Untukmu yang Pergi Tanpa Kata, Aku Bangkit Meski Jiwaku Rapuh

#14HariBercerita Hingga kini, diatas kebahagianmu ada hati yang berharap dirimu kembali.

 

kau boleh pergi dari hidupku. Tapi ketahuilah, kepergianmu layaknya puisi yang  terhempas angin tanpa sanggup aku sampaikan padamu

Masih ingatkah kau akan langit berawan saat itu?

Diatas langit yang keindahannya tiada tertandingi kau katakan, kita bisa melaluinya bersama. Aku juga mengilhami hal itu. Ah, betapa irinya semesta akan kita saat itu. Kabut tebal yang menghiasi langit seakan malu untuk merintikkan hujannya. Kau dan aku pemuja alam. Ribuan puncak pernah kau taklukkan. Sedangkan aku , pecinta perjalanan yang akan membuat cerita kita semakin nyata melalui goresan pena.

Kau… lelaki yang membuat semua inderaku sejenak berhenti berdetak. Tak bisa dipercaya, namun itulah ironi cinta. Mampu membuat aku bodoh, meski sebenarnya aku tak menginginkannya. Entah ini permainan hati, atau hanya logika yang tak lagi berjalan normal. Dalam sekejap cinta mampu meruntuhkan jiwamu yang kokoh. Begitulah romansa kita saat itu. Kokoh namun siap runtuh kapan saja.

Bersamamu, roman picisan tak lagi picik

dm-player

Sajak manis yang pernah kau lontarkan, hingga kini masih terpatri di memori indahku. Perjalanan yang penuh dengan lika-liku harapan. Ingin ku katakan pada dunia betapa beruntungnya aku memenangkan hatimu, begitu ucapmu saat itu. Meski kita tahu, kisah kita layaknya perjalanan di hutan belantara tanpa kompas yang siap membuat kita tersesat setiap saat.

Kau bisa membeli segalanya, namun tidak dengan kenangan. Kenangan yang berhasil kau torehkan tanpa bisa aku hapus begitu saja. Ya, mungkin aku berdosa karena tak mengijinkan orang lain untuk memasuki relung jiwaku. Lorong hati itu masih terisi dengan bayanganmu yang entah sampai kapan akan sirna.

Saat itu, kau bercerita dengan diksi-diksimu yang indah. Hingga akhirnya kita menjadi pejuang cinta layaknya masa depan yang tanpa kita ketahui akhirnya. Lucu memang, mungkin saat itu banyak yang menganggap kisah kita hanya roman picisan. Namun, dari roman picisan itulan kita bisa melalui semuanya tanpa luka.

Waktu tak bisa berkompromi, layaknya hati kita yang juga sudah berseberangan

Kini, langit tak akan segan lagi untuk menyuarakaan kegelisahannya. Hujan itu. Ya, hujan yang yang mengubah gerimis menjadi badai. Layaknya pikiranku yang kini masih dipenuhi oleh berbagai angan tentang dirimu dan impian yang belum kita wujudkan bersama. Meskipun aku tahu ujung kisah ini akhirnya kembali menorehkan luka.

Aku harus kuat. Hidup akan terus berjalan, meski tanpa kehadiranmu. Begitu pikirku.

Namun, nyatanya tak semudah itu menampik segalanya. Bolehkah aku meminta untuk ke masa masa aku sebelum mengenalmu? Mungkin aku egois. Tapi ketahuilah aku berusaha untuk bangkit dari semua ini. Aku ingin menjalani segalanya tanpa bayangmu. Dan, aku bisa!  Kamu, dan hingga kini selalu kamu. Meski kini aku bangkit dengan semua apa yang aku impikan, percayalah hingga kini diatas kebahagianmu ada hati yang berharap dirimu kembali. Semoga aku tidak berdosa akan harapan ini!

Andreanyta Erni Photo Writer Andreanyta Erni

What you lack in talent can be made up with desire

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya