Bisa Terjadi Perceraian Kelabuilustrasi pasangan (pexels.com/J carter)

Hasil penelitian terhadap 2.000 pasangan di Inggris melaporkan bahwa pada masa pernikahan tiga setengah tahun, pasangan tersebut satu sama lainnya akan mulai menerima begitu saja. Mereka akan lebih memilih tidur daripada membuat suasana yang romantis, atau melakukan hubungan seksual.

Pada titik fase ini, pasangan sudah berada dalam suasana zona nyaman pernikahan yang berbahaya. Di satu sisi masih ada rasa aman dan rileks, tetapi di sisi lain ada hal-hal yang dirasa mengganggu pasangan, seperti menghabiskan guava juice yang disimpan di dalam lemari es. Meskipun begitu, hampir sebesar 50 persen dari mereka menginginkan pasangannya menjadi lebih romantis.

Baca Juga: Kenali 5 Tanda Kamu Menjalani Pernikahan Tanpa Cinta, Bisa Bahagia?

3. Fase the 7-year itch: 5 sampai 7 tahun pernikahan

dm-player
5 Fase Krisis Kehidupan Pernikahan, Bisa Terjadi Perceraian Kelabuilustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Istilah the 7-year itch dipakai dalam psikologi untuk menggambarkan masa yang paling krisis dalam pernikahan, yaitu setelah 7 tahun masa pernikahan. Pada fase ini, pasangan akan cenderung membiasakan diri dengan rutinitas masing-masing dan mulai berperilaku seakan-akan mereka berada dalam hubungan autopilot.

Pasangan akan mengalami semacam kelambatan hubungan seksual satu sama lain, dan akan terlihat seolah-olah mereka tahu segalanya tentang pasangannya. Terkadang,  pasangan akan membawa anak-anak mereka liburan atau pulang ke rumah orangtuanya demi keselamatan rumah tangganya. Salah satu cara memperkuat hubungan di fase ini yaitu dengan saling berkomunikasi tentang masa depan hubungan mereka.

4. Fase masa sulit: 10 sampai 15 tahun pernikahan

5 Fase Krisis Kehidupan Pernikahan, Bisa Terjadi Perceraian Kelabuilustrasi konflik pasangan (pexels.com/Keira Burton)

Menurut studi, fase 10 sampai 30 tahun adalah masa yang paling menyulitkan bagi kebanyakan pasangan, dikarenakan sebagian besar dari 2000 wanita yang diwawancarai menyatakan bahwa tahun ke-11 pernikahan mereka adalah yang paling menantang. Alasannya adalah karena wanita melakukan berbagai macam tanggung jawab rumah tangga dan keluarga mereka dengan seiring berjalannya waktu.

Mereka lebih banyak memiliki tanggung jawab di tempat kerja sekaligus kekurangan waktu. Dengan begitu, kualitas hubungan mereka perlahan memudar, dan ketika seiring berjalannya waktu, suami mereka berhenti memandang istrinya sebagai wanita yang menarik. Cara mengatasi tantangan di fase ini yaitu dengan bersenda gurau bersama pasangan lebih sering dan hilangkan harapan yang dimiliki satu sama lain.

5. Fase perceraian kelabu: 20 sampai 30 tahun pernikahan

5 Fase Krisis Kehidupan Pernikahan, Bisa Terjadi Perceraian Kelabuilustrasi pasangan paruh baya (pexels.com/Gary Barnes)

Krisis pernikahan di 20 tahun biasanya terjadi setelah krisis paruh baya pasangan ketika anak-anak mereka sudah tumbuh dewasa dan meninggalkan rumah. Sedangkan pasangannya sendiri masih dalam keadaan yang sama sejak awal hubungan mereka yang masih sama-sama bersama dan juga sendirian.

Terkadang, pasangan mulai merasakan bahwa pernikahan mereka melelahkan karena mereka merasa tujuan utamanya telah tercapai, seperti memiliki anak dan membesarkannya. Seorang psikolog dari Amerika menyebut krisis ini sebagai 'perceraian kelabu' dikarenakan pasangan sudah mulai sama-sama lansia dan beruban. Cara mengatasi ini yaitu dengan tidak menjauhkan diri dari pasangan serta mencari makna lain demi keberadaan kita sebagai pasangan.

Oleh karena itu, berbagai macam krisis dalam pernikahan memang bisa saja terjadi meskipun kita telah mengkomunikasikannya sebelum menikah. Tetapi tidak mungkin tidak ada solusi atau cara untuk mengatasi krisis ini. Kedewasaan dan pemahaman terhadap komitmen dalam rumah tangga akan selalu memiliki solusinya.

Baca Juga: Bukan Tolok Ukur Kebahagiaan, 5 Makna Pernikahan yang Perlu Dipahami

Ali Akbar Mhd Photo Verified Writer Ali Akbar Mhd

Menyukai Kesibukan Walau Tak Lupa Rebahan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya