Sepenggal Surat Dari Anak Kebanggaan Untuk Orangtua Tersayang

Aku sedang berjuang Pa, Ma.

Halo, papa, mama sedang apa?

Apa kalian baik-baik saja? Tidur cukup setelah lelah beraktivitas? Sudah minum vitamin atau suplemen tambahan? Semoga selalu sehat ya.

Mungkin kalian heran dengan surat yang kalian temukan. Jika biasanya kita saling menyapa sekedarnya, sekarang aku bicara lewat sepucuk surat kubuat mendadak.

Terpilih lahir dari rahimmu adalah anugrah. Aku tak pernah lapar akan cinta dari orangtua.

Sepenggal Surat Dari Anak Kebanggaan Untuk Orangtua Tersayang

Sumber Gambar: instagram.com/raffinagita1717

Takdir yang tidak bisa dipilih adalah dimana kita dilahirkan. Dan aku merasa sangat beruntung karena terlahir diantara kalian. Menjadi perwujudan doa-doa kepada Tuhan. Meski tangisku yang keras membuatmu harus selalu terjaga tiap malam.

Seolah aku tak pernah lapar karena kau selalu menyuapiku kasih sayang. Hajat hidupku kau perhatikan. Mulai dari menyisir rambutku yang tebal sampai membeli banyak mainan.

Bukan hanya dimanja, segenap asa kau mengajariku mana yang benar dan salah. Anak kebanggaanpun kau pahat perlahan.

Sepenggal Surat Dari Anak Kebanggaan Untuk Orangtua TersayangSumber Gambar: female.kompas.com

Banting tulang kau lakoni agar kebutuhkan hidupku tercukupi. Uang jajan yang lebih dari cukup rutin kau kirimi. Sekolah mahal kau bayarkan. Tak bohong kalau aku merasa banyak hal yang kuinginkan terasa mudah ditangan.

Tak hanya membuatku senang, kau juga mengajariku membaca mana yang benar dan salah sebagai nilai moral manusia.

Aku ingat betul bagaimana engkau marah karena aku bolos sekolah. Aku hafal bagaimana kau menceramahiku tentang pergaulan remaja. Aku juga tak lupa bagaimana kau memaksaku belajar tiap malam sambil menyiapkan makanan untuk kudapan.

Seolah kau memahatku sebagai orang yang siap menghadapi dunia. Menjadi orang besar yang bermanfaat bagi sesama. Dan membuat kalian bangga tentunya. 

Harapan yang tinggi adalah pelecut mengejar mimpi. Dan kau pilih aku menjadi pengemudi. Anakmu ini.

Sepenggal Surat Dari Anak Kebanggaan Untuk Orangtua Tersayang

Sumber Gambar: teenlife.com

dm-player

Hidup tanpa impian bagaikan orang berjalan tanpa tujuan. Bersyukurnya, kau telah mengajariku bercita-cita.

Serpihan mimpi telah kau letakkan di pundakku. Barangkali tentang cita-cita yang belum lunas dulu atau menjadi seorang individu baru.

Kau berharap aku menjadi pegawai negeri, pejabat tinggi, penulis terkenal atau pebisnis handal. Berpenghasilan milyaran, rumah nyaman, kesehatan terjamin, bermanfaat bagi orang lain, berbahagia, dan hidup tenang.  

Harapan yang kau sematkan sesekali membuatku frustasi. Tapi perlahan, aku paham, bahwa kau sedang mengajariku bermimpi. Membuatku tahu untuk apa kita hidup.

Barangkali sekarang aku belum menjadi sosok orang yang kau harapkan. Tapi ketahuilah, aku tak mudah lepas tangan untuk mewujudkan.

Sepenggal Surat Dari Anak Kebanggaan Untuk Orangtua Tersayang

Sumber Gambar: instagram.com/keenanpearce

Setiap malam, kau tak lelah merapalkan doa pada Tuhan agar anakmu ini menjadi orang yang berhasil dalam berbagai hal. Bahkan saat aku sudah besar, kau masih rajin menanyakan apakah aku sudah makan atau membiarkan tubuhmu yang semakin tua menjadi pelabuhan saat ada masalah. Dukungan moral dan finansial tak berhenti kau curahkan.

Tapi kadang kenyataan tak sama persis dengan yang diharapkan. Sampai sekarang anak kebanggaan papa dan mama belum menjadi siapa-siapa.

Maafkan aku.

Sekarang mimpiku itu sederhana: membuat kalian bahagia dan bangga. Bersabarlah, aku berjanji akan berjuang lebih keras lagi.

Sepenggal Surat Dari Anak Kebanggaan Untuk Orangtua Tersayang

Sumber Gambar: instagram.com/raisa6690

Papa, mama, maafkan aku belum bisa menjadi seperti yang kalian mau. Belum bisa melunasi mimpi dan harapanmu. Belum sanggup membuat kalian tersenyum bangga.  

Sungguh, bukan berarti aku tak mau mewujudkannya. Aku hanya membutuhkan waktu. Barangkali jalan yang kulalui memang panjang. Terlalu banyak halangan yang menghadang. Proses ini membutuhkan berton-ton rasa sabar.

Papa, mama, maafkan aku yang membuatmu harus mengulur waktu. Tapi aku janji, aku tak akan berhenti berlari dan berjuang lebih keras lagi untuk meraih mimpi. Karena harapan kalian terlalu berharga untuk digadaikan dengan kata menyerah.

Dari anak kebanggaanmu yang sedang berjuang.

Topik:

Berita Terkini Lainnya