Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Selama kita hidup masalah akan selalu datang silih berganti. Apalagi setelah kamu memutuskan melepas masa lajang dan menikah. Bukan berarti pernikahan itu menimbulkan masalah, ya.
Tetapi gak bisa dimungkiri akan muncul masalah dalam rumah tangga kalian. Baik itu persoalan yang remeh temeh, sampai yang terhitung complicated. Apa pun masalah yang muncul, kuncinya adalah saling terbuka dan kompak mencari solusinya.
Biasanya, nih, di awal-awal pernikahan kalian sudah mulai diuji. Berikut lima daftar masalah yang paling sering dihadapi pasangan suami istri di tahun pertama pernikahan mereka.
Bagi yang belum menikah, bisa juga dijadikan gambaran saat berumah tangga kelak, lho. Jadi, gak kaget-kaget amat gitu.
1. Kondisi keuangan yang belum stabil alias pas-pasan
Pexels.com/Tima Miroshnichenko Tidak semua pasangan menikah dengan membawa kesuksesan finansial. Banyak juga yang berumah tangga dalam keadaan ekonomi yang apa adanya. Makanya, mereka berdua harus bahu membahu untuk saling menolong satu sama lain.
Inilah yang kerap kali menimbulkan masalah. Ketika kebutuhan hidup semakin bertambah, sementara penghasilan suami cuma segitu-gitu saja. Alhasil, si istri mulai menuntut uang bulanan ditambah.
Ini kalau suaminya kurang sabar dan bersikap bijak bisa jadi awal prahara, lho. Baiknya sebagai pasangan suami istri harus lebih pengertian. Coba cari solusinya dulu bareng-bareng, jangan cuma bisa menuntut ini itu, tapi gak mau ikut mikir bagaimana menemukan jalan keluarnya, ya.
Baca Juga: Hilangnya 5 Hal Ini Memicu Keretakan Rumah Tangga
2. Kebiasaan buruk pasangan yang baru bermunculan satu per satu
Setelah tinggal satu atap, kamu baru sadar kalau suamimu itu jorok banget. Setiap hari ada saja pakaian kotor yang berceceran tidak pada tempatnya. Piring kotor tidak dicuci sendiri dan sofa penuh remahan makanan.
Sudah berkali-kali kamu menegurnya, tapi cuma dijawab 'iya' tanpa adanya perubahan. Kesal juga, dong, lama-lama. Berawal dari hal sepele ini, nantinya bisa melebar menjadi masalah besar, lho.
Harusnya kalian bisa sama-sama sadar diri dan mau mengubah kebiasaan buruk tersebut. Kamu pasti punya sisi negatif yang baru dia ketahui setelah menikah. Makanya, ayo saling berbenah diri demi kehidupan rumah tangga yang lebih harmonis.
3. Belum dikaruniai momongan kadang menimbulkan kegelisahan di antara kalian
Pexels.com/Elly Fairytale Siapa, sih, yang gak ingin setelah menikah langsung dikaruniai momongan? Tentunya itu jadi cita-cita sebagian besar pasangan suami istri, ya. Tapi bila takdir menggariskan beda, kamu bisa apa kecuali berdoa dan berusaha?
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Jangan jadikan belum hadirnya momongan sebagai masalah besar di antara kalian. Justru ini saatnya untuk saling mendukung dan menguatkan.
Pasti banyak di luar sana orang-orang yang melontarkan pertanyaan "kapan punya anak?" pada kalian. Itu juga yang sering membuat hati sedih dan rendah diri.
Memang menyakitkan, tapi selama pasanganmu tidak menjadikan itu masalah, niscaya semua akan baik-baik saja sampai buah hati kalian datang ke dunia.
4. Keinginan untuk bebas menghabiskan waktu bersama teman masih menggebu-gebu
Pexels.com/RODNAE Productions Namanya juga baru menikah, wajar kalau kamu masih butuh penyesuaian. Seperti kadang kebiasaan sewaktu lajang sulit untuk ditinggalkan. Salah satunya adalah nongkrong bareng teman-teman.
Kamu tentunya rindu, bisa bebas menghabiskan waktu di luar rumah tanpa ada yang menelepon untuk menyuruhmu segera pulang. Tapi mau bagaimana lagi, statusnya sekarang sudah ada istri, kok.
Ini, nih, yang kadang bikin suami uring-uringan sendiri. Padahal, mau minta izin ke istri buat hangout sama teman saja gak berani. Kok, dia malah membuat asumsi sendiri, bahwa istrinya gak akan kasih izin.
Siapa tahu, istrimu membolehkan asal gak pulang larut malam. Coba, deh, bicarakan dulu baik-baik. Menyimpulkan sembarangan gini hanya akan menimbulkan masalah yang gak penting, lho.
Baca Juga: Jangan Dianggap Remeh! Kenali Ciri-ciri Kekerasan dalam Rumah Tangga