3 Perbedaan Orang Beneran Curhat dan Caper, Jangan Pukul Rata 

Pasti akan terlihat dari bagaimana mereka bercerita

Tanpa disadari, seringkali kita menghakimi orang di sekitar kita yang curhat sebagai orang yang haus perhatian. Momen ketika ia butuh untuk didengar dan diberi nasihat, kita malah balas acuh tak acuh. Hati-hati, guys. Secara tidak langsung, kita malah jadi batu sandungan untuk teman kita.

Karena itu, hindari pandangan orang yang mencurahkan keluh kesah atau masalahnya pastilah sedang cari perhatian. Jangan juga menghakimi sendiri setelah kamu curhat ke orang lain. Percaya, deh, curhat itu hal yang lumrah dan tidak bikin kamu jadi ratu drama.

Supaya lebih meyakinkan, simak lima perbedaan orang beneran curhat dengan caper. Apa saja kira-kira?

1. Orang yang beneran butuh curhat hanya butuh didengar, orang caper menuntut perhatian

3 Perbedaan Orang Beneran Curhat dan Caper, Jangan Pukul Rata ilustrasi pasangan (pexels.com/SHVETS production)

Perbedaan pertama, coba lihat dari cara orang itu mendekatimu. Kalau ia benar-benar hanya butuh teman cerita, pasti ia tidak akan meminta macam-macam. Cukup didengar, syukur-syukur dapat saran atau nasihat. Namun, tidak demikian dengan orang yang haus perhatian.

Fokus utamanya ialah untuk membuat orang merasa simpatik dengan masalahnya. Dikasihani dan disorot orang banyak adalah keinginannya, jadi ia akan melakukan apa pun, termasuk melebih-lebihkan masalah, untuk meraih tujuan itu.

2. Orang yang beneran curhat tidak mengobral masalahnya, orang caper sebaliknya 

dm-player
3 Perbedaan Orang Beneran Curhat dan Caper, Jangan Pukul Rata ilustrasi wanita (pexels.com/Karolina Grabowska)

Orang yang sungguh-sungguh merasa lelah dengan hidup tidak akan mengobral murah masalahnya di depan umum. Mengobral di sini berarti dengan enteng membicarakan masalahnya pada orang banyak. Seolah masalahnya yang paling berat dan semua orang wajib untuk tahu. Ia hanya butuh satu pendengar yang dipercaya, maka ia tak ragu membicarakan masalahnya.

Beda dengan orang caper. Semakin banyak yang dengar, semakin ia merasa senang. Bahkan meski sebenarnya masalah tersebut sudah tidak relevan, ia tetap tidak malu menceritakan itu pada banyak orang. Ini menunjukkan bahwa, sebenarnya ia pun tidak memandang serius masalahnya.

3. Orang yang butuh curhat akan menerima nasihatmu, orang caper selalu menyangkal 

3 Perbedaan Orang Beneran Curhat dan Caper, Jangan Pukul Rata ilustrasi wanita (pexels.com/Liza Summer)

Memang tidak semua orang yang curhat butuh saran atau nasihat. Terkadang, mereka hanya perlu didengar. Namun yang dimaksudkan di poin ini ialah, orang yang beneran butuh curhat pasti akan menghargai feedback-mu. Entah itu dalam bentuk nasihat, saran, atau kata-kata penguat.

Beda dengan orang caper yang hanya ingin menuai perhatian, ia juga memandang rendah feedback orang terhadap masalahnya. Ini yang perlu kamu perhatikan. Banyak orang merasa burn out karena terus merasa “bertanggung jawab” atas masalah temannya, tapi setiap ia memberi solusi, temannya tak pernah mendengar.

Tiga poin di atas cukup menjadi dasar bagi kita untuk bisa membedakan, mana orang yang benar-benar butuh curhat, mana yang sekadar haus perhatian. Mulai hari ini, jangan lagi pukul rata semua orang yang curhat sebagai pencari perhatian. Siapa tahu, justru di saat-saat itu mereka butuh teman cerita.

Baca Juga: 5 Batasan Ini Perlu Kamu Lakukan saat Curhat soal Hubungan Asmara

Caroline Graciela Harmanto Photo Verified Writer Caroline Graciela Harmanto

sedang mengetik ...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agsa Tian

Berita Terkini Lainnya