Koreksi dan Perbaiki! 5 Tanda Hubunganmu Masih Belum Sedewasa Usiamu

Setiap pasangan sudah pasti ingin menjalin hubungan yang langgeng. Saling mencintai, memahami dan mendukung satu sama lain. Jauh dari perselisihan bahkan tidak mengenal kalimat "putus". Berbagai daya upaya dilakukan agar hubungan bisa berjalan dengan lancar dan baik-baik saja. Tapi apa daya, tidak semua hubungan cinta bisa berjalan sesuai dengan keinginan kita.
Beberapa pasangan harus berjuang karena sikap salah satu atau keduanya yang masih seperti anak remaja. Bahkan di usia yang tak lagi muda, sikap mereka dalam menjalani hubungan asmara layaknya remaja dengan keegoisan tinggi yang rentan dengan kata "putus". Lalu sikap seperti apa yang menandakan kita belum sedewasa usia kita?
1. Tak hanya perasaan, sikapmu saja belum serius

Selain perasaanmu yang sudah harus mulai serius, sikapmu pun harus menggambarkan hal tersebut. Bagaimana mungkin pasanganmu akan percaya, jika sikapmu dalam menjalani hubungan saja terkadang masih seperti anak kecil. Banyak cemburu karena hal ini dan itu. Kamu sangat protektif hingga membatasi ruang gerak pasanganmu. Hingga sikapmu yang tak bisa tenang saat bertemu dengan teman ataupun keluarga pasangan.
Bukan tak kenghargai apa adanya kamu. Tapi bukankah setiap orang dalam sebuah hububgan harus berkorban. Salah satu ya yaitu menjaga sikap dan mengubah kebiasaan buruk menjadi lebih baik. Ya, kamu mungkin merasa harus dicintai apa adanya. Tak hanya tentang fisik tapi juga sikap dan perilaku. Tapi apakah kamu tak ingin memberikan yang terbaik untuk pasanganmu?
2. Kalian masih menganggap masa depan adalah sebuah candaan

Di setiap perjalanan hidup, manusia akan masuk di dalam ruang kedewasaan mereka. Dari sikap bahkan pola pikir dan perkataan. Harusnya semakin dewasa semakin jelas kemana kamu dan pasanganmu akan membawa hubungan yang ada. Akankah berlanjut atau hanya membuang waktu saja.
Sebenarnya kamu akan dengan mudah mengetahui bagaimana kamu dan pasanganmu sudah siap berkomitmen. Mulai dari pembicaraan kalian selama berkencan. Apakah kamu akan membicarakan masa depan kalian? Atau hanya diributkan dengan ke mana destinasi makan malam kalian besok.
3. Memupuk obsesi untuk memiliki

Mencintai bukan hanya obsesi untuk memiliki. Hingga melarang dia ini dan itu. Mengharuskan dia ini dan itu. Sampai melakukan banyak hal yang bahkan membuat pasanganmu menjadi jengah karena sikapmu yang berlebihan.
Layaknya anak remaja yang baru merasakan jatuh cinta. Kamu masih merasa hidupmu akan berakhir tanpanya. Sehingga sebisa mungkin kamu akan melakukan hal-hal yang membuatnya seolah dikekang olehmu. Tidak, jika kamu masih begitu, maka tanyakan kembali pada dirimu sendiri. Apakah benar kamu mencintainya? Atau hanya ingin memilikinya?
4. Kamu dan dia masih sulit untuk saling mengalah

Usia yang semakin dewasa harusnya membawamu ke dalam sikap yang mudah melunturkan ego. Kamu menjadi lebih mudah mengalah dan tak lagi memikirkan diri sendiri. Segala bentuk keinginan tak hanya tentang kamu, tapi kalian. Kamu dan pasangan akan sama-sama saling menghargai. Sehingga kamu dan dia tak ragu untuk berbagi cerita hingga meminta pendapat.
Berselisih itu wajar terjadi. Tapi tidak dengan berselisih tanpa ujung dan malah mengganggu hubungan kalian. Kamu dan dia wajar memiliki ego untuk memenangkan ego masing-masing. Tapi menjalin hubungan bukan sekedar mengungguli satu dan lainnya, tapi saling mendukung.
5. Bukannya saling mendukung, tapi persaingan yang tak sehat

Ini nih yang mungkin jarang terekspos tapi nyatanya banyak dialami. Siapa sangka saat sudah menjadi kekasih, kamu dan pasanganmu tak bisa bersaing. Beberapa malah terbiasa bersaing dalam banyak hal. Bisa jadi kamu dan pasangan yang awalnya teman sekolah kini menjadi sepasang kekasih yang tetap akan menjadi pesaing saat bersama.
Bersaing itu wajar, tapi harus dengan cara yang baik, cara yang sehat. Jika tidak maka kamu dan pasanganmu akan mempertaruhkan hubungan kalian. Kamu dan dia mungkin senang bersaing. Tapi ingat, hubungan kalian seharusnya juga saling mendukung.
Itu dia sejumlah tanda kalau hubunganmu belum sedewasa usiamu. Saatnya jujur pada diri sendiri, apakah kamu merasakan salah satunya?