Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sahabat (pexels.com/Elijah O'Donnell)
ilustrasi sahabat (pexels.com/Elijah O'Donnell)

Intinya sih...

  • Akui rasa kecewa sebagai langkah pertama memaafkan.

  • Bedakan antara memaafkan dan melupakan untuk kedewasaan.

  • Komunikasikan dengan tenang dan ingat kenangan baik sebagai pertimbangan.

Persahabatan memang bikin hidup lebih berwarna, tapi wajar kok kalau persahabatan gak selalu berjalan mulus. Ada kalanya kita dikecewakan oleh orang yang justru paling kita percaya: sahabat sendiri. Entah karena omongannya yang menyakitkan, janji yang dilanggar, atau sikap yang berubah tiba-tiba, rasa kecewa itu bisa jadi luka yang dalam.

Namun, masa iya persahabatan harus bubar hanya karena satu kesalahan? Di sinilah pentingnya belajar memaafkan, apalagi kalau selama ini kamu merasa sahabatmu sudah sangat baik. Memaafkan memang gak mudah, tapi percayalah, kamu bisa. Berikut adalah beberapa cara memaafkan sahabat yang sudah membuatmu kecewa.

1. Akui dulu rasa kecewa

ilustrasi perempuan sedang merenung (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Salah satu langkah pertama dan terpenting untuk bisa memaafkan dan berdamai dengan rasa sakit adalah akui dulu rasa kecewa yang kamu miliki. Jangan malah pura-pura cuek dan sok baik-baik saja, padahal hati perih seperti teriris. Stop denial mode. Kecewa itu manusiawi, dan memvalidasi perasaanmu sendiri bukan berarti kamu lemah.

Luangkan waktu untuk lebih memahami diri sendiri. Tuliskan perasaanmu di jurnal atau curhat ke orang terpercaya. Intinya, beri ruang untuk rasa sakit itu hadir. Karena kalau kamu gak tahu apa yang membuatmu terluka, gimana caranya kamu bisa benar-benar memaafkan?

2. Bedakan antara memaafkan dan melupakan

ilustrasi berbicara dengan teman (unsplash.com/NONRESIDENT)

Banyak yang salah paham dan mengira memaafkan itu berarti harus melupakan. Padahal, dua hal ini sangat berbeda. Kamu bisa memaafkan sambil tetap mengingat pelajarannya. Bukan untuk menyimpan dendam, melainkan lebih waspada ke depannya.

Memaafkan bukan berarti kamu harus balik dekat seperti dulu, lho. Kadang, kamu cukup mengikhlaskan dan menjaga jarak sehat. Itu juga bentuk kedewasaan. Kamu tetap bisa baik tanpa harus kembali seperti sebelumnya.

3. Komunikasikan dengan tenang, bukan meledak-ledak

ilustrasi mendengarkan orang berbicara (pexels.com/mentatdgt)

Kalau kamu sudah lebih tenang dan siap menghadapinya, kamu boleh, kok, ajak dia ngomong langsung. Jangan sampai meledak-ledak, tapi juga jangan disimpan terlalu lama. Pilih waktu yang pas dan tempat yang nyaman.

Mulai dengan, "Aku merasa …," daripada, "Kamu, tuh, selalu …," supaya gak terdengar menyerang. Jelaskan apa yang kamu rasakan dan kenapa itu bikin kamu kecewa. Dengarkan juga penjelasannya. Siapa tahu, kalian cuma salah paham dan semua bisa dibenahi.

4. Ingat kenangan baik dan alasan kenapa kamu berteman

ilustrasi hangout (unsplash.com/Rendy Novantino)

Kalau kamu masih bimbang mau memaafkan atau enggak, coba ingat lagi momen-momen seru yang pernah kalian lewati bersama. Kadang, satu kesalahan memang bikin kamu marah besar, tapi apa kamu rela persahabatan yang sudah dibangun lama mau dibuang hanya karena satu luka? Tentu kamu juga harus melihat apakah dia layak dimaafkan. Namun, kalau memang kesalahannya bukan sesuatu yang prinsipiel sekali, pertimbangkan untuk memberikan kesempatan kedua.

5. Memaafkan untuk kebaikanmu, bukan hanya untuk dia

ilustrasi bahagia (pexels.com/nappy)

Ingat, yang paling merasakan manfaat dari memaafkan sebenarnya adalah dirimu sendiri, bukan orang lain. Menyimpan dendam hanya bikin mentalmu capek. Energi juga pasti sering terkuras untuk hal yang gak bermanfaat. Dengan memberikan maaf, kamu seperti melepaskan beban dari pundakmu. Rasanya enteng sekali.

Bahkan kalau hubungan gak bisa balik seperti dulu, memaafkan tetap penting supaya kamu bisa melanjutkan hidup tanpa bayang-bayang rasa sakit. Karena pada akhirnya, kamu layak bahagia, tanpa beban dari luka yang belum sembuh.

Memaafkan sahabat yang sudah bikin kecewa memang gak gampang. Namun, bukan berarti gak mungkin. Kadang, luka dalam persahabatan justru bikin kita tumbuh. Selama ada niat baik dan keikhlasan, luka itu bisa sembuh perlahan. Ingat, sahabat sejati bukan yang gak pernah melakukan kesalahan, melainkan yang mau berjuang bersama untuk memperbaiki. Kalau kamu lagi ada di posisi ini, semoga hatimu segera lega, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha