5 Alasan Pasangan Menunda Punya Momongan, Bukan Gak Menginginkannya

Tak usah ditanya terus karena bisa bikin stres

Begitu menikah, sepasang suami istri biasanya langsung dihujani dengan sejumlah pertanyaan seputar momongan. Kapan punya anak? Rencananya ingin memiliki berapa anak? Sudah ada tanda-tanda kehamilan atau belum?

Pertanyaan-pertanyaan seperti di atas ternyata dapat membuat banyak pasutri merasa kurang nyaman bahkan tertekan secara psikis. Kalau mereka menjawab sengaja menunda punya momongan, bisa muncul pertanyaan-pertanyaan yang lebih tajam bahkan komentar yang menakut-nakuti. Seperti mereka seharusnya tidak menundanya atau nanti malah susah memiliki anak.

Sikap terlalu cawe-cawe tentang rumah tangga orang gak boleh kamu lakukan. Meski kamu sendiri memilih menyegerakan punya momongan, tidak ada keharusan untuk orang lain melakukannya juga. Lebih baik kamu memahami lima alasan berikut ini yang kerap membuat pasangan suami istri menunda memiliki momongan.

1. Usia masih di bawah 25 tahun

5 Alasan Pasangan Menunda Punya Momongan, Bukan Gak Menginginkannyailustrasi pasangan pengantin (pexels.com/Dewey gallery)

Usia kurang dari seperempat abad terbilang masih sangat muda. Sering kali di usia ini orang belum lama lulus kuliah, masih berganti-ganti pekerjaan, dan mengalami quarter life crisis. Kalau langsung ditambah dengan punya anak, mereka bisa kewalahan baik secara finansial maupun mental.

Mereka memang sudah siap untuk menikah, tetapi bukan berarti langsung siap pula buat menjadi orangtua yang baik. Ketidaksiapan ini tak dapat dipaksakan karena bisa berakibat buruk untuk rumah tangga mereka nantinya.

Jangan sampai kondisi psikis yang masih dipusingkan oleh masalah pekerjaan dan berbagai kegelisahan terkait masa depan, menjadi kian labil oleh kehadiran anak. Bisa-bisa mereka sering bertengkar dan anak malah tak mendapatkan kasih sayang yang semestinya.

Dengan menunda punya momongan, mereka dapat lebih santai serta menikmati masa muda dulu. Barangkali di usia 27 atau 28 tahun, keduanya mulai menginginkan kehadiran buah hati.

2. Ingin secara finansial lebih stabil dulu

5 Alasan Pasangan Menunda Punya Momongan, Bukan Gak Menginginkannyailustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Masalah dalam rumah tangga memang banyak berkaitan dengan uang. Meski masih berdua saja, suami istri sudah harus memikirkan uang sewa kontrakan, bayar listrik dan gas, biaya sosial di lingkungan tempat tinggal, dan sebagainya. Kalau fondasi finansialnya belum kuat, banyak pasangan yang belum siap untuk memiliki anak. 

Ada pula pasangan suami istri yang menetapkan target punya rumah dulu baru merencanakan kehamilan. Mereka merasa bakal lebih nyaman untuk membesarkan anak di rumah sendiri dibandingkan kos-kosan, kontrakan, atau rumah mertua.

Dengan berada di rumah sendiri, mereka dapat mengasuh anak sesuai cara yang diyakini terbaik dan tidak diintervensi oleh keluarga besar. Walaupun tak sedikit orang berkata, bahwa anak akan membawa rezeki masing-masing. Alhasil, orangtua tidak perlu khawatir, mereka lebih suka mengantisipasi hal-hal yang gak diinginkan.

Lebih baik saat ini mereka bekerja keras dulu guna memberikan kehidupan awal yang lebih nyaman untuk buah hati. Mereka tak ingin sampai tidak punya uang yang cukup ketika anak perlu susu, berobat, atau masuk sekolah.

Baca Juga: 5 Alasan Pria Menunda Punya Pasangan Sebelum Dirinya Mapan

3. Masih kuliah

5 Alasan Pasangan Menunda Punya Momongan, Bukan Gak Menginginkannyailustrasi mahasiswa di kelas (pexels.com/Yan Krukau)

Mahasiswa memang tidak dilarang menikah dan mempunyai anak. Baik di jenjang diploma maupun strata, mereka boleh sembari menjalankan peran sebagai orangtua. Namun, dalam praktiknya memiliki momongan saat salah satu atau keduanya masih menempuh studi tidaklah mudah.

Beban pikiran, fisik, serta keuangan mereka menjadi berlipat-lipat. Begitu banyak hal yang mesti mereka urus setiap harinya. Salah-salah ada urusan yang terbengkalai seperti kuliah tidak selesai atau anak terabaikan.

Gak mudah untuk menyeimbangkan banyak peran dalam waktu yang bersamaan. Mereka yang tak yakin bakal mampu melakoninya memilih buat menuntaskan dulu kuliahnya. Dengan begitu, mereka masih bisa fokus mengejar IPK tinggi dan lulus lebih cepat.

4. Penempatan kerja berpindah-pindah atau jalani LDM

5 Alasan Pasangan Menunda Punya Momongan, Bukan Gak Menginginkannyailustrasi panggilan video (pexels.com/RDNE Stock project)

Orang yang ditempatkan berpindah-pindah oleh kantornya bisa menjalani long distance marriage atau pasangan mengikutinya ke mana pun. Kalaupun mereka tidak tinggal terpisah, punya anak sekarang juga bisa terasa belum tepat. Pasalnya, repot kalau nanti mereka mesti pindah lagi padahal istri sedang hamil besar.

Lebih baik bila kepindahannya cuma dekat dan masih di daerah yang ramai. Jika dia dipindahkan sampai ke daerah yang fasilitas kesehatannya terbatas, tentu sulit untuk melakukan perjalanan, maupun penyesuaian diri di tempat yang baru.

Selagi masih ada harapan seseorang bakal menetap di suatu tempat dalam waktu yang tak terlalu lama lagi, ia dan pasangannya lebih suka menunggunya sebelum memiliki anak.

Suami istri yang tinggal berjauhan untuk bertemu saja jarang. Secara peluang, mereka menjadi lebih sulit memiliki momongan dalam waktu dekat, dibandingkan pasangan yang tinggal serumah.

Pun baik suami maupun istri kadang khawatir kalau-kalau persalinan terjadi, ketika mereka masih berjauhan. Kasihan istri yang gak mendapatkan perhatian penuh dari suami selama masa-masa kehamilannya.

Bila mereka dapat tinggal serumah setidaknya dalam setahun, ini akan menjadi saat paling tepat untuk mempunyai keturunan. Istri bakal lebih tenang dengan keberadaan suami di sisinya, terutama saat kehamilan pertama. Laki-laki pun akan merasa bangga berkesempatan menjadi suami siaga.

5. Masalah kesehatan

5 Alasan Pasangan Menunda Punya Momongan, Bukan Gak Menginginkannyailustrasi konsultasi dokter (pexels.com/MART PRODUCTION)

Masalah kesehatan yang mendorong suami istri untuk menunda punya buah hati gak cuma yang berhubungan langsung dengan kesuburan. Sakit apa pun bisa membuat orang merasa belum siap untuk memiliki anak dalam waktu dekat. Salah satu dari mereka masih harus menjalani pengobatan, perawatan, serta terapi yang intensif.

Pasangannya jelas wajib mendampinginya di samping juga bekerja. Secara finansial, banyak uang boleh jadi tersedot guna biaya rumah sakit, serta perawatan sehari-hari di rumah. Bukannya mereka tidak ingin menjadi orangtua, hanya saja untuk sekarang kesehatan mesti diprioritaskan.

Apalagi bila masalah kesehatan tersebut dapat sangat berpengaruh pada keselamatan janin atau ibu hamil. Tentu orang gak mau mengambil risiko yang terlalu tinggi. Mereka tidak cuma bisa menunda kehamilan, tapi dapat pula memutuskan untuk mengadopsi anak saja.

Dari seluruh uraian di atas, sekarang kamu tahu bahwa keputusan menunda punya anak bisa didasari oleh hal-hal yang amat sensitif. Maka tidak semestinya kamu terus mencecar orang lain seputar rencana memiliki keturunan. Jangan lagi berdalih itu bentuk perhatian, tapi lama-lama bikin orang lain tidak nyaman. 

Baca Juga: 5 Ide Kencan Malam Romantis untuk Pasangan Suami Istri

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya