Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bukan Loyalitas Buta, Ini 5 Ciri Pertemanan yang Sehat 

Unsplash.com/sammanns94
Unsplash.com/sammanns94

Begitu kita meninggalkan masa anak-anak, kita cenderung lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman ketimbang keluarga. Oleh karena itu, kualitas pertemanan kita sangat berpengaruh pada baik buruknya hidup kita.

Jika pertemanan sudah dirasa tidak sehat dan terlalu sulit untuk diperbaiki, jangan ragu untuk mengakhirinya. Ini nih, 5 ciri pertemanan sehat yang layak untuk dipertahankan!

1.Saling mengingatkan jika ada yang melakukan kekeliruan

Unsplash.com/sammieeev
Unsplash.com/sammieeev

Bukan malah sesalah apa pun harus tetap saling membela. Orang terdekat kita haruslah orang yang bisa mengingatkan kita. Demikian pula kita mengingatkannya jika ia melakukan kekeliruan. Kalau salah tetap dibela mati-matian, malah jadi saling menjerumuskan.

2.Tak perlu selalu sama melainkan justru saling menghargai perbedaan

Unsplash.com/martzzl
Unsplash.com/martzzl

Jangan sampai pertemanan memaksa kita menjadi selalu sama dengan orang lain. Itu pertemanan yang dangkal dan tidak dewasa. Bagaimanapun, kita terlahir sudah dalam keadaan yang berbeda-beda, kan?

Maka pertemanan yang sehat semestinya justru bisa menghargai berbagai perbedaan. Bahkan perbedaan-perbedaan itulah yang membuat pertemanan menjadi lebih berwarna dan bermakna.

3.Memberi kebebasan untuk masing-masing mengembangkan diri

Unsplash.com/beccatapert
Unsplash.com/beccatapert

Saat pertemanan sudah terasa seperti belenggu, berarti ada yang salah dari pertemanan kita. Seharusnya, berteman ya berteman saja. Sedekat apa pun tak lantas menghambat masing-masing untuk mengembangkan diri.

Dunia ini amat luas. Sayang sekali jika kita berkutat pada hal-hal yang itu-itu saja dan hanya bersama satu atau dua orang yang sama. Jika memang fondasi pertemanan kita kuat, pengembangan diri masing-masing justru akan membuat pertemanan makin kaya. Kita jadi bisa membicarakan begitu banyak hal, saling menginspirasi dan memotivasi.

4.Tidak menutup akses pertemanan dengan yang lain

Ilustrasi pria dan teman-teman (Unsplash.com/heftiba)
Ilustrasi pria dan teman-teman (Unsplash.com/heftiba)

Kita memang akan selalu membentuk lingkaran-lingkaran pertemanan. Ada teman dekat, teman yang tidak terlalu dekat atau biasa saja, dan teman sekadar kenal. Itu sudah otomatis terjadi mengikuti kecocokan yang kita rasakan.

Yang harus dihindari adalah pertemanan yang sangat tertutup atau eksklusif. Orang-orang dalam suatu kelompok seakan-akan tidak mau bergaul dengan orang-orang di luar kelompoknya. Orang-orang di luar kelompok sih, tidak akan dirugikan. Tetapi tanpa sadar, kita sendiri yang rugi sebab cakrawala kita jadi amat terbatas.

5.Tetap menghargai privasi

Unsplash.com/matheusferrero
Unsplash.com/matheusferrero

Sedekat apa pun pertemanan, masing-masing orang tetap punya privasi. Kalau privasi dilanggar oleh siapa pun, tentu akan terasa tidak nyaman. Dalam pertemanan yang sehat, hal-hal yang sifatnya pribadi tak perlu dicari tahu. Cukup menunggu yang bersangkutan memberi tahu. Bila pun tidak, sama sekali bukan masalah.

Apakah kamu juga merasakan hal di atas pada teman-temanmu? Jika iya, pertahankan pertemanan kalian, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us