4 Alasan Korban Ghosting Lebih Susah Buat Move On, Butuh Closure?

Ghosting adalah sebutan untuk seseorang yang menghilang tiba-tiba tanpa permisi atau meninggalkan jejak. Ini biasanya terjadi pada sebuah hubungan yang tidak memiliki status (HTS). Sehingga membuat seseorang lebih mudah untuk pergi karena tanpa adanya komitmen yang jelas sebelumnya.
Memiliki komitmen atau tidak, yang pasti ghosting tetaplah menyakitkan. Mereka yang menjadi korban akan bingung dengan kepergian yang tiba-tiba. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang susah untuk melupakannya.
Apa sih sebenarnya yang membuat para korban ghosting itu susah untuk move on? Yuk, simak penjelasan berikut ini!
1. Masih denial akan kepergiannya yang tiba-tiba
Kebanyakan dari mereka yang menjadi korban ghosting akan menyangkal kepergian orang tersebut. Kepergiannya yang tiba-tiba dan tanpa permisi, membuat kita denial tentang apakah dia benar-benar pergi atau butuh jeda untuk hubungan yang ada.
Apalagi jika sebelumnya tidak ada masalah dalam hubungan mereka, ini jelas akan membingungkan. Seseorang yang menjadi korban bisa jadi masih menganggap jika ia tidak ditinggalkan, dan hanya diberi ruang sendiri untuk sementara waktu.