5 Pondasi yang Salah dalam Membangun Hubungan, Coba Cek!

Apakah ini juga jadi salah satu pondasi dalam hubunganmu?

Relasi yang sehat terbentuk karena adanya pondasi yang sehat pula. Tanpa pondasi yang benar, hubungan itu pun akan kehilangan makna dan arah. Awal-awalnya saja manis. Tapi seiring berjalannya waktu, satu per satu borok mulai terlihat.

Lebih baik mencegah dibanding mengobati. Daripada nanti sakit hati sendiri, lebih baik cari tahu dulu pondasi seperti apa yang diperlukan sebelum membangun hubungan. Jangan pernah coba-coba memulai relasi kalau kamu sendiri tidak siap, seperti contoh lima dasar ini.

1. Kesepian 

5 Pondasi yang Salah dalam Membangun Hubungan, Coba Cek!ilustrasi wanita (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pondasi pertama yang sering digunakan dalam membangun relasi ialah perasaan kesepian. Jelas ini contoh pondasi yang salah. Perasaan kesepian bukan kesiapan, itulah yang membuat relasimu terasa berat.

Kamu bergantung pada doi untuk setiap perasaan sepimu. Inilah mengapa kamu mudah cemburu karena kamu juga tidak memiliki rasa aman dengan dirimu sendiri. Bila diteruskan, kamu sudah tahu akhirnya bagaimana.

2. Ingin selalu disukai dan diberi perhatian 

5 Pondasi yang Salah dalam Membangun Hubungan, Coba Cek!ilustrasi pasangan (pexels.com/Katerina Holmes)

Cara termudah untuk mendapatkan perhatian adalah dekat dengan orang yang menyukaimu. Namun, kamu seringkali menyalahartikan perasaan ini sebagai suka. Tanpa pikir panjang kamu langsung menjalin relasi dengannya, tanpa benar-benar mengerti apa tujuan dari relasi ini.

Kamu hanya ingin pelampiasan ego untuk disukai, dikagumi, dan diberi perhatian lebih. Padahal hubungan yang sesungguhnya jauh lebih dalam daripada itu. Gesekan pendapat sedikit akan membuat relasi kalian buyar dalam hitungan hari karena dari awal saja pondasinya tidak jelas.

Baca Juga: 5 Penjelasan Mengenai Open Relationship, Jadi Tren Masa Kini?

3. Menerima cintanya karena kasihan

dm-player
5 Pondasi yang Salah dalam Membangun Hubungan, Coba Cek!ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Alena Darmel)

Pernahkah kamu didekati seseorang bermodal cerita-cerita sedihnya? Lalu entah bagaimana, kamu merasa kasihan dan merasa bertanggung jawab untuk membimbingnya ke arah yang benar.

Ini juga salah satu contoh pondasi yang salah dalam membangun relasi. Hubungan gak bisa dibangun dengan sekadar kasihan. Awalnya saja bisa berjalan mulus, tapi lama-kelamaan kamu akan merasa tidak bahagia. Sebab dari awal, kamu tidak benar-benar menyimpan rasa padanya.

4. Haus validasi 

5 Pondasi yang Salah dalam Membangun Hubungan, Coba Cek!ilustrasi PDKT (pexels.com/RODNAE Productions)

Mirip seperti mencari perhatian, orang yang harus validasi selalu butuh pengakuan dari orang lain. Baginya perasaan dan kesiapan dalam membangun hubungan dijadikan bahan pertimbangan kesekian. Asal ia bisa mendapat validasi yang ia inginkan, ia akan mempertahankan hubungan tersebut.

Biasanya ini disebabkan oleh adanya insecurities. Ia belum selesai dengan masa lalu dan dirinya sendiri, sehingga mencari pelampiasan pada orang lain. Jangan sampai kamu seperti ini, ya.

5. Bosan dan ingin coba-coba 

5 Pondasi yang Salah dalam Membangun Hubungan, Coba Cek!ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/SHVETS production)

Ada bedanya relasi yang dibangun berpondasi kesiapan, dengan relasi yang hanya sekadar coba-coba saja. Tidak ada keseriusan dalam hubungan coba-coba. Bertahan sebentar, sakit hatinya yang lama.

Dibanding coba-coba, lebih baik mempersiapkan diri untuk membangun relasi yang pasti. Kalau memang bukan waktunya, fokuslah untuk membangun diri sendiri menjadi pribadi yang lebih baik.

Tidak perlu buang-buang waktu dan energi untuk mengusahakan relasi yang tidak jelas arah dan maknanya. Sudah buang uang dan tenaga, kamu juga harus menanggung sakit hati. Kamu sendiri yang rugi.

Baca Juga: 5 Kesalahan Ini Menjebakmu dalam Hubungan Asmara yang Tidak Sehat

Caroline Graciela Harmanto Photo Verified Writer Caroline Graciela Harmanto

sedang mengetik ...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya