Di era digital yang serba instan ini, adanya kekasih berbasis kecerdasan buatan atau AI menjadi fenomena yang banyak dilakukan. Tak hanya menawarkan kenyamanan dan perhatian tanpa drama, kekasih berbasis AI ini dapat menghadirkan ilusi cinta yang terasa nyata. Banyak orang yang saat ini menggunakan AI untuk mengisi kekosongan batin mereka.
Akan tetapi, walaupun daya tarik yang ditawarkan begitu banyak, kekasih berbasis kecerdasan buatan ini menyimpan risiko yang tak boleh diabaikan. Terutama dalam ketergantungan secara emosional terhadap sosok digital yang berdampak pada hubungan nyata di dunia fisik. Adanya kekasih berbasis kecerdasan buatan ini juga menimbulkan permasalahan etis dan sosial, seperti perubahan definisi cinta sejati. Fenomena ini bukan sekadar tren yang berkembang, tetapi gambaran masa depan yang bisa membentuk ulang cara manusia mencintai, berhubungan dan merasa diterima. Berikut beberapa dampak yang ditimbulkan dari adanya AI sebagai kekasih virtual.