Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Sakral dan Bermakna!

Setiap langkahnya memiliki tujuan 

Rangkaian pernikahan adat biasanya memiliki prosesi yang panjang dan penuh aturan. Begitu pula dengan prosesi pernikahan adat Palembang.

Sama seperti pernikahan adat lainnya, prosesi pernikahan Palembang dimulai jauh hari sebelum hari H pernikahan. Orang-orang yang terlibat pun tidak hanya kedua calon mempelai, namun sebagian besar keluarga dari kedua belah pihak ikut serta dalam prosesi pernikahan tersebut.

Yuk, simak rangkaian prosesi pernikahan dengan menggunakan adat Palembang di bawah ini. Sakral dan penuh makna banget!

1. Madik

Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Sakral dan Bermakna!ilustrasi pernikahan (pexels.com/Kampus Production)

Dalam prosesi pernikahan di adat Palembang, ada yang namanya Madik. Madik ini adalah prosesi pendekatan atau mendekati. Semacam prosesi penyelidikan terhadap keberadaan sang gadis, utusan atau perwakilan dari keluarga calon pengantin pria berkunjung ke rumah calon pengantin perempuan yang memiliki tujuan untuk berkenalan.

Tujuannya untuk mengetahui kondisi, asal-usul, silsilah keluarga, dan yang paling penting mengamati calon pengantin wanita dan keluarganya. Perwakilan keluarga calon pengantin pria tentu tidak datang dengan tangan kosong. Mereka membawa tenong atau songket yang berbentuk bulat terbuat dari anyaman bambu.

2. Menyengguk

Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Sakral dan Bermakna!ilustrasi pernikahan (pexels.com/Maryia Plashchynskaya)

Tahap ini dilakukan setelah Madik terlaksana. Istilahnya seperti "memasang pagar" atau mengikat. Menyengguk ini menjadi bentuk tanda keseriusan calon pengantin pria. Tujuannya agar sang gadis tidak dapat diganggu oleh senggung (semacam hewan musang) atau tidak diganggu oleh laki-laki lain.

Keluarga laki-laki akan datang mengirimkan utusan ke rumah sang gadis sambil membawa tenong/sangkek. Sebuah anyaman bambu tang berbentuk bulat atau persegi empat dan dibungkus dengan kain batik bersulam benang emas.

Tenong ini berisi aneka bahan makanan seperti telur, mentega, terigu, dan lain sebagainya. Tenong dianggap sebagai pengikat bahwa sang gadis tidak akan diambil laki-laki lain. Namun, saat ini tak banyak prosesi Menyengguk dilakukan oleh adat Palembang modern, karena keluarga tidak banyak ikut campur dalam prosesi pendekatan atau pengikatan calon pengantin.

3. Lamaran

Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Sakral dan Bermakna!ilustrasi pernikahan (pexels.com/Asad Photo Maldives)

Tahap pernikahan adat Palembang berikutnya yakni mendapatkan tanggal pasti dari kesepakatan kedua keluarga, yang dilanjutkan dengan lamaran. Tujuan ini pastinya meminang atau melamar sang gadis pujaan hati calon mempelai pria.

Rombongan keluarga calon pengantin pria akan datang membawa seserahan. Apabila lamaran diterima, maka barang-barang hantaran akan diserahkan kemudian dilanjutkan dengan memutus "kato" atau menentukan tanggal pernikahan.

4. Berasan dan Mutuse Kato

Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Sakral dan Bermakna!ilustrasi pernikahan (pexels.com/Pietro Jeng)

Prosesi pernikahan adat Palembang selanjutnya adalah berasan. Berasan sendiri dalam bahasa Melayu berarti musyawarah. Pihak keluarga yang melakukan musyawarah membicarakan persyaratan pernikahan baik adat maupun agama. Persyaratan ini juga menentukan mahar atau mas kawin.

Setelah itu, para utusan keluarga akan melakukan upacara pengikatan tali keluarga dengan mengambil setumpuk sasak gelungan (konde) dan dibagikan ke para utusan atau keluarga. Hal ini sebagai pertanda bahwa kedua keluarga telah saling mengikat untuk menjadi keluarga.

Seserahan yang diberikan keluarga mempelai pria membawa tujuh Tenong berisi gula pasir, telur itik, emping pisang, buah-buahan, dan tepung terigu. Tidak hanya itu, beberapa perlengkapan lain yang dibutuhkan secara adat harus dipenuhi sesuai dengan adat masing-masing. Saat menjelang pulang, Tenong akan dikembalikan dengan aneka jajanan khas Palembang.

5. Ngeterke belanjo

Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Sakral dan Bermakna!ilustrasi pernikahan (pexels.com/KEREM KSLR)

Prosesi adat Palembang berikutnya adalah Nganterke Belanjo. Tahap ini mirip dengan adat pernikahan Jawa yang dilaksanakan sebelum akad nikah. Prosesinya lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan sedangkan kaum pria hanya mengiringi saja.

