5 Alasan Kamu Layak Menikah pada Usia Ideal, Sudah Merasa?

Saat seseorang telah memasuki usia ideal, kondisi psikologis seseorang berada dalam masa yang stabil. Mereka lebih mudah mengontrol emosinya saat menghadapi sesuatu.

"Rata-rata, semakin muda pasangan saat menikah, semakin banyak masalah yang mereka hadapi," kata Dr. Wyatt Fisher, seorang psikolog berlisensi yang berspesialisasi dalam konseling pernikahan, dikutip Brides.

"Orang-orang tumbuh begitu banyak di usia 20-an. Jika kamu menikah dini, risiko untuk berubah secara drastis dan terbangun dengan perasaan seperti tidak memiliki kesamaan (dengan pasangan) serta menginginkan hal yang berbeda dalam hidup adalah tinggi," jelasnya.

Jika seseorang usianya ideal dan memasuki dunia pernikahan, mereka seharusnya terbilang cukup siap menghadapi berbagai masalah. Seperti yang diketahui, dunia pernikahan tidaklah mudah. Beragam permasalahan pasti akan dihadapi dan derajatnya pun lebih tinggi.

Oleh karenanya, dibutuhkan orang-orang dengan mental yang siap untuk menjalankan pernikahan. Ini hanya didapatkan ketika usia seseorang sudah matang atau ideal.

Semakin dewasa umur seseorang, semakin banyak pula pengalaman yang telah dimiliki. Seperti yang kita ketahui, pengalaman merupakan tempat terbaik untuk seseorang belajar mengenai arti kehidupan.

Dengan menikah di usia yang telah ideal, maka kamu dan pasangan akan sama-sama memiliki banyak pengalaman. Pengalaman tersebut menjadikan kamu banyak merenung sebelum bertindak dan mampu melihat sesuatu dengan pandangan yang lebih luas.

"Konflik pernikahan terjadi karena kurangnya pengalaman, kesadaran, kedewasaan, dan tingkat komunikasi yang diperlukan untuk mempertahankan fondasi pernikahan yang kuat," kata Callisto Adams, pakar kencan dan hubungan bersertifikat, dikutip Bride.

Umumnya, mereka yang berada di usia ideal telah memiliki pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan pun akan mengantarkan seseorang memiliki sistem keuangan yang stabil.

Orang-orang yang siap secara finansial pun, sangat direkomendasikan untuk segera menikah. Sebab, pernikahan tidak hanya membutuhkan kesiapan secara kesehatan dan psikologis, tetapi juga membutuhkan finansial.

Dengan finansial, pernikahan dapat berjalan dengan baik karena terpenuhinya beragam macam kebutuhan. Beda halnya jika belum matang secara finansial, tetapi sudah berani melakukan pernikahan. Beragam macam konflik pun akan lebih gampang terjadi karena adanya keterbatasan dari segi finansial.

Rupanya, pernikahan tidak hanya membahas mengenai kesiapan secara finansial dan psikologis. Dari segi kesehatan, seseorang juga perlu berada dalam kondisi yang siap untuk menjalankan pernikahan.

Saat usia seseorang sudah berada dalam kata ideal, secara kesehatan kondisinya juga pasti telah matang. Hal yang paling utama ialah organ reproduksi.

Jika seseorang menikah tetapi secara usia masih tergolong belum waktunya, ia pun rentan mengalami berbagai macam penyakit. Utamanya perempuan, yang nantinya akan mengandung dan melahirkan. Usia perempuan yang terlalu muda justru lebih berisiko menghadapi keguguran atau pun gangguan kesehatan lainnya.

Maraknya fenomena pernikahan dini juga jadi penyebab pendukung atas meningkatnya angka perceraian. Usia yang belum matang, menjadikan pasangan tidak siap dipersatukan untuk jangka waktu yang lama. Untuk itu, perceraian pun lebih mudah terjadi.

Berbeda jika pasangan sama-sama berada di usia yang lebih matang. Pasangan ini akan lebih mudah diajak bekerja sama karena memiliki pemikiran yang dewasa dan siap secara fisik dan mental. Jika menghadapi masalah, kemungkinan besar mereka memilih untuk mendiskusikannya.

Memutuskan untuk menikah sebaiknya memang dilakukan saat umur yang sudah ideal. Sebab, di umur yang sudah ideal ini, pasangan biasanya lebih siap akan segala sesuatu, baik itu dari segi finansial, kesehatan, maupun mentalnya. 

Namun, menikah bukan hal yang mudah dan membutuhkan kesiapan yang matang. Untuk itu, mari kenali diri lebih dalam dirimu. Jika pada kenyataannya kamu sudah melampaui usia ideal dan belum siap, tidak apa-apa. Kamu pun tak perlu bersusah payah mengikuti standar masyarakat.