Belakangan kata avoidant makin sering digunakan untuk menjelaskan kenapa seseorang terlihat dingin atau sulit membuka diri. Masalahnya, istilah ini jadi seperti cap atau label yang mudah ditempelkan kapan pun seseorang tidak antusias merespons orang lain. Padahal tidak semua bentuk jarak berarti trauma atau ketakutan dekat dengan orang lain. Kadang, ya, sesederhana kamu tidak merasa tertarik saja.
Situasi ini sering dialami banyak orang. Misalnya, saat dia mengajak ngobrol soal makanan favorit, kamu menjawab datar, “ayam pop,” lalu percakapan berhenti begitu saja. Bukan karena kamu avoidant, tapi karena hatimu memang tidak untuk orang tersebut. Berikut beberapa tanda yang bisa membantu kamu mengenali bukti memang bukan dia orangnya.