Uang belanja atau duit belanjo akan dimasukkan ke dalam ponjen warna kuning dilengkapi 12 nampan pengiring kebutuhan pesta. Unik banget, ya?

Baca Juga: 11 Rangkaian Pernikahan Adat Bali yang Kaya Akan Budaya, Apa Saja?

6. Persiapan menjelang akad nikah

Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Sakral dan Bermakna!Ilustrasi pernikahan (pexels.com/Photo by Asad Photo Maldives)

Menjelang akad nikah, biasanya ada beberapa ritual yang dilakukan calon mempelai perempuan yang dipercaya berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan. Yuk, simak beberapa ritual di bawah ini!

  1. Betangas: Betangas merupakan mandi uap ramuan rempah-rempah. Rebusan rempah-rempah ini diletakkan di bawah kursi tempat mempelai duduk. Prosesi Betangas ini bertujuan mengeluarkan keringat dan membersihkan pori-pori agar pada saat hari H tidak banyak mengeluarkan keringat dan bau.
  2. Bebedak: Seperti namanya, bebedak merupakan istilah untuk mempercantik calon mempelai perempuan dari ujung kepala sampai ujung kaki.
  3. Bepacar: Berpacar adalah prosesi dimana daun pacar (daun inai) dilekatkan pada seluruh kuku tangan dan kaki serta telapak tangan dan kaki. Pacar ini sebagai pertanda bahwa kedua pasangan akan memasuki kehidupan baru sebagai suami istri.

7. Akad nikah

Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Sakral dan Bermakna!Ilustrasi pernikahan (pexels.com/Dimitri Kuliuk)

Selanjutnya tentu adalah akad nikah. Akad nikah ini juga menjadi momen di mana mas kawin yang sudah disepakati kedua keluarga diberikan.

Akad nikah menurut tradisi Palembang dilakukan di kediaman calon mempelai pria. Namun, tak jarang dilakukan di kediaman calon mempelai perempuan. Kalau seperti itu, maka akan disebut numpang kawin.

8. Ngocek bawang

Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Sakral dan Bermakna!Ilustrasi hubungan kasual (pexels.com/Criativa Pix Fotografia)

Ngocek bawang menjadi bagian dari persiapan hari Munggah yang merupakan prosesi pernikahan adat Palembang selanjutnya. Di awal persiapan hari Munggah ini, dilakukan pemasangan tapup, persiapan bumbu-bumbu masak, dan sebagainya.

Ngocek bawang dibagi menjadi dua hari, ngocek bawang kecik dilakukan dua hari sebelum hari Munggah, sedangkan ngocek bawang besak akan dilakukan sehari sebelum Munggah. Seluruh persiapan besar dan perapian, serta persiapan yang belum rampung dikerjakan pada tahap ini.

9. Munggah

Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Sakral dan Bermakna!Ilustrasi pernikahan (pexels.com/Deesha Chandra)

Munggah merupakan puncak dari prosesi pernikahan adat Palembang. Acara puncak ini dimulai dengan kedatangan rombongan keluarga mempelai pria yang membawa 12 macam barang antaran, antara lain tiga set kain songket, kain batik Palembang, kain jumputan, kosmetik, buah-buahan, hasil bumi, aneka kue, uang, dan perhiasan sambil diiringi dengan bunyi rebana.

Sesampainya di rumah mempelai perempuan, ibu dari mempelai perempuan menyambut mempelai pria dengan membalutkan kain songket motif lepus pada punggung mempelai pria lalu menggiringnya ke kamar mempelai perempuan. Ketika sampai di depan pintu kamar, mempelai pria mengetuk tiga kali. Setelah pintu dibuka, mempelai pria membuka kain yang menutupi wajah mempelai perempuan, disebut buka langse.

Kemudian, orangtua mempelai perempuan menyuapi nasi ketan kunyit dan ayam panggang ke mempelai. Dilanjutkan dengan prosesi cacap-cacapan, di mana orangtua mempelai pria mengusap ubun-ubun kedua pengantin dengan air bunga setaman sebagai simbol pemberian nafkah yang terakhir kalinya.

Lalu rangkaian terakhir acara Munggah akan ditutup dengan sang istri memberi sirih kepada suami sebagai lambang hidup saling memberi dan menerima. Serta, menimbang topi suami sebagai simbol hidup seiya-sekata menjalani kehidupan rumah tangga.

Setiap prosesinya memiliki makna dan tujuan masing-masing. Prosesi pernikahan adat Palembang ini bisa jadi referensimu saat ingin menikah nanti juga, lho!

Baca Juga: Hitungan Weton Jawa untuk Pernikahan, Punya Makna Khusus!

Alma S Photo Verified Writer Alma S

I don’t have to say a word. That’s why I like writing.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya