TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertemanan Merenggang di Usia 25 Tahunan Itu Wajar, Kok!

Bagian dari cara kita mendewasa

Pexels/Zun Zun

Waktu SMA, mau nonton film harus bareng-bareng, makan di kantin atau di luar sekolah juga bareng-bareng, sampai-sampai ke toilet aja harus minimal berdua! Eh, tapi kok makin ke sini rasanya sungkan mau mengajak teman untuk sekadar ngopi bareng, ya?

Apakah kamu juga mengalami hal yang sama dan itu terjadi sejak usiamu lepas 20 tahun? 

1. Kalau iya, tenang aja bukan hanya kamu yang mengalaminya

Pexels/Tatiana Vavrikova

Percaya deh. Setiap kali pertanyaan, "Apa cuma aku yang...?" muncul di pikiranmu, jawabannya adalah: gak, kamu gak sendirian. Termasuk soal merenggangnya hubungan pertemanan yang dulunya sedekat nadi, kini sejauh matahari.

Ada banyak banget hal yang bisa bikin temanmu yang dulunya segambreng jadi bisa dihitung jari, itu pun dengan intensitas hubungan yang biasa aja.

2. Di usia 25 tahun, setiap orang sudah terbentuk dan punya pandangan sendiri soal hidup

Unsplash.com/Kate Kalvach

Sebenarnya gak 25 banget, sih. Gejalanya sudah bisa dilihat sejak usia 20 tahunan. Biasanya, setiap orang yang sudah duduk di bangku kuliah akan berubah, entah karena ilmu yang diterima atau orang-orang yang ditemui atau keduanya.

Makanya, kamu bisa merasakan betapa berbedanya pandanganmu dan teman SMA-mu yang bahkan dulu satu geng-soal satu isu, misalnya lingkungan. Itu baru satu soal, belum yang lain. 

Baca Juga: 5 Hal yang Menandakan Kalau Circle Pertemananmu Sehat & Berkualitas

3. Pekerjaan juga memengaruhi kesempatan buat sekadar jalan atau ngopi bareng

Pexels/wildlittlethingsphoto

Boro-boro liburan bareng, mau ngopi aja susahnya minta ampun. Giliran kamu lagi banyak waktu, temanmu harus dinas ke luar kota. Giliran kamu lagi banyak proyek, temanmu ambil cuti.

Gitu aja terus sampai lebaran kambing. Jenis pekerjaan yang berbeda satu sama lain jelas berpengaruh sama intensitas chat dan ketemuan. Giliran sudah sama-sama luang, yang mau diceritain udah basi. 

4. Akhirnya pas ketemu, obrolannya hanya di permukaan

Pexels/Adrienn

Sebelum ketemu, niatnya mau curhat panjang lebar kali tinggi = volume. Eh, gimana ini kok jadi pelajaran matematika? Pas ketemu, rasanya masalah yang kemarin kok udah basi mau dibahas. Atau dia curhat duluan dan kamu merasa masalahmu gak ada apa-apanya dibandingkan masalahnya?

Waktu juga berlalu begitu cepat dan gak ada kesempatan untuk membahas lebih mendalam. Ujung-ujungnya malah ngomongin meme, saling nunjukin foto kucing, dan cerita soal thread horor. Pokoknya, apa aja yang ringan dibahas dan gak bikin hidup terasa lebih berat.

5. Kamu makin merasa sepi dan sendiri, padahal teman-temanmu juga ternyata merasakan hal yang sama

Pexels/Helena Lopes

Pada kenyataannya, jumlah teman memang akan berkurang di usia 20an, apalagi 25an. Karena itu, gak usah dihitung-hitung lagi. Toh banyak teman juga untuk apa kalau gak ada yang dekat, baik secara jarak maupun intensitas komunikasi? Lebih baik punya satu atau dua, tapi bisa diandalkan. 

6. Bisa diandalkan bukan berarti siap sedia setiap saat, melainkan bersedia meluangkan waktu saat dibutuhkan tanpa mengorbankan dirinya

Pexels/7hust

Kalau dulu bisa curhat jam tiga pagi padahal paginya kuliah pukul tujuh, ya itu dulu dan biarlah tetap di masa lalu. Sekarang, kamu dan temanmu sama-sama sudah punya prioritas yang pasti berbeda satu sama lain.

Kalau masih punya teman yang bisa dicurhati setiap hari ya syukur, tapi kalau adanya teman yang masih mau dicurhati, itu juga syukur. Gak perlu menuntut temanmu untuk menyediakan waktunya. Ingat, dia juga punya kehidupan sendiri. 

Baca Juga: Lakukan 5 Hal ini agar Persahabatanmu Langgeng Tanpa Drama

Writer

Chandra Wulan

hai!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya