TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Seseorang Sulit Keluar dari Hubungan Manipulatif, Yuk Sadari!

#IDNTimesLife Langsung dari psikolog nih!

hancinema.net

Manipulasi dalam relasi merupakan pola hubungan yang gak sehat, namun kerap terjadi. Hubungan ini terjadi apabila satu pihak merasa gak nyaman atau gak menginginkan sesuatu hal dilakukan padanya, tapi dia gak mampu menolaknya.  Anehnya, walaupun toksik, sering kali korban gak bisa keluar dari pola hubungan ini. 

Dalam online talkshow 'Manipulasi dalam Relasi' dari Magdelene yang diselenggarakan Rabu (10/2/2021), Psikolog Ika Putri Dewi menjabarkan pandangannya mengapa seseorang sulit keluar dari hubungan manipulatif. Kira-kira apa saja ya?

1. Gak sadar bahwa tindakan tersebut manipulatif

dok. Magdelene

Bagaimana seseorang bisa keluar bahwa ia terjebak dalam hubungan manipulatif, kalau dirinya pun gak menyadarinya? Sayangnya, hal ini cukup umum terjadi.

Pelaku manipulasi adalah sosok yang pintar sehingga mereka mampu menanamkan benih-benih keraguan secara halus. Akhirnya, persepsi korban menjadi kabur sehingga ia sulit mengambil keputusan jernih dalam hubungannya. 

"Kenapa korban sulit keluar? karena yang terjadi di dirinya itu, dia juga gak bisa memutuskan apakah situasinya itu manipulatif atau tidak. Ini yang membuat dia tidak merasa harus keluar dari lingkaran tersebut," papar Ika.

2. Merasa wajar akan tindakan manipulatif tersebut

dok. Magdelene

Selain karena gak sadar, korban bisa saja merasa wajar akan tindakan manipulatif yang ia terima. Ketika hal ini terjadi, umumnya korban menyadari bahwa ada yang salah akan hubungannya, namun tetap bertahan dan memaklumi semuanya.

Menggambarkan alasan ini, aktris Hanna Al Rasyid turut hadir dan membagikan pengalamannya. Ia sempat berpacaran dengan seseorang yang manipulatif, namun mencoba memakluminya karena mengetahui masa lalu buruk mantan pacarnya tersebut.

"Dia selalu cerita bahwa dia punya abondenment issue, jadi sering ditinggalkan waktu kecil. Dari cerita dia ini aku jadi punya anggapan bahwa wajar dia seperti itu. Ini yang membuatku merasa guilty kalau aku juga pergi dari dia," ungkap Hanna.

Baca Juga: 6 Tanda kalau Kamu Sudah Terperangkap dalam Hubungan yang Manipulatif

3. Bergantung pada cinta dan harapan

hancinema.net

Ika juga menjelaskan bahwa ada lingkaran toksik dalam hubungan manipulatif, yakni: cinta-harapan-teror. Ketika seseorang sudah menyadari teror yang ia hadapi, ia bisa bertahan kembali karena merasakan cinta dan harapan dalam hubungannya.

"Sudah disakiti, tapi besoknya ada perlakuan cinta, jadi merasa ada harapan lagi. Tapi ini bisa balik lagi ke perilaku manipulatif yang sesungguhnya menyakitkan. Itu berulang terus," terangnya.

4. Punya kelekatan emosional (trauma bonding)

hancinema.net

Semakin lama berhubungan seseorang, semakin kita bisa mempunyai kelekatan emosional (trauma bonding) dengannya. Hal inilah yang dirasakan oleh korban hubungan manipulatif. Mereka terus bertahan pada perasaan cinta dan harapannya, sehingga punya kelekatan emosional yang sulit dihilangkan.

"Secara logika, korban seharusnya membenci, menjauh, marah. Tapi kalau trauma bonding muncul dalam diri korban, ini malah membuatnya semakin melekat. Akhirnya ketika korban berusaha lepas dari pelaku, secara emosi dia belum merasa bisa melepas hingga butuh bantuan profesional," jelasnya.

Baca Juga: Penuh Tipu Daya! 5 Trik Manipulatif Ini Harus Banget Kamu Waspadai 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya