Jatuh cinta merupakan perasaan yang didambakan oleh kebanyakan orang. Rasa bahagianya membuat orang-orang menginginkan perasaan ini lebih dari apa pun.
Namun, beberapa orang merasa tidak bisa jatuh cinta. Apakah kamu salah satunya? Kalau iya, yuk cocokkan alasanmu dengan lima alasan di bawah ini. Mungkin akan relate denganmu!
Jika kamu pernah mencintai di masa lalu tetapi mengalami hubungan yang traumatis atau tidak sehat, kamu mungkin merasa was-was atau takut untuk menjalin hubungan sekarang. Sering kali, penyembuhan dari trauma membutuhkan waktu dan kamu mungkin kesulitan untuk memercayai atau merasa terbuka dengan orang baru karena takut hubungan tersebut akan berakhir sama seperti hubunganmu sebelumnya.
Dilansir Better Help, kalau kamu pernah mengalami hal tidak mengenakkan dalam hubungan sebelumnya, pertimbangkan untuk mencari dukungan dari terapis. Menyembuhkan luka masa lalumu mungkin merupakan langkah menuju perasaan terbuka terhadap cinta di masa depan jika kamu menginginkannya.
Hubungan yang sehat berkontribusi terhadap kesehatan mental secara keseluruhan. Jika kebutuhanmu tidak terpenuhi dalam hubungan, kamu mungkin tidak merasakan cinta pada pasanganmu. Kamu mungkin pernah merasakan cinta kepada mereka dan merasa bahwa emosi tersebut mereda seiring berjalannya waktu ketika konflik muncul atau kebutuhanmu mulai tidak diperhatikan.
Laman Better Help menyarankan, bahwa dalam hal ini, percakapan terbuka dengan pasanganmu bisa bermanfaat. Beri tahu mereka bahwa kamu merasa tidak puas dengan kondisi hubunganmu saat ini.
Setiap hubungan membawa komitmen dan harapan. Saat kamu menjalin hubungan dengan seseorang, kamu setuju untuk berbagi hidupmu dengannya. Itu juga berarti membuat kompromi demi hubungan.
Dalam hubungan yang sehat, kompromi ini berjalan dua arah atau lebih bermanfaat bagi keseluruhan hubungan. Dalam hubungan yang tidak sehat, apa yang terlihat seperti kompromi sering kali hanya dilakukan sepihak.
"Dibutuhkan lompatan keyakinan yang luar biasa untuk bersedia berkomitmen pada pasangan secara sehat dan beberapa orang tidak mau melakukan itu. Beberapa orang aktif memilihnya karena tidak ingin terikat," jelas Jack Nollan, seorang penulis, dilansir A Conscious Rethink.
Trauma masa kecil memainkan peran penting dalam berhubungan dengan orang lain saat dewasa. Misalnya, ketidakhadiran orangtua dapat menyebabkan seseorang mendambakan kasih sayang dan perhatian apa pun yang didapatnya, baik positif maupun negatif.
Orangtua yang melakukan kekerasan yang hanya memberikan perhatian dan pujian ketika anak melakukan sesuatu yang diinginkannya pun dapat memperkuat kerinduan anak akan koneksi dan rasa takut kehilangannya.
"Anak yang hidup dalam ketakutan terhadap orangtuanya mungkin tidak menunjukkan kerentanan yang dibutuhkan untuk jatuh cinta dan memiliki hubungan yang sehat. Belum lagi banyak pengaruh pelecehan, penelantaran, dan trauma terhadap anak terhadap perkembangan seseorang seiring pertumbuhannya," ungkap Nollan.
Beberapa orang takut kehilangan diri mereka sendiri dalam suatu hubungan. Mereka mungkin kodependen atau memiliki pandangan tidak sehat lainnya tentang hubungan, sehingga menghalangi mereka untuk mempertahankan batasan yang sehat.
Batasan yang sehat penting dalam hubungan cinta karena memastikan bahwa kedua individu dihormati. Orang dengan batasan yang buruk mungkin dimanfaatkan karena mereka berasumsi bahwa pasangannya akan melakukan hal yang benar untuknya. Sayangnya, sering kali orang tidak sebaik itu.
"Seseorang yang tidak memiliki rasa percaya diri yang kuat mungkin tidak akan membawa dirinya yang sebenarnya ke dalam hubungan tersebut. Beberapa orang berfungsi seperti bunglon, mereka meniru kebiasaan dan tingkah laku orang-orang di sekitarnya karena mereka merasa tidak memiliki kepribadian sendiri," tegas Nollan.
Orang yang takut jatuh cinta cenderung merasa takut hal-hal buruk akan terjadi atau terulang dari masa lalunya. Jika kamu merasakan hal yang sama, berbicara kepada profesional bukanlah pilihan yang buruk, lho.