potret pasangan bahagia (pexels.com/Mikhail Nilov)
Kekhawatiran pertama yang sering kali jadi pertimbangan dengan pasangan yang memiliki jarak usia jauh adalah perbedaan halaman dan bab dalam fase kehidupan. Kamu mungkin memikirkan, jika kamu dahulu masih SD, mungkin pasanganmu sudah kuliah. Dalam tahap ini ada tahapan dalam hidup yang pasanganmu sudah lalui, namun kamu belum.
Itulah mengapa jarak usia yang jauh juga menandakan kemungkinan tujuan dan keinginan langsung yang berbeda. Contoh, ketika pasangan yang tua akan segera pensiun, mungkin ia akan menabung dengan lebih ketat. Sementara pasangan yang lebih muda, mungkin masih fokus membangun karir. Namun, apakah berarti ini selalu menunjukkan kerugian dalam hubungan?
Dalam sebuah penelitian diterbitkan North American Journal of Psychology, romansa yang dijuluki Mei-Desember ini menumbuhkan lebih sedikit kecemburuan dan lebih banyak kepercayaan. Pasangan seperti ini biasanya justru sudah lebih berkomitmen untuk tidak mementingkan diri sendiri. Komunikasi secara menyeluruh harus bagi mereka, demi mempertahankan hubungan sehat dan bahagia. Sementara dalam hubungan sebaya, ada kalanya hal ini justru dilupakan, padahal pasangan belum tentu selalu berada di halaman yang sama.