5 Cara Hadapi Pertemanan Bertepuk Sebelah Tangan, Jangan Langsung Cut Off

- Berhenti ajak ketemu tanpa janjian, hargai waktunya
- Pilih topik obrolan yang disukai temanmu agar lebih nyambung
- Turunkan ekspektasi dan komunikasikan perasaanmu dengan jujur
Pertemanan yang sehat dibangun oleh rasa saling pengertian dan antusias yang sama. Tapi pernah gak sih, kamu merasa antusias secara sepihak? Misalnya, kamu merasa sangat bersemangat karena bertemu teman, lalu mengobrol dengannya dan melakukan kegiatan bersama tapi respon temanmu malah datar, cuek, atau kelihatan malas? Atau misalnya ketika kamu merasa sudah terbuka tentang hal apapun kepadanya tapi ternyata dia malah menutup diri darimu?
Hal seperti ini wajar terjadi dalam pertemanan jika cuma sesekali. Bisa jadi, temanmu memang sedang suntuk dan banyak pikiran sampai tidak bertenaga untuk menyeimbangi semangatmu. Tapi, kalau terlalu sering terjadi, wajar juga pastinya kalau kamu merasa kesal karena merasa tidak dihargai dan diabaikan.
Secara tidak sadar mungkin kamu ingin sekali memutuskan hubungan dan langsung melabelinya sebagai 'mantan teman'. Tapi, sebelum melakukan itu coba pikirkan ulang. Bisa saja penyebab hubungan pertemanan jadi gak seimbang itu justru komunikasi yang gak baik di antara kalian, lho. Nah, berikut ini lima cara bijak yang bisa kamu coba untuk menghadapi kondisi pertemanan ini.
1. Stop ajak ketemu tiba-tiba tanpa janjian dulu

Gak semua orang selalu siap untuk menemuimu. Jadi, jangan tiba-tiba datang ke kantor atau rumah temanmu tanpa janjian sebelumnya. Temanmu mungkin merasa tidak nyaman dengan hal itu. Bisa saja ia sedang banyak pikiran, suasana hati yang buruk, sedang ingin sendiri, atau kesibukan lainnya. Jadi sebelum mengajak bertemu, pastikan ia benar-benar dalam keadaan senggang. Menghargai waktunya juga menunjukkan kedewasaan dalam berteman, lho.
2. Pilih topik obrolan yang juga disukai temanmu

Topik obrolan yang gak dia pahami bisa bikin malas untuk mengobrol denganmu. Misalnya, kamu selalu membahas drama Korea, sedangkan ia hanya menonton film-film Indonesia. Tentu saja dia tidak akan memahami obrolanmu apalagi menyukainya. Pilih topik-topik ringan di sekitar kalian lebih dulu. Jika tujuanmu untuk curhat panjang soal pekerjaan, percintaan, atau keluargamu, tanyakan padanya apa dia dalam keadaan siap mendengarkanmu atau justru sedang pusing karena masalahnya sendiri. Dengan begini, percakapan kalian bisa lebih nyambung dan meminimalisir antusiasmu bertepuk sebelah tangan.
3. Turunkan ekspektasi yang cuma bikin capek sendiri

Cara meminimalisir munculnya rasa kesal karena merasa pertemananmu sebelah tangan, yaitu dengan tidak menaruh ekspektasi apapun pada teman. Tanamkan pada diri sendiri bahwa kalian adalah manusia biasa yang tidak selalu bisa bersikap sesuai harapan satu sama lain. Temanmu juga mungkin tidak bisa selalu terbuka dengan membagikan semua rahasianya kepadamu. Jadi, lebih baik hargai privasinya dan jangan memaksa hanya karena ingin tahu.
4. Komunikasikan dan jujur tentang perasaanmu

Kalau kamu merasa selalu antusias sendirian, coba bicarakan hal itu dengan temanmu. Bisa dengan cara bercanda seperti, “Kok aku doang yang heboh sih? Bikin sedih, tau!” atau dengan cara yang lebih serius. Jika memang alasannya karena ia sedang memiliki masalah, kamu justru bisa membantunya. Yang paling utama, komunikasikan dengan hati yang tenang dan jangan sampai emosi sampai menyebabkan pertengkaran.
5. Cari lingkungan baru dan temukan orang lain yang sefrekuensi

Langkah terakhir, kalau kamu sering merasa pertemananmu sudah tidak seimbang, coba cari lingkungan atau teman yang lebih bisa merespon dengan energi yang sama. Bergabung dalam komunitas dengan minat serupa bisa jadi solusi agar tidak melulu sakit hati atau merasa sendirian.
Pada akhirnya, merasa antusias sendirian dalam pertemanan memang menyebalkan, tapi bukan berarti harus menjauhi bahkan memutus pertemanan begitu saja. Tidak hanya hubungan romantis, pertemanan pun juga butuh komunikasi yang bagus, lho agar tetap awet dan tidak saling merasa terbebani. Semoga bermanfaat!