TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Langkah agar Tenang Menyikapi Quarter Life Crisis, Gak Usah Galau

Yuk, dihadapi bukan dihindari! 

ilustrasi bahagia (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sebuah studi yang dilakukan di LinkedIn menemukan bahwa 75% orang muda usia 20-an hinggal 30-an mengalami quarter life crisis. Ini adalah kondisi di mana mulai muncul berbagai pertanyaan dan kegalauan tentang hidup, karier, keuangan maupun percintaan.

Di fase ini, kita perlu menyikapi dengan tepat agar tidak bingung terlalu lama. Ini adalah beberapa langkah yang bisa kamu ikuti dan buat kamu semakin siap menghadapi quarter life crisis.

1. Sadari bahwa itu adalah proses yang normal menuju dewasa

ilustrasi anak muda (pexels.com/cottonbro)

Fase quarter life crisis adalah fase menuju kedewasaan. Di masa transisi inilah sering terjadi kebimbangan dan hal itu wajar kita alami. Ya, karena pada masa tersebut umumnya keadaan belum stabil.

Jadi, kita tidak perlu menyangkal setiap perasaan dan kondisi yang kita alami. Tapi yang perlu kita lakukan adalah menyadari bahwa itu adalah proses yang harus kita jalani agar menjadi pribadi yang lebih dewasa. Kamu sudah siap untuk berproses?

Baca Juga: 8 Nasihat untukmu Melalui Quarter Life Crisis, Langsung Terapkan! 

2. Sesekali coba rehat dari media sosial

ilustrasi galau (pexels.com/mikoto.raw)

Media sosial punya peran yang besar dalam kehidupan. Media punya kekuatan untuk mempengaruhi pemikiran kita, lho. Seberapa sering kita merasa insecure, stres, cemas, dan terus membandingan diri dengan orang lain setelah melihat postingan di media sosial?

Kita terus saja fokus melihat keberhasilan dan kebahagiaan yang dibagikan di media sosial sampai akhirnya menaruh standar hidup kita sesuai dengan orang kebanyakan. Padahal yang perlu kita pahami setiap orang memiliki jalur kehidupannya masing-masing.

Hal inilah yang menjadi alasan kita perlu rehat sejenak dari media sosial. Yuk, atur batasan untuk mengecek media sosial dan fokuskan diri ke hal yang lebih penting. 

3. Self talk yuk, kenali diri sendiri lebih dalam

ilustrasi menulis (pexels.com/Los Muertos Crew)

Setelah kamu membatasi diri dengan media sosial, yuk kita berbicara lebih dalam dengan diri sendiri. Kenali apa yang sebenarnya kamu mau, hal apa yang jadi prioritas hidupmu, dan nilai apa yang kamu pegang dalam hidup.

Tidak dimungkiri, untuk menjawab pertanyaan tadi perlu proses dan berpikiran yang jernih. Oleh karena itu, kita perlu secara rutin melakukan self talk. Melakukan hal ini secara rutin bisa menjadi semacam detoks dari kebisingan di sekeliling kita.

Selalu catat apa yang menjadi hasil refleksimu, renungkan itu, dan buat strategi praktis untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah kamu rancangkan. Dengan begitu, kamu selangkah lebih dekat keluar dari quarter life crisis.

4. Cari orang yang suportif bukan yang menjatuhkan

ilustrasi teman baik (pexels.com/Liza Summer)

Pada saat kegalauan datang, kita biasanya jadi lebih fokus ke masalah tersebut sehingga muncul perasaan-perasaan seperti minder, overthinking, iri, cemas, dan lain sebagainya. Keberadaan orang-orang yang suportif bisa membantu kita menghadapi masa-masa kebimbangan ini.

Peran mereka adalah sebagai 'rem' saat kita mulai overthinking, pengingat ketika kita lupa arah dan mereka akan memberi masukan yang membangun bukan menjatuhkan. Apakah kamu sudah menemukan orang tersebut?

Baca Juga: 5 Hal yang Bikin Kamu Sulit Keluar dari Quarter Life Crisis, Hati-hati

Verified Writer

Stephanie Priyanka

A daily learner. Having a balance life through writing.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya