3 Alasan Mengakhiri Hubungan yang Penuh Pertengkaran, Tanda Gak Cocok!

Takut makin toxic dan menyakiti satu sama lain

Sebagai dua manusia yang berbeda, wajar kalau bertengkar dengan pasangan saat menjalin hubungan. Yang mana pertengkaran bisa timbul karena perbedaan sifat, pola pikir, atau juga salah paham. Tapi kalau bertengkarnya terlalu sering justru gak bagus dan bisa jadi pertanda kalau memang gak cocok dengan satu sama lain. 

Jika ternyata hubungan yang penuh pertengkaran merupakan tanda kalau kalian gak cocok, disarankan untuk mengakhirinya demi kebaikan bersama. Daripada memaksakan bertahan dalam hubungan yang penuh pertengkaran dan ketoksikan. Berikut adalah beberapa alasannya untuk mengakhiri hubungan yang penuh dengan pertengkaran. Yuk simak satu-persatunya!

Baca Juga: 5 Alasan Pentingnya Menjaga Privasi Hubungan Asmara di Media Sosial

1. Tanda gak cocok sebagai pasangan

3 Alasan Mengakhiri Hubungan yang Penuh Pertengkaran, Tanda Gak Cocok!ilustrasi bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Alasan kenapa mengakhiri hubungan yang dipenuhi pertengkaran ialah karena bisa jadi hal itu merupakan tanda ketidakcocokan kalian. Barangkali pribadimu dan pasangan memang gak cocok untuk menjalin hubungan asmara. Karena ada yang memang seperti itu, cocok sebagai teman atau partner kerja tapi gak cocok sebagai pasangan. 

Karena beda pertengkaran yang disebabkan masalah, dan pertengkaran yang menandakan kalian tidak cocok sebagai pasangan. Mau selama apa pun menjalin hubungan dan mempertahankannya, kalau satu sama lain gak cocok sebagai pasangan pasti bakal bertengkar terus. Sehingga lebih baik mengakhirinya daripada saling memaksakan diri bertahan. 

Baca Juga: 5 Pertengkaran Remeh dalam Hubungan yang Perlu Dihindari, Cek!

2. Takut tambah toxic dan semakin menyakiti satu sama lain

3 Alasan Mengakhiri Hubungan yang Penuh Pertengkaran, Tanda Gak Cocok!ilustrasi menatap (pexels.com/Ron lach)

Alasan lainnya mengakhiri hubungan yang dipenuhi pertengkaran ialah karena takut tambah toxic dan saling menyakiti. Pertengkaran yang terlalu sering dapat menjadikan hubungan toksik yang pastinya tidak baik untuk satu sama lain. Jadi daripada semakin toksik dan menyakiti hati hingga mental lebih baik, lebih baik diakhiri saja. 

Bukan soal kuat bertahan dan memperjuangkan hubungan, tapi tentang kebijaksanaan untuk tahu kapan harus menyudahi hubungan yang tak baik. Karena percuma keras kepala mempertahankan hubungan kalau memang hal itu tidak baik untuk diri sendiri dan pasangan. Sehingga akan lebih baik untuk sadar baik buruknya hubungan untuk diri kita, agar tahu mana yang layak diperjuangkan dan mana yang sebaiknya diakhiri demi kebaikan bersama. 

3. Menyelamatkan mental diri sendiri untuk hidup lebih tenang

3 Alasan Mengakhiri Hubungan yang Penuh Pertengkaran, Tanda Gak Cocok!ilustrasi tenang (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Alasan terakhir untuk mengakhiri hubungan yang penuh pertengkaran ialah demi kebaikan hidupmu sendiri. Berada dalam hubungan tidak cocok yang sering bertengkar dan konflik dengan pasangan gak baik untuk hati dan mental. Yang mana lama-kelamaan bisa jadi trauma ketika batinmu semakin lelah menghadapi masalah hubungan yang gak ada habisnya. 

Jadi untuk menyelamatkan hati dan mentalmu sendiri, lebih baik memilih mundur dan mengakhiri hubungan. Supaya luka hati dan tekanan mental dari hubungan yang dijalani tidak semakin dalam. Sehingga kamu bisa kembali hidup dengan tenang dan menata kembali kondisi mental dan perasaanmu setelah lepas dari hubungan yang penuh pertengkaran. 

Gak ada salahnya mengakhiri hubungan jika isinya dipenuhi pertengkaran yang buruk untuk satu sama lain. Selain melelahkan untuk terus menjalaninya, tiga alasan tadi sudah cukup menjelaskan bahwa perpisahan dilakukan untuk kebaikan hidup satu sama lain. 

Baca Juga: 5 Pemicu Pertengkaran saat Pasangan Tinggal Seatap dengan Orangtua

afifah hanim Photo Verified Writer afifah hanim

Banyak baca banyak nulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya