Awas, 7 Kalimat yang Haram Diucapkan ke Sahabat yang Baru Putus Cinta

Kata "cowok kayak gitu aja" mungkin akan terdengar menyakitkan baginya. Memang seleramu dengan sahabatmu mengenai cowok itu berbeda. Tapi bukan berarti kamu 'merendahkan' mantan cowoknya, apalagi mengatakannya ketika sahabatmu lagi sedih berat seperti saat ini.

Meskipun sudah berstatus mantan dan kamu menilai kalau si cowok itu memang gak layak ditangisi, namun ingatlah bahwa cowok itu juga pernah jadi orang yang membahagiakan sahabatmu. Cowok itu pernah jadi orang yang sangat berarti baginya. Bukannya terhibur, yang ada dia bakalan makin kesal dan berpikir "bisanya kamu bilang kalau mantan cowok aku itu cowok kayak gitu aja?!"

Jangan malah menyalahkan dia atas apa yang sudah terjadi. Kalimat itu hanya akan membuatnya semakin benci dengan keputusan yang sudah dijalaninya. Padahal cocok gak cocok itu subjektif. Apa yang menurutmu gak cocok, belum tentu dinilai sama oleh sobatmu.

Jangan pula menyalahkannya, karena gak menuruti dan mempercayai apa pendapatmu. Sadarlah bahwa semua keputusan akan kembali kepada orang yang menjalaninya. Keputusan untuk tetap berpacaran adalah keputusan sahabatmu. Sehingga ini adalah resiko yang diterimanya. Tugasmu bukannya mengungkit dan menyalahkan, namun menguatkan dirinya.

Move on itu bukan seperti perlombaan, atau ajang untuk mencari siapa yang tercepat melakukannya. Move on itu bergantung pada kesiapan diri dan keikhlasan hati, untuk merelakan semua yang terjadi di masa lalu. Setiap orang punya waktu yang berbeda untuk merasa siap move on.

Ada yang cepat ada juga yang lambat. Hargailah itu karena move on memang bukan hal yang mudah bagi sebagian orang. Lagipula, jangan jadikan keberhasilan mantannya sebagai motivasi dia untuk move on. Malah jadi persaingan dan move on nya gak beneran matang dari diri sendiri.

Siapa sih yang gak sedih, ketika harus berpisah dengan seseorang yang disayang? Meski mungkin keadaan saat ini mereka sedang saling marah, tapi hati gak akan bisa berbohong. Ada kesedihan di mana harus melepas dia yang sudah ada di hati.

Biarkan sahabat mengeluarkan emosinya. Jangan halangi dia untuk menangis dan mengekspresikan apa yang dirasakan. Lebih baik temani dia, beradalah di sampingnya, dan dengarkan curhatannya. Intinya, hargailah perasaannya.

Ini mungkin jadi komentar termenyebalkan bagi orang yang putus cinta ketika mendengarnya. Kata gitu aja menunjukkan seakan dia meremehkan problem yang dihadapi oleh pasangan itu. Padahal, bukan dia yang menjalani dan merasakan badai asmara itu. Respon orang dalam melihat dan memaknai problem itu kan berbeda.

Ada yang menganggap itu adalah masalah berat, ada juga yang merasa itu adalah problem sepele. Plis, deh. Mereka gak akan mungkin putus begitu saja tanpa berusaha mencoba memperbaikinya dulu, bukan? Hargailah keputusannya dan anggaplah memang segitu batas kemampuan mereka dalam mempertahankan hubungannya. 

Gak ngerti lagi deh, kalau sampai ada yang tega bilang gini ke sahabatnya yang lagi barusan putus cinta. Ini jelas kalimat yang menyakitkan banget. Seakan ketampanan dan kekerenan menjadi alasan kandasnya sebuah hubungan.

Padahal belum tentu, kan? Lagian itu bakalan bikin sobat berpikir kalau dirinya punya penampilan yang kurang oke. Kalimat yang bisa bikin sobat jadi minder dan kurang percaya diri. Kehadiranmu malah semakin menambah bebannya dengan mengatakan hal seperti itu!

Mungkin niat kamu baik. Mungkin niatmu untuk membantunya supaya cepat move on dari mantan pacarnya. Tapi tindakanmu itu malah seakan-akan menganggap kalau hubungan pacaran yang dijalaninya cuma main-main. Sehingga dengan mudahnya bisa berpindah hati. Kurang pantas lah kalau kamu mengatakan kalimat ini ke dia. Boleh sih, tapi nanti setelah dia sudah mengikhlaskan dan siap membuka hati lagi.

Jadilah orang yang membantunya untuk bangkit. Bukannya malah menimpanya lagi dengan hal-hal yang bikin dia sedih. Sahabat yang baik itu, ada dan memahami sahabatnya, kan?