7 Kiat Bijak Menaklukkan Silent Treatment dari Orang Tersayang

Demi mereka yang berharga bagi kamu

Sebagai korban, kalian yang pernah mendapatkan perlakukan silent treatment pasti merasa super dongkol. Celakanya, pelakunya ini justru datang dari orang-orang yang kalian sayangi. Mau tidak mau, kalian pun tetap harus menghadapinya.

Memang benar pendapat kalian bahwa kebiasaan silent treatment itu tidak baik. Namun, para pelaku juga tidak mudah menghilangkan kebiasaan mereka. Maka daripada sibuk judgmental dan mengeluhkan perilaku tersebut, lebih baik kuasi kiat-kiat ini agar bisa menaklukkan pelaku silent treatment.

1. Kenali tujuan silent treatment

7 Kiat Bijak Menaklukkan Silent Treatment dari Orang Tersayangilustrasi silent treatment (pexels.com/Liza Summer)

Tujuan utama silent treatment ini sebenarnya hanya dua. Entah untuk menghukum korban atau sebagai sistem pertahanan diri. Kalian pasti pernah mendengar seseorang melontarkan kata-kata pedas saat mengekspresikan kemarahannya. Pelaku biasanya memilih mendiamkan sebagai cara menghukum untuk menghindari mereka melontarkan kata-kata menyakitkan yang tidak akan pernah bisa ditarik kembali. See? Mereka tuh sebenarnya peduli sama kamu. Terima saja hukuman itu sebagai bentuk penyesalanmu.

Alasan lainnya yaitu untuk melindungi diri. Banyak loh orang-orang yang tumbuh dalam pengasuhan yang manipulatif dan akhirnya membuat para penyintasnya terbiasa langsung masuk cangkang tiap kali merasa terancam. Jika kamu mengikuti kiat-kiat selanjutnya dan bisa menciptakan rasa aman untuk mereka, kebiasaan ini bisa berkurang bahkan sembuh, kok.

2. Jangan ikut tersulut amarah dengan berkoar-koar di depan ataupun di belakangnya

7 Kiat Bijak Menaklukkan Silent Treatment dari Orang Tersayangilustrasi marah (pexels.com/Timur Weber)

Pelaku menggunakan metode perang dingin karena tak mau masalah mereka jadi tontonan orang lain. Jadi jika responmu justru memancing efek kebalikannya, maka kalian hanya menyiramkan bensin pada kobaran api. Kadang mereka melakukan silent treatment karena tahu partner mereka tipe yang tidak segan-segan membuat keributan jika ditegur. Sehingga jika ingin partner kamu mengubah kebiasaan mogok bicaranya, kamu juga harus mengubah kebiasaan mempermalukan diri tiap kali mendapat masukan.

Hal lain yang pantang kamu lakukan adalah menjelek-jelekkan pelaku saat kalian sedang berkonflik. Meski terlihat mengabaikanmu, sebenarnya dia masih memantau situasi. Jika kamu bahkan belum mencoba bicara dan konfirmasi tetapi sudah mengumbar pertengkaran dengan banyak prasangka yang memberatkannya, siap-siap say goodbye dengan kata damai. Bisa jadi pelaku yang sudah hendak berbicara dengan kepala dingin lebih tergoda untuk langsung cut-off kamu.

3. Ingat kembali kesalahan yang kamu perbuat

7 Kiat Bijak Menaklukkan Silent Treatment dari Orang Tersayangilustrasi merenung (pexels.com/Vera Arsic)

Banyak korban mengatakan mereka tidak tahu apa kesalahan mereka hingga didiamkan. Namun coba pikir kembali, yakin kamu tidak punya petunjuk untuk menebaknya? Atau kamu hanya malas untuk introspeki diri? Karena silent treatment tidak mungkin dilakukan tanpa alasan.

Kemungkinan yang bisa terjadi, sebenarnya dia sudah sempat menyampaikan secara singkat apa yang membuatnya tidak nyaman tetapi kamu yang keras kepala memilih mengabaikannya. Atau mungkin kamu terlalu sering mengulang kesalahan serupa yang akhirnya membuat dia malas menegur karena sudah lelah mengingatkan. Ingat-ingat lagi saja momen sebelum kamu merasakan perubahan sikapnya, setelah itu coba kamu konfirmasi. Biasanya pelaku lebih respek jika diajak berkomunikasi setelah korbannya sudah melakukan usaha tertentu. Salah satunya dengan menyadari kesalahan yang diperbuat dan kerugian yang ditanggung partnernya.

Baca Juga: 6 Tips saat Pasangan Lakukan Silent Treatment, Perlu Dipaksa Bicara?

4. Silakan nyatakan pembelaan, tapi jangan langsung mengkritik balik

7 Kiat Bijak Menaklukkan Silent Treatment dari Orang Tersayangilustrasi memberi penjelasan (pexels.com/Alex Green)

Jika setelah tahu letak kesalahanmu tapi merasa tak adil telah ditimpakan kesalahan itu, misalnya karena banyak faktor luar yang ikut andil sehingga kamu sampai di titik itu, silakan utarakan. Asal pembelaanmu masuk akal dan bukannya akal-akalan, peluang kalian untuk gencatan senjata akan lebih besar.

Akan tetapi, perlu kalian ingat agar tidak menggunakan momen itu untuk mengkritik balik pelaku. Bukannya kalian tidak boleh untuk mengkritik tindakannya jika ternyata dia melakukan kesalahan dalam proses penilaian, tetapi cari momen tersendiri. Paling ideal saat kalian menyiapkan waktu khusus untuk deep talk dan membahas tuntutan satu sama lain.

5. Meminta maaf tetapi jangan memaksa segera direspon

7 Kiat Bijak Menaklukkan Silent Treatment dari Orang Tersayangilustrasi memberi waktu (pexels.com/Antoni Shkraba)

Setelah sadar akan kesalahan yang diperbuat, biasanya kamu tergoda segera meminta maaf dan berharap semuanya segera kembali normal seperti semula. Dalam proses ini, sering kali kamu merasa terzalimi karena tak segera mendapatkan lampu hijau. Kamu lupa bahwa memaafkan, bahkan termasuk kapan waktunya adalah hak prerogatif dari orang yang kamu mintai maaf. Kamu tidak punya hak menuntutnya melakukan sesuatu untuk mengikuti harapanmu.

Pelaku silent treatment yang sudah lebih dulu tersakiti dengan perbuatanmu itu tengah berada di posisi rentan. Bahkan tanpa tekanan dari kamu pun dia sudah tertekan dengan rasa bersalah yang diciptakannya sendiri karena belum bisa memaafkan. Tak perlu memberinya tambahan beban. Beri dia waktu yang sudah sepantasnya dia dapatkan untuk menyembuhkan luka hatinya. Jangan lupa nyatakan juga kalau kamu akan ada kapan saja. Saat dia siap dan kamu memang layak diberi maaf, maka dia akan kembali.

6. Jangan hanya kata maaf, beri juga kompensasi

7 Kiat Bijak Menaklukkan Silent Treatment dari Orang Tersayangilustrasi memberi bunga (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kamu merasa waktu yang diambilnya untuk kembali berdamai terlalu lama? Kamu bisa mencoba membujuknya dengan kompensasi agar kalian bisa kembali terhubung. Bahkan jika dia belum memaafkanmu sepenuhnya, cara ini bisa menyelamatkan agar hubungan kalian tidak telanjur dingin.

Entah mengapa, kebanyakan orang merasa cukup hanya dengan menyatakan maaf. Padahal kata-kata saja seringnya tidak cukup. Kalian juga perlu mengekspresikannya dengan perbuatan. Entah dengan mengubah sikap kalian sampai dia mau melunak, menawarkan kompensasi yang bisa mengganti kerugian yang pernah dideritanya, atau upaya lainnya. Yang jelas, dia perlu diberi bukti bahwa ke depannya akan ada perubahan positif dalam hubungan kalian dan kamu mau terlibat untuk mewujudkannya.

7. Perlahan, rangkul dia agar mau berdiskusi tiap kali merasakan hal yang kurang menyenangkan

7 Kiat Bijak Menaklukkan Silent Treatment dari Orang Tersayangilustrasi diskusi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ingat! Berdiskusi, bukan berdebat. Pertama-tama kamu perlu mengakui bahwa perasaannya valid. Selanjutnya kamu bisa nyatakan juga kekhawatiranmu jika kalian tetap menggunakan penyelesaian yang sama tiap kali berselisih. Tawarkan opsi untuk saling terbuka dan mencari solusi bersama jika ke depannya kalian menemui konflik lainnya.

Kalian juga bisa membaca bahkan mendiskusikan bersama buku-buku mengenai manajemen emosi, kiat-kiat berargumentasi, atau buku-buku sejenisnya. Dengan begitu kalian bisa mempersonalisasi materi agar lebih sesuai untuk menghadapi satu sama lain. Melalui pengenalan pada diri dan partner kalian, cara kalian berkomunikasi dan mengekspresikan diri pun akan menjadi lebih sehat.

Apakah dengan uraian tadi, kalian yang pernah jadi korban, merasa lebih memahami pelaku? Selanjutnya, tinggal coba kiat bijak untuk menaklukkan silent treatment ini. Kalian akan sadar kalau mereka sebenarnya tidak telalu menyebalkan atau menyusahkan untuk dihadapi, kok.

Baca Juga: 5 Penyebab Seseorang Melakukan Silent Treatment, Bikin Jengah!

Desita Writer Photo Verified Writer Desita Writer

Mantan anak sastra yang masih mencintai kata-kata. IG: @ngerusuhkarya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Hella Pristiwa

Berita Terkini Lainnya