Kisah Pernikahan Rasulullah dan Aisyah yang Diwahyukan Allah

Keduanya pernah menjalin LDR

Kisah pernikahan Rasulullah dan Aisyah adalah sejarah penting bagi peristiwa kenabian Muhammad SAW. Namun, karena jarak usia Nabi Muhammad dan Aisyah yang terlampau jauh, banyak tuduhan tak berdasar tentang pernikahan mereka. 

Padahal, terdapat hadis sahih yang bisa menjelaskan bahwa pernikahan ini merupakan perintah langsung dari Allah SWT dan bukan dilandasi oleh syahwat. Oleh karena itu, mari kita telaah lebih cermat bagaimana kisah pernikahan Rasulullah dan Aisyah yang penuh hikmah.

1. Sejarah pernikahan Rasulullah dan Aisyah

Kisah Pernikahan Rasulullah dan Aisyah yang Diwahyukan Allahilustrasi mahar pernikahan (unsplash.com/Beatriz Pérez Moya)

Aisyah merupakan istri ketiga Rasulullah yang dipinang ketika usianya masih enam tahun. Ide pernikahan itu pertama kali diusulkan oleh sahabat Nabi, Khaulah binti Hakim, tiga tahun setelah sepeninggal istri pertama, Siti Khadijah. 

Sebelum bersama dengan Aisyah, Rasulullah menikahi seorang janda bernama Saudah binti Zam'ah sebagai istri keduanya. Karena itu, terdapat jeda waktu selama tiga tahun sampai Rasulullah dan Aisyah hidup dalam atap yang sama. 

Selama rentang waktu tersebut, Rasulullah fokus berjuang merintis dakwahnya di Madinah. Sementara itu, Aisyah di Makkah sibuk belajar tentang keislaman di bawah asuhan ibundanya. 

Setelah kota Madinah dinilai lebih kondusif, Aisyah beserta keluarga menempuh perjalanan sulit untuk hijrah ke sana. Tak berselang lama, Aisyah harus merawat ayahnya, Abu Bakar, yang jatuh sakit. Kemudian, ia juga harus memulihkan kesehatan sehabis terkena demam tinggi.

Baru ketika semua telah stabil, Aisyah diboyong ke rumah Nabi Muhammad pada bulan Syawal 2 Hijriah. Di sana, pernikahan Rasulullah dan Aisyah dilangsungkan secara sederhana tanpa pesta. Hal ini sesuai dengan gambaran yang diceritakan sendiri oleh Aisyah.

Mengutip buku bertajuk Aisyah; Kekasih Nabi Dunia Akhir, Aisyah berkata yang artinya:

"Demi Allah, tidak ada seekor unta maupun domba yang disembelihkan untukku, kecuali buah anggur yang dikirim Sa'ad ibnu Ubadah kepada Rasulullah yang itu pun kemudian beliau bagikan kepada istri-istrinya.

Mengenai mahar yang diterima, Aisyah menuturkan sebanyak 500 dirham. Jumlah tersebut sama dengan yang diberikan Rasulullah ke istri-istrinya. 

Baca Juga: 5 Pesan Nabi Muhammad SAW untuk Umatnya, Menyentuh Hati

2. Perintah menikahi Aisyah

Kisah Pernikahan Rasulullah dan Aisyah yang Diwahyukan Allahilustrasi seorang istri muslimah (unsplash/mostafa meraji)
dm-player

Merujuk buku berjudul Aisyah, Kekasih Nabi karya Mumtaz Moin, perintah menikahi Aisyah sesungguhnya berasal dari petunjuk yang diberikan oleh Allah. Sebelum menyetujui usulan Khaulah untuk melamar Aisyah, Rasulullah pernah bermimpi beberapa kali mendapat bungkusan selembar kain sutera dari malaikat.

Saat bungkusan dibuka, ditampakkan wajah Aisyah. Lalu, Jibril mengatakan bahwa itu merupakan rupa istri nabi. Dari situ, Rasulullah berkata, "Jika ini dari Tuhan, maka ini tentu akan terjadi." 

Dalam hadis yang diriwayatkan Hasyim ibnu Urwah dari ayahnya, Aisyah menuturkan bahwa pernikahannya dengan nabi terjadi karena wahyu dari Allah. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah kepada Aisyah setelah menikahinya.

Dari Aisyah, Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya:

"Aku bermimpi melihatmu tiga malam berturut-turut. Malaikat datang membawa gambarmu dalam balutan kain sutera putih dan berkata: 'Ini adalah istrimu' . Aku pun menyingkapkan sutera yang menutupi wajahmu. Ketika ternyata kau yang ada di dalamnya, maka kukatakan: 'Jika ini memang benar-benar dari sisi Allah, niscaya Allah bakal mewujudkannya.'"

Selepas melansir hadis tersebut, adz-Dzahabi memberikan penjelasan dengan mengatakan bahwa itu kabar yang sahih (tepat). Penting untuk menyoroti fakta alasan pernikahan antara Nabi Muhammad dan Aisyah agar kita bisa memahami hikmah di baliknya. 

3. Hikmah pernikahan Rasulullah dan Aisyah

Kisah Pernikahan Rasulullah dan Aisyah yang Diwahyukan Allahilustrasi Al-Qur'an (pixabay.com/pexels)

Aisyah adalah satu-satunya gadis perawan yang pernah dinikahi oleh Nabi Muhammad. Meski Aisyah dipinang ketika berumur 6 tahun, tapi kehidupan rumah tangganya baru dimulai saat ia menginjak 9 tahun. 

Sebagai gadis yang dibesarkan oleh Abu Bakar yang merupakan ahli nasab dan sejarah, Aisyah memiliki tingkat kecerdasan yang diakui secara luas. Rasa ingin tahunya yang besar juga mengantarnya pada keragaman hal yang ia pelajari. 

Keistimewaan Aisyah sangat terlihat pada kontribusinya dalam penyebaran ilmu karena ia mampu meriwayatkan ribuan hadis dengan lancar. Menurut Baduwilan dalam buku Aisyah; Kekasih Nabi Dunia Akhirat, Aisyah adalah cendekiawan muslim yang sangat berpengaruh karena mengambil pengetahuan langsung dari rasul yang diutus Allah.

Meski hanya hidup bersama dengan Rasulullah selama 10 tahun, peran Aisyah dalam penyebaran dakwah justru makin besar pada masa belakangan Islam. Dengan usia yang masih belia, Aisyah memiliki kelebihan utama bisa berdekatan dengan Nabi Muhammad dan mendapat manfaat besar dari hubungan mereka. 

Hal ini menegaskan bahwa pernikahan keduanya yang dilandaskan iman kepada Allah, menghasilkan hikmah yang tak bisa dibantah. Kecintaan mendalam yang dirasakan Nabi Muhammad kepada Aisyah tidak disebabkan oleh keindahan paras, melainkan karena kapasitas intelektualnya.  

Kisah pernikahan Rasulullah dan Aisyah memiliki sejarah panjang yang penuh keteladanan. Alasan pernikahan keduanya berdasarkan kepatuhan pada wahyu Allah dan bukan tujuan duniawi. Usia Aisyah yang masih muda saat menikah, memberikan keuntungan di kemudian hari bagi penyebaran ajaran agama Islam

Baca Juga: 13 Nama Istri Nabi Muhammad SAW dan Riwayat Singkatnya

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Retno Rahayu

Berita Terkini Lainnya