TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Mitos Keliru tentang Persahabatan yang Sering Diyakini Orang

Belum tentu benar, lho!

ilustrasi dua wanita saling bersahabat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat masih kecil, kita pasti sering mendengar jargon “sahabat selamanya!” di tengah pergaulan. Saat itu, kita masih kecil dan lugu, kita masih mengabaikan hal-hal rumit tentang relasi dan persahabatan.

Namun walau dulu kita memaknainya sebagai candaan dan basa-basi saja, ucapan itu bisa menghasilkan pandangan dan keyakinan keliru tentang persahabatan. Seperti 5 mitos tentang persahabatan berikut, apa saja?

1. Setiap persahabatan untuk selamanya 

ilustrasi pria dan wanita sebagai teman (pexels.com/George Pak)

Walau kita semua ingin hubungan persahabatan berjalan langgeng sampai tua, beberapa persahabatan memang tidak untuk selamanya. Hubungan itu bisa berubah seiring waktu, dan itu adalah hal yang wajar.

Kamu berubah, temanmu berubah, lokasi kamu dan dia berubah, dan apa yang kita inginkan dalam hubungan pun berubah. Tidak menjadi sahabat bukan berarti tidak berteman, bukan? Kamu masih bisa menyapa dan mengobrol dengannya sebagai teman lama.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Perlu Keluar dari Zona Nyaman Persahabatan

2. Sahabat sejati berarti selalu satu pikiran dan pendapat 

ilustrasi percakapan (pexels.com/William Fortunato)

Jelas ini salah besar. Sama seperti hubungan romansa atau relasi lainnya, persahabatan butuh konflik untuk bisa bertumbuh. Kamu dan dia adalah dua individu yang berbeda, dengan latar belakang, selera, kesukaan, dan opini berbeda.

Oke, mungkin ada banyak kesamaan antara kamu dan sahabatmu—mungkin yang menjadikan persahabatan kalian awet dan langgeng. Tapi itu tidak menutup kemungkinan munculnya konflik.

Bukan karena persahabatan kalian buruk atau kurang kuat atau alasan buruk lain, tapi karena memang mustahil untuk menciptakan koneksi yang intim tanpa adanya gesekan pendapat. Dengan adanya konflik, kamu dan sahabatmu bisa belajar untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain.

3. Sahabatku selalu tahu apa yang aku butuhkan 

ilustrasi wanita (pexels.com/Liza Summer)

Memangnya dia cenayang? Kalau kamu tidak berterus terang, bagaimana bisa ia tahu? Terkadang kita berharap sahabat kita untuk selalu peka terhadap kita.

Tapi, ingatlah sahabatmu juga manusia. Ia punya kehidupan dan masalahnya sendiri. Kalau kamu tidak belajar untuk terbuka, bagaimana persahabatan kalian bisa bertumbuh?

4. Bila persahabatan putus, aku telah gagal mempertahankannya

ilustrasi wanita menunggu (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ada banyak alasan mengapa hubungan persahabatan berakhir. Sebagian besar dari penyebab itu tidak bisa kita duga atau kontrol kedatangannya. Salah satunya, orang berubah. Apa kamu bisa mengontrol hidup sahabatmu? Tidak, bukan?

Dulu kalian dekat karena bersekolah di sekolah yang sama. Lalu, sahabatmu pindah sekolah dan punya circle pertemanan baru. Perlahan hubungan kalian menjadi canggung sebelum akhirnya lost contact.

Ini bukan berarti kamu gagal. Hanya, fase pertemananmu dengan dia memang sudah berakhir.

Baca Juga: 5 Tips Menjalin Persahabatan meski Secara Virtual, Langgeng!

Verified Writer

Caroline Graciela Harmanto

sedang mengetik ...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya