Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan ngobrol (pexels.com/Jep Gambardella)
ilustrasi pasangan ngobrol (pexels.com/Jep Gambardella)

Menjalin relasi dengan seseorang bagai menapaki fase baru dalam hidup. Kalau dulu sendiri, sekarang ada yang menemani. Kalau dulu ponselmu sepi, sekarang ada yang mengisi kolom notifikasi. Tentu rasanya menyenangkan dan berdebar-debar.

Namun, bagai pedang bermata dua, perubahan tidak hanya memberi gairah dan semangat. Lumrah untuk mengalami kekhawatiran. Terlebih, kala kamu dengan serius memantabkan hati untuk berkomitmen dengan seseorang.

Tapi, jangan sampai kita secara sengaja berkontribusi dalam menanam benih kekhawatiran tersebut. Untukmu yang baru pendekatan, jangan sampai jatuh dalam empat kesalahan di bawah.

1.Tergesa-gesa untuk berkomitmen sebelum doi siap

ilustrasi pasangan (pexels.com/Samson Katt)

Baru kenal satu-dua bulan, langsung menyatakan perasaan. Baru ngobrol dikit, kamu sudah tergesa-gesa mengajak doi untuk komitmen. Siapa yang tidak kaget?

Dalam membangun hubungan pun, perlu ada proses dan ritmenya. Terlalu tergesa-gesa hanya akan menumbuhkan kekhawatiran, karena kedua pihak belum siap. Bila dipaksakan, malah jadi bumerang untuk kalian berdua.

2.Membuka diri terlalu dini

ilustrasi wanita dan pria (pexels.com/Samson Katt)

Dengan kata lain, kamu terlalu oversharing tentang dirimu sendiri. Memang dalam hubungan, lumrah untuk mengekspetasikan keintiman. Salah satu cara untuk membangun keintiman adalah ngobrol dan menghabiskan waktu berdua.

Tapi, kalau kamu terlalu banyak membicarakan masalah personal di awal, itu bisa jadi bom waktu bagi hubungan. Menceritakan masalah pribadi malah membuat lawan bicara merasa terbebangi atau bingung harus merepsons bagaimana. Bayangkan, kalian masih pendekatan, tapi kamu sudah menceritakan semua masalahmu.

3.Selalu menghabiskan waktu berdua

ilustrasi pasangan (pexels.com/Vanessa Garcia)

Di kampus, berdua. Di tempat kerja, berdua. Saat nongkrong sama teman, kalian tetap memisahkan diri berdua. Pokoknya apa-apa selalu berdua.

Mungkin kelihatannya romantis, ya, padahal hal itu sama sekali tidak sehat. Kedekatan yang terlalu berlebihan membuat kamu dan pasangan sama-sama kewalahan. Kalian tidak bisa punya ruang dan waktu personal untuk mengembangkan diri atau sekadar me time.

4.Afirmasi berlebihan

ilustrasi ngobrol (pexels.com/Gustavo Fring)

Sedikit-sedikit tanya, “kamu sayang aku, ‘kan?” Besoknya tanya lagi, “kamu sayang aku, ‘kan?” Keinginan untuk selalu mendapat afirmasi menjadi salah satu tanda tidak adanya rasa percaya dalam relasi.

Bukannya semakin yakin, hal tersebut malah menghasilkan rasa cemas dan khawatir. Lambat laun pasanganmu pun akan merasa lelah, karena kamu kerap butuh peneguhan di area yang sama terus-menerus.

Kelihatannya romantis, ya, empat hal di atas. Padahal kalau ditelaah lebih jauh, melakukan empat sikap itu sama saja dengan menebarkan bibit kekhawatiran. Kamu pasti tidak mau hubunganmu malah jadi hancur dan berantakan, bukan? Karena itu, bertindaklah dengan bijak. Jangan tergesa-gesa, jangan terjebak perasaan sementara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team