Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sedang beres-beres rumah (pexels.com/Blue Bird)
ilustrasi sedang beres-beres rumah (pexels.com/Blue Bird)

Di Indonesia saat ini tengah marak kasus perceraian. Penyebabnya beragam, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan, berbeda pandangan, hingga pengabaian terhadap pasangan. Saking maraknya, banyak anak muda yang akhirnya takut untuk menikah.

Di tengah terus meningkatnya angka perceraian, mari kita belajar lebih menghargai pasangan dalam rumah tangga. Tidak perlu dengan hal-hal besar, mulai saja dari hal-hal sederhana terlebih dahulu. Coba dengan cara-cara berikut ini, deh!

1. Selalu bersikap jujur dan terbuka

ilustrasi pasangan (pexels.com/Polina Zimmerman)

Jangan biasakan diri untuk berbohong, karena kebohongan kecil sekalipun dapat menodai kepercayaan. Hargai pasangan dengan sikap terbuka. Selalu bicarakan apapun dengan jujur, jangan ada yang ditutupi. Komunikasikan tentang perasaan, pandangan, kebutuhan, serta harapan.

2. Jadi pendengar yang baik

ilustrasi pasangan suami istri (pexels.com/ Monstera Production)

Hindari pengabaian terhadap pasangan, karena akan membuatnya merasa tidak berharga. Selalu beri perhatian penuh saat pasangan bercerita. Dengarkan keluh kesahnya untuk menunjukkan kasih sayang dan kepedulian. Hal ini juga membantu memahami perasaan pasangan.

3. Memberi dukungan emosional

ilustrasi pasangan suami istri (pexels.com/William Fortunato)

Saat senang maupun susah, tetaplah dampingi pasangan dalam keadaan apapun. Berikan dukungan emosional yang berarti baginya. Dukungan tersebut bisa berupa pujian, dorongan positif, motivasi, dan tindakan yang membantunya merasa nyaman.

4. Menghargai pendapat pasangan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Jack Sparrow)

Rumah tangga bukan lagi tentang diri sendiri, tetapi tentang menjalani kehidupan berdua bersama pasangan. Saat berumah tangga, dua kepala jadi satu. Hargai pendapat pasangan dalam pengambilan keputusan. Diskusikan secara terbuka, ambil jalan tengah, serta sepakati bersama-sama.

5. Membantu tugas rumah tangga

ilustrasi sedang beres-beres rumah (pexels.com/Blue Bird)

Urusan rumah tangga seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, termasuk pekerjaan rumah. Jika sedang ada waktu, jangan gengsi membantu meringankan beban pasangan. Kerjakan bersama-sama supaya terbangun kepedulian dan keharmonisan dalam rumah tangga. Harus saling bantu, bukan?

6. Berusaha meluangkan waktu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)

Keretakan rumah tangga tidak jarang disebabkan oleh kurangnya waktu untuk bersama. Meski sibuk dengan pekerjaan dan urusan lainnya, berusahalah mencari kesempatan untuk quality time. Misalnya, manfaatkan waktu libur untuk jalan-jalan, menonton film, atau sekadar duduk sambil mengobrol berdua di rumah.

7. Sesekali berikan kesempatan me time

ilustrasi seorang pria sedang merenung (pexels.com/Pixabay)

Sudah hidup bersama bukan berarti sudah menyatu secara utuh. Istri dan suami tetaplah masing-masing individu yang berbeda. Kadang ada hasrat untuk menghabiskan waktu sendirian. Jadi, sesekali beri kesempatan kepada pasangan untuk me time. Lakukan secara bergantian supaya adil.

8. Apresiasi kecil sangat bermakna

ilustrasi makan sehat bersama pasangan (pexels.com/Andres Ayrton)

Mengapresiasi pasangan dalam hal-hal kecil mungkin jarang dilakukan. Padahal, hal ini sangat bermakna bagi pasangan. Jangan menunggu pencapaian besar, berikan apresiasi melalui hal-hal kecil terlebih dahulu. Misalnya, saat pasangan berhasil mencoba resep baru, apresiasi usahanya dengan pujian yang tidak berlebihan.

Hal-hal sederhana juga sangat berpengaruh dalam rumah tangga. Justru, hal-hal kecil yang terus disepelekan bisa menimbulkan konflik berkepanjangan. Oleh karena itu, hargai pasangan dengan melakukan cara-cara sederhana tadi. Semoga selalu harmonis, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team