6 Insight dari Gen Z Soal Dating App, Relevan atau Sudah Basi?

- Swipe culture membuat hubungan terasa dangkal
- Dating app bisa menjadi ruang eksplorasi diri
- Isu keamanan menjadi prioritas utama bagi Gen Z
Dating app pernah jadi solusi instan buat cari koneksi, apalagi di masa pandemi dan era swipe culture yang serba cepat. Tapi sekarang, Gen Z mulai mempertanyakan: apakah dating app masih relevan, atau justru udah kehilangan esensinya? Di 2025, obrolan soal cinta digital makin kompleks, dan Gen Z punya sudut pandang yang gak bisa dianggap remeh.
Dari yang skeptis sampai yang masih aktif swipe tiap malam, insight dari Gen Z soal dating app mencerminkan perubahan cara mereka melihat relasi. Bukan cuma soal cari pacar, tapi juga soal validasi, keamanan, dan pengalaman yang lebih autentik. Yuk, simak enam insight paling relate dari Gen Z soal dating app tahun ini.
1. Swipe culture bikin hubungan terasa dangkal

Banyak Gen Z merasa dating app terlalu fokus pada visual dan first impression. Swipe kanan atau kiri dalam hitungan detik bikin koneksi terasa instan tapi gak dalam. Akhirnya, banyak yang bilang hubungan dari dating app cenderung cepat bosan dan minim kedalaman.
Mereka mulai sadar bahwa relasi butuh waktu dan proses, bukan sekadar match dan chat. Swipe culture bikin orang dinilai dari foto dan bio singkat, padahal karakter gak bisa dirangkum dalam dua kalimat. Insight ini bikin banyak Gen Z mulai cari koneksi lewat cara yang lebih organik.
2. Dating app bisa jadi ruang eksplorasi diri

Meski banyak yang skeptis, sebagian Gen Z justru melihat dating app sebagai ruang aman buat eksplorasi identitas dan preferensi. Mereka bisa ngobrol tanpa tekanan, belajar mengenali tipe orang yang cocok, dan bahkan memahami batasan pribadi. Proses ini jadi semacam latihan sosial yang gak bisa didapat di dunia nyata.
Buat yang introvert atau punya trauma relasi, dating app bisa jadi jembatan awal sebelum berani ketemu langsung. Gen Z gak cuma pakai dating app buat cari pacar, tapi juga buat refleksi diri. Insight ini bikin dating app tetap relevan, meski tujuannya gak selalu romantis.
3. Isu keamanan jadi prioritas utama

Gen Z makin aware soal keamanan digital, termasuk saat pakai dating app. Banyak yang khawatir soal fake profile, catfishing, atau bahkan potensi pelecehan. Mereka gak asal swipe lagi, tapi mulai pilih aplikasi yang punya fitur verifikasi dan kontrol privasi yang ketat.
Insight ini bikin dating app harus beradaptasi, dari sekadar tempat cari pasangan jadi platform yang aman dan transparan. Gen Z gak mau kompromi soal kenyamanan dan keamanan. Kalau sebuah app gak bisa jaga penggunanya, mereka gak ragu buat uninstall.
4. Tujuan pengguna makin beragam, gak cuma cari pacar

Dulu, dating app identik dengan cari jodoh. Tapi sekarang, Gen Z pakai dating app buat banyak hal: cari teman ngobrol, healing, bahkan networking. Mereka lebih terbuka soal tujuan, dan gak malu bilang kalau cuma mau ngobrol santai.
Insight ini bikin dating app harus fleksibel dan gak terlalu menekan pengguna buat “serius”. Gen Z suka kebebasan dan transparansi, jadi fitur filter tujuan jadi nilai tambah. Dating app yang bisa menyesuaikan vibe penggunanya bakal tetap relevan.
5. Banyak yang merasa kosong setelah match

Meski match banyak, gak semua berujung koneksi yang berarti. Gen Z sering merasa obrolan di dating app cepat hambar, atau bahkan ghosting jadi hal biasa. Akhirnya, banyak yang bilang dating app bikin mereka makin kesepian, bukan makin dekat.
Insight ini bikin Gen Z mulai cari cara baru buat kenalan, seperti lewat komunitas hobi atau event offline. Mereka mau pengalaman yang lebih nyata dan berkesan. Dating app harus bisa jawab tantangan ini kalau mau tetap relevan.
6. Dating app masih dipakai, tapi bukan satu-satunya jalan

Meski banyak kritik, Gen Z gak sepenuhnya meninggalkan dating app. Mereka masih pakai, tapi gak lagi menjadikannya satu-satunya cara buat cari pasangan. Ada peningkatan romantisme terhadap pertemuan langsung, seperti “meet cute” atau kenalan lewat komunitas.
Insight ini nunjukin bahwa dating app tetap punya tempat, asal bisa beradaptasi dengan gaya hidup Gen Z yang makin dinamis. Mereka pengin koneksi yang lebih autentik, bukan sekadar digital. Jadi, dating app relevan atau sudah basi? Jawabannya tergantung cara kamu pakai.
Gen Z gak anti dating app, tapi mereka lebih kritis dan sadar soal pengalaman yang mereka cari. Insight-insight ini nunjukin bahwa dating app tetap relevan, asal bisa kasih ruang yang aman, fleksibel, dan meaningful. Di 2025, cinta digital bukan soal swipe, tapi soal koneksi yang terasa nyata.