Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan manipulator (unsplash.com/Hannah Xu)

Manipulasi adalah suatu bentuk pengaruh sosial yang tidak jujur dan tidak adil, yang bertujuan untuk mengendalikan atau memanfaatkan orang lain demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Manipulasi seringkali sulit dikenali karena dilakukan secara halus dan licik, sehingga korban bisa merasa bingung, bersalah, atau tidak percaya diri. Manipulasi bisa terjadi dalam berbagai hubungan, baik keluarga, pasangan, teman, maupun rekan kerja. Berikut adalah delapan jenis manipulasi menurut psikologis yang perlu kamu ketahui dan waspadai.

1. Guilt-tripping

ilustrasi korban guilt-tripping (unsplash.com/Joshua Rawson-Harris)

Guilt-tripping adalah teknik manipulasi yang menggunakan rasa bersalah sebagai senjata untuk memaksa atau membujuk orang lain melakukan apa yang diinginkan. Orang yang menggunakan teknik ini seringkali mengingatkan korban tentang apa yang telah mereka lakukan untuk korban, atau apa yang belum korban lakukan untuk mereka. Contoh kalimat guilt-tripping adalah:

  • “Kalau bukan karena saya, kamu ngak akan bisa lulus kuliah. Kamu berutang budi sama saya.”
  • “Saya yang kerja keras sepanjang hari, sementara kamu asyik bersenang-senang sama teman-teman. Saya pantas mendapatkan pengeluaran ini.”
  • “Kalau kamu gak bisa datang ke rumah saya, ya, sudah gak usah undang siapa-siapa lagi malam itu. Gak ada gunanya juga.”

2. Gaslighting

ilustrasi Gaslighting (pexels.com/RDNE Stock project)

Gaslighting adalah teknik manipulasi yang menyerang kenyataan atau ingatan korban, sehingga korban meragukan persepsi atau penilaian mereka sendiri. Orang yang menggunakan teknik ini seringkali menyangkal, menipu, mengejek, atau mengubah fakta untuk membuat korban bingung, takut, atau tidak stabil. Contoh gaslighting adalah:

  • “Kamu gak ingat? Kamu yang bilang kamu mau memberi saya uang itu.”
  • “Kamu terlalu sensitif. Saya cuma bercanda kok.”
  • “Kamu gak bisa percaya sama siapa-siapa. Hanya saya yang mencintai kamu.”

3. Love bombing

ilustrasi Love bombing (pexels.com/Alax Matias)

Love bombing adalah teknik manipulasi yang memberikan perhatian atau kasih sayang berlebihan kepada korban, biasanya di awal hubungan. Orang yang menggunakan teknik ini seringkali memberikan hadiah, pujian, janji, atau rayuan kepada korban, dengan tujuan membuat korban jatuh cinta atau tergantung pada mereka. Contoh love bombing adalah:

  • “Kamu adalah cinta sejati saya. Saya tidak bisa hidup tanpa kamu.”
  • “Kamu adalah orang paling sempurna yang pernah saya temui. Saya ingin menikah dengan kamu secepatnya.”
  • “Kamu adalah prioritas utama saya. Saya akan melakukan apa saja untuk membuat kamu bahagia.”

4. Projection

ilustrasi projection (pexels.com/cottonbro studio)

Projection adalah teknik manipulasi yang menyalahkan emosi atau perilaku sendiri kepada orang lain. Orang yang menggunakan teknik ini seringkali menolak mengakui perasaan atau masalah mereka sendiri, dan malah mengklaim bahwa orang lainlah yang merasakan atau menyebabkan hal tersebut. Contoh proyeksi adalah:

  • Seorang pasangan yang selingkuh mungkin menuduh pasangannya berselingkuh juga.
  • Seorang teman yang iri mungkin mengatakan bahwa temannya iri pada kesuksesannya.

5. Lying

ilustrasi lying (unsplash.com/ Kristina Flour)

Lying adalah teknik manipulasi yang menggunakan kebohongan atau kecurangan untuk mengendalikan atau mempengaruhi orang lain, serta menghindari tanggung jawab atau konsekuensi dari tindakan mereka. Orang yang menggunakan teknik ini seringkali berbohong tentang keadaan, perasaan, niat, atau motif mereka. Contoh pembohongan adalah:

  • Seorang remaja yang dilarang bergaul dengan kelompok tertentu mungkin berbohong tentang keberadaan mereka. Atau, mereka mungkin berbohong kepada salah satu orang tua bahwa mereka sudah mendapat izin dari orang tua lainnya untuk pergi bersama teman-teman mereka.
  • Seorang karyawan yang ingin mendapatkan kenaikan gaji atau promosi mungkin sering memuji-muji kemampuan dan prestasi manajer mereka.

6. Minimization

ilustrasi minimization (pexels.com/Liza Summer)

Minimization adalah teknik manipulasi yang meremehkan atau mengabaikan dampak dari perilaku menyakitkan. Orang yang menggunakan teknik ini seringkali berusaha meyakinkan korban bahwa mereka tidak berhak merasa tersinggung, marah, atau sedih karena apa yang telah mereka lakukan. Contoh minimization adalah:

  • “Kamu gak usah marah-marah. Saya cuma lupa aja.”
  • “Kamu gak perlu nangis. Itu cuma lecet kecil kok.”
  • “Kamu gak harus curiga. Dia cuma teman biasa aja.”

7. Flattery

ilustrasi flattery (unsplash.com/Edward Cisneros)

Flattery adalah teknik manipulasi yang menggunakan pujian atau sanjungan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan emosional. Flattery berbeda dengan komplimen yang diberikan secara tulus tanpa harapan mendapat balasan.

Orang yang menggunakan teknik ini seringkali memberikan pujian yang tidak sesuai dengan kenyataan atau berlebihan, dengan harapan mendapatkan sesuatu sebagai imbalannya. Contoh penggodokan adalah:

  • “Kamu cantik sekali hari ini. Bolehkah saya pinjam uangmu sebentar?”
  • “Kamu pintar sekali dalam matematika. Bisakah kamu mengerjakan PR saya?”

8. Triangulation

ilustrasi triangulation (unsplash.com/Eliott Reyna)

Triangulation adalah teknik manipulasi yang melibatkan orang ketiga dalam hubungan, dengan tujuan menimbulkan rasa cemburu, tidak aman, atau bersaing pada korban. Orang yang menggunakan teknik ini seringkali membandingkan korban dengan orang lain, mengancam akan berselingkuh, atau menyebarkan rumor tentang korban kepada orang lain. Contoh triangulation adalah:

  • “Dia lebih cantik dan pintar daripada kamu. Kamu harus belajar banyak dari dia.”
  • “Kalau kamu gak mau melakukan ini untuk saya, saya bisa cari orang lain yang mau.”
  • “Saya dengar kamu selingkuh dengan teman kerja kamu. Semua orang sudah tahu.”

Manipulasi adalah perilaku yang merugikan dan merusak hubungan. Jika kamu merasa menjadi korban manipulasi, kamu perlu mengenali tanda-tanda dan jenis-jenisnya, serta melindungi diri kamu dari pengaruh negatifnya.

Kamu juga bisa mencari bantuan profesional jika kamu mengalami kesulitan menghadapi manipulator atau mengatasi dampak psikologisnya. Ingatlah bahwa kamu berhak mendapatkan hubungan yang sehat, saling menghormati, dan jujur. Jangan biarkan manipulator merampas hakmu itu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team