ilustrasi perselingkuhan (pexels.com/Freestocks.org)
Kalau diperhatikan, orang yang selingkuh kerap mengulangi perilakunya. Meskipun sudah ketahuan, pelaku perselingkuhan seakan tidak kapok. Padahal, awalnya pelaku mengaku bersalah, minta maaf, sampai berjanji tidak akan melakukan pengkhianatan lagi.
Dalam banyak kasus, ternyata pelaku melakukan perselingkuhan kembali. Sehingga, pola perilaku membuat banyak orang berspekulasi bahwa orang yang selingkuh tidak berubah.
Jadi, apakah selingkuh bisa sembuh? Melansir Psyc Central, untuk menjawab pertanyaan tersebut sebenarnya bergantung pada alasan pelaku melakukan perselingkuhan.
Menurut psikolog David Tzall, orang yang sering selingkuh bisa jadi disebabkan trauma dan gaya kemelekatan yang tidak aman. Selain itu, penyebab selingkuh bisa disebabkan kondisi psikologis pelaku, seperti:
- Narsisisme
- Impulsif
- Mencari sensasi
- Rendah diri.
Selingkuh bisa saja sembuh dan pelaku dapat berubah. Hanya saja, semua itu tergantung tekad dan keinginan pelaku. Dibutuhkan pendekatan dan metode yang tepat juga agar pelaku tidak kembali ke pola perilaku sebelumnya.
Rasa kasihan pada pasangan tidak bisa jadi alasan kuat pelaku untuk berubah. Bahkan, apa pun yang dilakukan pasangannya, pelaku tetap bisa kembali mengulangi perselingkuhan.
Pada dasarnya, perselingkuhan hanya berhenti jika pelaku memang bertekad untuk menghentikannya dan ia benar-benar berubah jadi pribadi yang lebih baik.