Untuk Guru Pertamaku, Terima Kasih Telah Menginspirasi Hingga Akhir Hayatku 

Aku masih ingat saat itu, saat kau menjadi seseorang yang begitu berjasa dalam hidupku. 

Kau menjadi guru pertamaku, ya guru pertama yang akan selalu aku kenang. Kau orang yang paling menguasai dan memahami tumbuh kembangku secara detail. Kau jugalah orang yang pertama kali mengajariku bagaimana berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Sikap dan perilakumu menjadi teladan pertama bagiku. Sikap bersahajamu ini tidak dimiliki oleh siapapun kecuali dirimu, wahai guru pertamaku.

Aku tahu kau tak pernah menerima penghargaan, tapi yakinlah di dalam lubuk hatiku hanya kaulah juaranya. 

Mendidikku di usia yang penuh kepolosan, membuatmu harus ekstra sabar membimbingku dalam belajar. Ada kalanya keterlibatanmu dalam proses belajarku membuatku jenuh. Namun, kau tetap tulus dan penuh keikhlasan menjalaninya. Pendidikan yang baik dan kasih sayang tak pernah bosan kau ajarkan setiap harinya. Tak hanya pelajaran konvensional, namun kau juga guru spiritual bagi kami. Kau lakukan segalanya tanpa adanya imbalan sebuah penghargaan. Hanya cukup satu kata untuk menggambarkan betapa suksesnya dirimu mendidikku yaitu "Nak, Ibu bangga jika kamu sukses mencapai impianmu".

Waktu berlalu dengan sangat cepat, satu per satu ubanmu mulai tumbuh. Tapi caramu mendidik tetap sama seperti dulu, saat kau anggap aku sebagai anak yang masih belum mengerti akan dunia yang keras ini. Maafkan aku yang kini terkadang mengabaikanmu dan menganggapmu kurang gaul. Seiring berkembangnya teknologi, aku bisa belajar dari apapun. Namun aku lupa bahwa dari kau lah, awal belajarku dimulai. 

Semoga Tuhan senantiasa menjagamu agar tetap sehat dan selalu menginspirasi kami. Berkarya dan selalu mendidik para generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan tonggal estafet perjalananmu. Semoga engkau diberi kebahagiaan yang luar bisa dan iman yang kuat untuk selalu mempersembahkan yang terbaik bagi kami. Terima kasih atas segala kasih sayang dan pengorbanan yang telah engkau berikan kami, meski kadangkala kami membuat hatimu sedih karena sikap yang belum mengerti akan pentingnya sebuah sopan santun.

Dan aku bangga menyebutmu sebagai guru pertamaku yang terbaik dengan sebutan.. Ibu.