Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dampak psikologis uang terhadap hubungan (pexels.com/mikhail nilov)

Intinya sih...

  • Emosi negatif muncul saat keuangan tidak stabil, bisa merusak komunikasi dalam hubungan.

  • Pertengkaran soal uang tak hanya tentang kekurangan, tapi juga perbedaan cara membelanjakan atau menyimpan uang.

  • Cara seseorang mengelola uang mencerminkan komitmennya terhadap masa depan bersama, bisa memengaruhi kenyamanan dalam hubungan.

Uang memang bukan segalanya, tapi dalam hubungan, peranannya bisa sangat besar. Tak jarang, masalah keuangan jadi sumber konflik yang diam-diam mengikis kepercayaan hingga menimbulkan jarak emosional. Bahkan, hubungan yang terlihat harmonis pun bisa goyah ketika ada ketimpangan dalam hal pengelolaan atau pemahaman finansial.

Menariknya, pengaruh uang tidak selalu negatif, bisa juga mempererat hubungan jika dikelola dengan sehat dan terbuka. Nah, sebelum kamu dan pasangan terjebak dalam pola yang merusak, penting untuk mengenali dampak psikologis uang dalam hubungan. Yuk, simak lima poin penting berikut ini agar relasimu tetap sehat dan seimbang!

1. Munculnya emosi negatif

ilustrasi munculnya emosi negatif (pexels.com/alex green)

Masalah uang seringkali memicu emosi negatif seperti cemas, marah, atau rasa bersalah, terutama saat keuangan sedang tidak stabil. Ketika satu pihak merasa terbebani atau tidak dihargai secara finansial, bisa muncul rasa kecewa yang mengendap. Emosi ini jika tak diungkapkan dengan jujur, lama-lama dapat merusak komunikasi dalam hubungan.

Tak sedikit pasangan yang akhirnya bertengkar karena satu sama lain merasa tak seimbang dalam kontribusi. Uang menjadi simbol kontrol atau kekuasaan yang tidak disadari. Oleh karena itu, penting untuk menyadari emosi yang muncul saat membahas uang, agar tidak menjadikan pasangan sebagai lawan.

2. Luasnya topik pertengkaran soal uang

ilustrasi pertengkaran karena uang (pexels.com/mikhail nilov)

Pertengkaran soal uang bukan hanya tentang kekurangan, tapi juga bisa muncul dari perbedaan cara membelanjakan atau menyimpan uang. Hal-hal kecil seperti siapa yang bayar makan atau bagaimana membagi tagihan bisa jadi sumber konflik jika tidak dibicarakan dengan terbuka. Setiap orang punya latar belakang finansial berbeda, dan ini bisa memengaruhi sudut pandang mereka.

Semakin tidak dibahas secara jujur, masalah kecil bisa membesar jadi pertengkaran yang melebar. Uang jadi simbol dari nilai dan prioritas hidup yang bisa saja tidak sejalan. Maka penting bagi pasangan untuk berdiskusi rutin tentang keuangan agar tidak jadi bom waktu dalam hubungan.

3. Masa depan dan keamanan pasangan

ilustrasi masa depan dan keamanan pasangan (freepik.com/freepik)

Cara seseorang mengelola uang bisa mencerminkan seberapa besar komitmennya terhadap masa depan bersama. Misalnya, apakah mereka menabung untuk kebutuhan jangka panjang seperti rumah, pendidikan anak, atau dana pensiun. Hal ini memberi sinyal apakah hubungan tersebut dipandang sebagai sesuatu yang serius dan layak diperjuangkan.

Jika tidak ada rencana finansial jangka panjang, pasangan bisa merasa cemas dan tidak aman. Rasa tidak pasti ini bisa memengaruhi kenyamanan dalam hubungan, terutama jika hanya satu pihak yang berpikir jauh ke depan. Maka, penting untuk saling terbuka soal tujuan dan kebijakan keuangan agar kepercayaan dan rasa aman tetap terjaga.

4. Perbedaan kepribadian

ilustrasi perbedaan kepribadian (freepik.com/tirachardz)

Setiap orang punya pendekatan berbeda dalam mengelola uang, ada yang hemat, ada pula yang cenderung impulsif. Perbedaan ini bisa jadi sumber ketegangan jika tidak dibicarakan sejak awal. Misalnya, satu pihak mungkin merasa pasangannya terlalu boros atau sebaliknya, terlalu pelit.

Perbedaan kepribadian ini tidak selalu berarti buruk, justru bisa saling melengkapi. Asalkan ada komunikasi yang terbuka dan saling pengertian, perbedaan ini bisa diolah menjadi kekuatan. Kuncinya adalah menyepakati aturan bersama soal pengeluaran dan prioritas keuangan.

5. Momen-momen yang menimbulkan rasa malu

ilustrasi momen yang membuat malu (pexels.com/antoni shkraba)

Dalam hubungan, uang kadang bisa jadi sumber rasa malu, misalnya saat salah satu pasangan merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi gaya hidup yang diinginkan. Hal ini bisa muncul saat makan di restoran mahal, memberi hadiah, atau ikut liburan bersama teman pasangan. Perasaan rendah diri pun bisa muncul diam-diam dan berdampak ke kepercayaan diri.

Jika tidak segera dibicarakan, rasa malu ini bisa berubah jadi jarak emosional. Pasangan mungkin jadi menarik diri atau merasa tidak setara. Padahal, solusi utamanya adalah komunikasi yang jujur dan penerimaan tanpa syarat dari kedua belah pihak.

Uang memang bukan segalanya, tapi dampaknya dalam hubungan tak bisa dianggap remeh. Memahami efek psikologisnya bisa membantumu membangun relasi yang lebih sehat dan saling suportif. Jangan ragu untuk berdiskusi soal keuangan dengan pasangan, karena keterbukaan adalah kunci keharmonisan jangka panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian