TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sedih Bukan Perlombaan, Jangan Ucap 5 Kalimat Ini Saat Teman Curhat!

Kok jadi adu yang paling ngenes sih?

dramabeans.com

Apa kamu sering, mengalami yang namanya curhat, tapi teman kamu justru malah pamer kalau dirinya yang lebih sengsara? Pasti banyak banget kan, yang mengalami seperti ini? Dan jadinya malah makin sedih dan nggak mood lagi dong, gara-gara kitanya nggak didengerin.

Ini nih, salah satu hal yang tanpa disadari adalah perbuatan toksik pada orang lain. Jangan sampai deh kita ikut-ikutan seperti gitu. Maka dari itu, jangan ucapkan lima kalimat ini kalau ada temanmu yang lagi curhat!

1. "Ya ampun, aku dulu juga pernah kaya gitu, malah..."

dramabeans.com

Waktu keluar kata-kata 'ya ampun', harapannya sih diikuti sama, "Pasti nggak enak ya rasanya, curhatin semuanya deh sampe lega,". Tapi, tidak jarang kata-kata penuh empati seperti ini justru diganti sama kalimat yang sama sekali tidak mengandung kepekaan.

Misalnya, kamu pasti pernah kan, curhat baru mulai, eh temanmu malah main potong dan justru menceritakan pengalamannya. Sebel dong? Hati-hati ya, jangan sampai kamu melakukan hal ini juga, karena akan membuat orang lain tidak percaya dengan kita.

Baca Juga: 5 Kalimat Ini Dipercaya Dapat Meredakan Kemarahan Seseorang 

2. "Aku dulu justru sampe gini..."

dramabeans.com

Kenapa sih kalimat seperti di atas sama sekali tidak oke buat diucapkan waktu teman curhat? Selain tidak mengandung empati sama sekali, sikap seperti ini sebenarnya menunjukkan keegoisanmu untuk menjadi pihak yang selalu didengarkan. 

Artinya, kamu punya ambisi menjadi center dalam komunikasi kalian. Ambisi untuk mendominasi percakapan seperti ini sama sekali tidak bagus ya. Karena sekali lagi, itu adalah salah satu sikap toksik!

3. "Kamu baru gitu, aku dulu malah..."

hancinema.net

Apa sih respon pertama kali saat teman kita datang untuk curhat? Cuma ada satu jawaban untuk hal ini, yaitu meyakinkan pada dia bahwa kita akan menjadi pendengar yang baik. Baik temanmu curhat untuk sekadar mencari pendengar atau solusi, yang pertama harus kamu lakukan adalah menjadi pendengarnya, itu saja.

Ketika kamu menyerobot ceritanya dan membubuhkan kata-kata 'aku justru', 'aku malah', 'kalau aku', ini akan memberi kesan bahwa perasaan temanmu tidak valid. Padahal, tidak ada kasta dalam kesedihan dan kesengsaraan. Semua rasa sedih dan kesulitan itu real.

4. "Kalo aku dulu sih gini..."

dramabeans.com

Ini adalah kalimat keempat yang perlu dijaga biar tidak keluar dari lisan kamu. Kata-kata, "Kalo aku sih dulu..", akan mengesankan bahwa pengalamanmu lebih parah dari yang temanmu alami.

Waduh, jadinya sih seakan meremehkan pengalaman orang lain dong kalo gini! Perlu kita ingat ya, pengalaman siapapun tidak bisa dibanding-bandingkan dengan orang lain, karena kita semua juga punya situasi yang membuat masing-masing pengalaman menjadi otentik. Intinya, tidak ada kesedihan yang bisa dibandingkan!

Baca Juga: 5 Kalimat yang Sering Terlupakan Usai Bercinta, Padahal Penting!

Verified Writer

Novia Aisyah

Some Scandinavian thoughts addict

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya