TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Jangan Lama-lama Ngambek dengan Pasangan, Malu Dilihat Orang

Bangun komunikasi, bukan malah menghentikannya

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alena Darmel)

Ngambek sebetulnya tindakan yang sering dilakukan anak-anak. Biasanya, ketika keinginannya tidak terpenuhi. Namun, orang dewasa pun masih ada yang suka begitu terutama dalam hubungannya dengan pasangan. Walaupun boleh saja kamu sesekali mengambek, tapi jangan lama-lama, ya.

Perasaanmu pada pasangan memang sedang kurang baik. Namun, jangan lupa kalau dia juga punya hati yang bisa ganti tidak nyaman dengan sikapmu. Jangan menuntutnya untuk selalu memahami penyebab dari sikapmu yang mendiamkannya dan selalu pasang wajah cemberut.

Kebiasaan mengambek mesti dikurangi seiring bertambahnya usiamu dan lamanya hubungan kalian. Itu sama sekali bukan solusi atas apa pun yang tengah terjadi. Mari pahami alasannya dan ubah perilakumu supaya lebih sesuai dengan umur. Berikut enam alasan mengapa kamu tidak boleh lama-lama mengambek dengan pasangan.

1. Setiap waktu kalian berharga

ilustrasi pasangan (pexels.com/Timur Weber)

Sehari saja kamu mengambek, kalian telah kehilangan waktu yang semestinya dapat dimanfaatkan buat mengobrol dan bergurau. Bayangkan hubungan kalian dari hari ke hari seperti dinding bata. Satu hari yang dipakai mengambek sama dengan mengambil satu bata dari dinding itu.

Makin sering dan lama kamu begitu, lubang pada dinding menjadi tambah banyak dan besar. Akibatnya, dinding menjadi rapuh kemudian runtuh. Sebaliknya kalau dinding yang sama terus ditambah susunan batanya, maka tembok tersebut makin besar dan sulit untuk orang menghancurkannya.

Jangan sia-siakan waktu yang kalian punya buat sedikit-sedikit mengambek. Waktu yang hilang itu tidak dapat kembali. Sekalipun kemesraan kalian pulih setelah kamu selesai mengambek, kekuatan hubungan tak sama dengan seandainya dirimu bisa menghadapi masalah dengan lebih dewasa.

Baca Juga: 5 Cara Menghadapi Pasangan yang Ngambek saat LDR, Jangan Dibiarkan!

2. Sikapmu tak membuatnya lebih memahamimu

ilustrasi pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Ciri khas orang yang mengambek adalah diam. Kamu gak menjawab ketika ditanya oleh pasangan. Dia mencoba dengan sabar menunggu suasana hatimu membaik pun, dirimu tetap tidak bicara. 

Bagaimana ia akan lebih memahamimu bila begini? Alih-alih mengerti apa yang kamu mau, pasangan malah bakal tambah salah paham. Akibatnya, usahanya melakukan berbagai hal guna memperbaiki hubungan selalu salah di matamu.

Jangan sampai kamu tambah kesal dan keceplosan menyebutnya dengan sesuatu yang sangat negatif. Bila dirimu ingin dipahami, jangan mengambek. Katakan secara singkat, padat, dan jelas tentang apa yang kamu rasakan serta inginkan.

3. Dia bakal bosan menghadapimu

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)

Untuk beberapa lama, pasangan memang akan berusaha sabar dalam menghadapimu. Dia bahkan mencoba membujukmu dengan segala cara demi hubungan kalian membaik kembali. Namun, sampai kapan ia kuat begitu?

Pasanganmu juga manusia biasa yang bisa capek secara pikiran dan perasaan. Pun menghadapi orang dewasa yang gemar mengambek jauh lebih melelahkan daripada anak-anak. Anak-anak pantas bersikap begitu serta lebih mudah dibujuk dengan sedikit kesenangan.

Sementara orang dewasa sepertimu baik diberi perhatian lebih maupun dicueki sama-sama awet mengambek. Jika ia telah putus asa menghadapi kamu, dia bakal sama sekali tak memedulikanmu. Bahkan kejenuhan itu dapat membuatnya mudah berpaling darimu.

4. Malu dilihat orang apalagi anak dan mertua

ilustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Walaupun kamu sama sekali tidak menceritakan masalah dalam hubungan kalian dengan siapa pun, jangan kira orang-orang tak bakal tahu. Sikap mengambekmu pada pasangan mudah diamati, kok. Mereka yang melihat dinginnya raut wajahmu ketika bersama pasangan seketika tahu bahwa kamu lagi mengambek.

Dirimu cuek saja dengan usaha pasangan mengajak bicara bahkan menepis gandengannya atau sengaja duduk berjauhan. Dengan mengambek pada pasangan, kamu justru membuat diri sendiri sebagai pusat perhatian orang-orang. Apakah dirimu tidak merasa malu?

Lebih-lebih apabila sikap kekanak-kanakanmu ini ternyata juga diamati oleh anak serta mertua. Bisa-bisa anak justru merasa dirinya lebih dewasa ketimbang kamu. Sementara itu, penilaian orangtua pasangan terhadapmu juga menjadi minus dan mereka mengkhawatirkan nasib anaknya yang hidup bersamamu.

Baca Juga: 6 Alasan Seseorang Lakukan Silent Treatment ke Pasangannya, Ngambek?

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya