TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Penyebab Pertengkaran Cepat Berakhir, Gak Baik Berkepanjangan

Adanya tantangan bersama juga bikin kompak

ilustrasi pertengkaran (pexels.com/cottonbro)

Kalau sudah pecah pertengkaran, baik dalam pertemanan maupun hubungan asmara, yang paling dikhawatirkan tentunya kapan dan bagaimana cekcok itu akan berakhir. Tentu, lebih cepat pertengkaran itu selesai lebih baik supaya ketegangan tak makin menjadi-jadi. Namun, kadang kala itu tak mudah terwujud.

Upaya orang lain buat mendamaikan pun tidak jarang justru membuat pertengkaran kian sengit. Akan tetapi, adanya kesadaran dalam diri masing-masing serta sejumlah hal tak terduga biasanya lebih efektif buat menghentikan adu mulut. Berikut ini sejumlah penyebab pertengkaran bisa cepat selesai.

1. Kesalahpahaman terkoreksi dengan cepat

ilustrasi percakapan (pexels.com/Felicity Tai)

Salah satu penyebab paling umum dari pertengkaran adalah terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi yang kurang lancar dan simpang siurnya informasi yang beredar bisa menimbulkan persepsi yang berbeda.

Begitu sumber kesalahpahaman yang terjadi terkoreksi, pertengkaran akan otomatis berhenti. Kedua belah pihak yang bertikai akan sama-sama sadar bahwa semua ini cuma kesalahan dalam menangkap sebuah informasi.

2. Sungkan untuk bertengkar di hadapan orang lain

ilustrasi tiga orang (pexels.com/Felicity Tai)

Seandainya orang lain tidak datang, sering kali pertengkaran akan jadi semakin parah. Namun kemunculannya seketika membuat pihak-pihak yang bertikai merasa harus lebih mampu mengendalikan diri. Orang itu bahkan tidak perlu melakukan intervensi apa pun.

Jika melihat pengaruh kehadirannya yang begitu besar, dapat dipastikan bahwa sosok ini sangat dihormati atau ditakuti oleh pihak-pihak yang bertengkar. Misalnya, atasan di kantor. Daripada atasan turun tangan mengatasi keributan mereka yang bisa berujung sanksi buat keduanya, lebih baik akur saja.

Baca Juga: 5 Tips Menyelesaikan Pertengkaran dengan Pasangan, Mengalah!

3. Masalah yang menyebabkan pertengkaran tak sampai mencederai harga diri

ilustrasi adu mulut (pexels.com/Kindel Media)

Contoh pertengkaran tanpa penyebab yang mencederai harga diri adalah sekadar perbedaan pendapat. Tidak ada kalimat yang saling menghina atau serangan terhadap pribadi. Hanya masing-masing orang berkeras dengan pendapatnya.

Pertengkaran seperti ini cukup mudah diselesaikan dengan bersepakat mencari jalan tengahnya. Namun tidak demikian seumpama penyebab cekcok dirasa mencabik-cabik kehormatan seseorang. Tak cukup cuma bertengkar, seseorang bisa merasa dendam kesumat pada pihak yang telah melukai harga dirinya.

4. Sadar bahwa hubungan dapat berakhir jika pertengkaran dilanjutkan

ilustrasi bersalaman (pexels.com/Mikhail Nilov)

Butuh kedewasaan untuk melihat konsekuensi dari pertengkaran yang terus berlanjut. Bagaimanapun, pertengkaran yang dibiarkan saja akan mengubah cara interaksi orang yang terlibat. Kenyamanan satu sama lain pun tidak ada lagi.

Jika sudah seperti itu, sulit sekali untuk mempertahankan hubungan baik. Teman dapat berubah menjadi musuh. Meski tidak lagi bertengkar secara terbuka, sikap dingin satu sama lain telah menjelaskan adanya konflik yang abadi di antara keduanya.

5. Salah satu pihak memilih mengalah

ilustrasi pertengkaran (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Solusi terbaik dari pertengkaran tentunya kedua belah pihak mengendurkan saraf mereka. Mereka seharusnya sama-sama mampu mengendalikan diri dan sadar bahwa mungkin saja mereka keliru, lantas duduk bersama. Dengan begini, penyelesaian konflik menjadi memuaskan untuk kedua belah pihak.

Akan tetapi, kalaupun hanya ada satu pihak yang mau mengalah, ini telah cukup untuk menghentikan keributan yang terjadi. Oleh sebab itu, jangan lagi menganggap orang yang mengalah sebagai kalah. Sikap mengalahnya dalam sebuah pertengkaran justru cara mulia demi konflik tidak berlarut-larut. Asalkan ia tak sampai terus tertindas.

Baca Juga: 5 Cara Menengahi Pertengkaran dalam Keluarga, Jangan Memihak!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya