Kamu yang Memilih Memendam Cinta, Inilah Sisi Terindah Dalam Dirimu

Kamu sadar bahwa cinta itu bukan hanya sekedar kata dan gombalan, maka kamu lebih memilih berdoa buatnya dan menunjukkan isi hatimu lewat sikap dan perilaku, bukan gombalan murahan.

Kamu patut tahu bahwa tindakan yang berlandaskan cinta, semua orang akan bisa merasakan ketulusan dalam tindakanmu, bukan hanya dia yang kamu sayangi.

Memendam rasa adalah pilihan paling bijak demi menjaganya. Salah langkah hanya akan membuatnya semakin jauh dan illfeel denganmu. Bukan perkara mudah memang. Tetapi rasa takut untuk mengusik hidup orang yang kamu cinta nyatanya membuatmu memilih diam dan bersabar untuk beberapa lama lagi sebelum tiba saat yang tepat.

Kamu melihat bahwa cinta adalah cinta, dan nafsu adalah nafsu. Tak akan tercampur antara keduanya.

Yep, khususnya pada orang yang kamu sayangi. Tidak mungkin hatimu tertaut begitu dalam pada seorang yang biasa saja atau hanya sekedar rupawan. Pasti ada suatu magnet mental yang mampu menarikmu begitu kuat.

Magnet itu adalah kualitas diri, potensi diri, kecerdasan, kesantunan sikap, senyum yang tulus, tatapan mata penuh antusias dan semangat dalam diri. Semakin kamu mengenal ‘isi’ dalam diri seorang yang kamu sayangi, semakin jauh rasa kagum menjelma menjadi cinta.

Bukan hanya kamu di dunia ini yang merasakan dilema cinta semacam itu. Kamu merasa orang yang kamu sayangi adalah segalanya. Ia terlihat agung di matamu. Semakin kamu mencoba memantaskan diri, semakin kamu bingung di buatnya. Saat mencoba melupakan, rindu padanya semakin terasa sesak (meski kamu membenci dirimu karenanya)

Kamu sadar bahwa cinta tak harus memiliki. Kamu bahkan lebih merelakan ia bahagia dengan yang lain ketimbang dengan dirimu sendiri. Hingga tanpa kamu sadari kamu adalah seorang yang luar biasa.

Dalam iringan doa kamu selalu berharap agar dipertemukan dengannya suatu saat nanti. Pada suatu titik akhirnya kamu merasa bahwa ia semakin jauh. Terlalu malu untuk mengungkapkan, tetapi merasa tersiksa jika harus mengubur dalam-dalam rasamu. Kamu memilih merelakan meski air mata adalah harga yang harus kamu terima.

Cinta yang kamu tanam dan tumbuh bagai sekuntum bunga dalam hatimu, tiba-tiba harus tercabut paksa hingga menyisakan lubang yang menganga dalam hatimu. Sadarilah bahwa saat itu Tuhan mengujimu, sekaligus sedang mempersiapkan yang lebih baik buatmu. Hingga lubang dalam hatimu akan terisi kembali dengan sosok yang lain.